Maumere, Ekorantt.com – Ribuan umat Katolik Keuskupan Maumere khusuk berdoa dalam pembukaan Tahun Yubileum 2025 pada Minggu, 29 Desember 2024. Prosesi perayaan dimulai dari Taman Doa Kristus Raja Maumere, sekitar 100-an meter dari Gereja Katedral Santo Yoseph Maumere.
Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu menjadi konselebran utama bersama puluhan imam berjalan di bawah rintik hujan diikuti para biarawati, anggota organisasi kerohanian, dan umat dari berbagai paroki menuju Gereja Katedral untuk merayakan misa kudus.
Meski cuaca hujan, umat antusias terlibat dalam setiap perayaan. Di dalam gereja penuh sesak oleh umat. Semua bangku terisi penuh bahkan ada yang rela berdiri selama hampir dua jam.
Mgr. Ewal, dalam sambutan setelah perayaan ekaristi mengatakan Tahun Yubileum 2025 mengusung tema Peziarah Pengharapan telah diawali dengan pembukaan Pintu Suci di Vatikan oleh Paus Fransiskus pada malam Natal 24 Desember 2024. Kegembiraan itu dilanjutkan dengan pembukaan Tahun Yubileum di tingkat keuskupan seluruh dunia pada Minggu, 29 Desember 2024 bertepatan Pesta Keluarga Kudus.
“Saya undang kita sekalian mengikuti Tahun Yubileum dengan penuh sukacita menerima sakramen tobat, berziarah ke tempat-tempat yang telah ditentukan oleh Keuskupan Maumere,” ajak Mgr. Ewal.
Dia melanjutkan, “saya mengajak pastor paroki untuk selalu berada di gereja demi mendengarkan pengakuan dosa umatnya dan membantu dengan penuh belas kasihan mereka yang ingin kembali ke pangkuan Bunda Gereja.”
Dia mengharapkan pastor paroki dan pastor rekan mengajak umat bersama-sama berziarah dengan penuh sukacita, mengedukasi generasi muda untuk peduli pada kepentingan dan kebaikan bersama. Mengajak mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja.
“Saya mengajak kita sekalian, para pastor paroki, pastor rekan, DPP untuk memberikan atensi yang cukup dan belas kasih untuk sesama saudara yang menerima sakramen-sakramen, tidak membebani mereka dengan berbagai hal yang membebani. Untuk tahun ini kita berjuang, berusaha untuk bersama mereka, seperti yang belum menerima sakramen pernikahan sekian lama. Mari kita bersama mereka dan untuk jangan dibebani dengan hal lain,” kata Mgr. Ewal.
Dia berharap semoga Tahun Yubileum menjadi tahun penuh sukacita bagi umat.
“Saya ajak pastor paroki, pastor rekan dan DPP untuk membicarakan dalam parokinya, sungguh pun ada sekian banyak pembangunan. Kita biarkan, tahun ini tahun kerahiman, tahun yubileum untuk mereka selesaikan sakramen yang belum diurus,” harap Mgr. Ewal lagi.
Bagaimana di Keuskupan Maumere?
Sekretaris Uskup Maumere, RD. Doni Migo menyampaikan panduan pelaksanaan Yubileum 2025 yang telah didistribusikan ke semua paroki di Keuskupan Maumere.
Yubileum, kata Romo Doni, berasal dari kata Yobel artinya trompet yang terbuat dari tanduk anak domba. Trompet digunakan sebagai penanda dimulainya Tahun Yubileum, tahun pembebasan dan tahun rahmat Tuhan.
Tema Yubileum 2025, yakni Peziarah Pengharapan ditandai dengan diterbitkan bula oleh Paus Fransiskus. Bula yang disebut ‘spesnonfundit’ artinya harapan yang tidak mengecewakan.
Tema ini kata Romo Doni, lahir dari keprihatinan Bapa Suci terhadap situasi dunia yang membutuhkan penyertaan Ilahi yakni kurang atau rapuhnya perdamaian di seluruh dunia, penurunan angka kelahiran yang mengkhawatirkan, harapan bagi para tahanan, orang sakit, orang muda, para migran, lansia yang ditinggalkan dan orang miskin yang kekurangan kebutuhan pokok.
