Bajawa, Ekorantt.com – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Bajawa, Kabupaten Ngada melakukan terobosan dengan memberikan akses pendidikan gratis bagi warga binaan. Melalui terobosan ini, warga binaan didorong untuk melanjutkan pendidikan di sekolah non formal baik paket A, B, maupun C.
Kepala Rutan Bajawa, Prianggoro Agung Wibowo mengatakan, akses pendidikan