“Bagaimana kita melaksanakan serta mengisi Tahun Yubileum sesuai arah dasar keuskupan yang digariskan dalam sinode kedua Keuskupan Maumere yakni Keuskupan Maumere yang beriman, sejahtera, solider, dan membebaskan dalam terang sabda Allah.”
Gerakan Tahun Yubileum 2025 di Keuskupan Maumere dibagi tiga. Pertama gerakan spiritual yakni berziarah. Keuskupan menentukan tiga gereja yakni di timur Gereja Paroki Kenaikan Kristus di Watubala, di barat Gereja Paroki Santa Maria Imakulata Lekebai dan di tengah Gereja Paroki Gereja Katedral St. Yoseph Maumere.
Tempat ziarah yang lain yakni Taman Doa Kristus Raja Maumere, Santuarium Fartima Lela, Gereja Tua Sikka Paroki St. Ignatius Loyola. Taman Doa Bunda Maria Segala Bangsa di Nilo, Gua Maria dari Nazareth Watusoki, Gua Maria Mageria, Gua Maria Watuwea, Gereja Keluarga Kudus Lei Palue dan Gua Maria Paroki Lei Palue serta doa khusus Tahun Yubileum yang disusun Paus Fransiskus.
Gerakan spiritual yakni rekonsiliasi penerima sakramen tobat di paroki. “Bapa uskup menghimbau agar pastor paroki menerimakan pengampunan dosa, terutama doa yang diservir kepada bapa uskup,” kata Romo Doni.
Pengakuan iman, lanjut Romo Doni, hendaknya umat secara utuh mengakui imannya dengan mengungkapkan doa Aku Percaya, teristimewa pengakuan iman kepada Allah Tritunggal Maha Kudus Bapa Putra dan Roh Kudus.
“Hendaknya kita memperhatikan kekhusyukan dalam berliturgi, sikap liturgi, sarana-sarana liturgi, nyanyian dan berbagai macam hal yang perlu diperhatikan dalam merayakan liturgi. Indulgensi sesuai dengan norma berlaku dalam gereja. Ini juga diperoleh melalui ziarah-ziarah yang kita lakukan.”
Gerakan animasi dan selebrasi. Setiap bulan akan ada tema Yubileum yang dirayakan. Pada bulan Februari, Yubileum untuk pemerintah daerah, ASN, polisi, TNI dan para petugas keamanan. Bulan Maret, Yubileum untuk ekologi, April untuk orang sakit, difabel dan lansia.
Bulan Mei untuk bidang pendidikan, anak-anak dan remaja. Bulan Juni untuk para imam. Bulan Juli untuk keluarga, narapidana dan orang muda.
Bulan Agustus untuk para migran dan buru. Bulan September untuk para seminaris, lembaga hidup bakti, ordo, dan kongregasi. Bulan Oktober untuk organisasi rohani. Sedangkan bulan November untuk katekis, koster dan orang muda. Sedangkan bulan Desember untuk persaudaraan dengan sesama yang beragama lain.
Pada 28 Desember 2025, Yubileum akan diakhiri untuk tingkat keuskupan dan 6 Januari 2026 penutupan Pintu Suci oleh Paus Fransiskus.
Makna Maskot Yubileum
Maskot Yubileum berbentuk boneka komik menandai keikutsertaan perdana Vatikan dalam pameran komik di Jepang yang memiliki warna kuning. Boneka komik dinamai Luce diciptakan oleh seorang seniman asal Italia bernama Simone Lenyo.
Simone terinspirasi dari tokoh Komik Jepang, Tokidoki. Luce berarti cahaya. Ini menggambarkan agar para peziarah menyadari cahaya Allah yang menerangi penziarahannya.
Luce mengenakan mantel kuning. Mantel yang siap menerjang badai. Warna kuning mewakili bendera Vatikan. Luve mengenakan Rosario. Di mana para peziarah wajib mendoakan Rosario, berjalan bersama Bunda untuk sampai kepada Kristus.
Luce menggunakan tongkat Kordone, tongkat yang digunakan para peziarah menyusuri badai. Tongkat sederhana dari kayu, mengenakan sepatu bot yang kotor menandakan dia nekat menerjang badai, segala macam tantangan dalam hidup. Lumpur dan kerikil yang menghalangi perjalanan. Luce memiliki teman Bernama Santino, Aura, dan Lupi.
Boneka yang berkarakter komik menandakan pertama kali Vatikan mengikuti pameran komik di Jepang.
Penulis: Eginius Moa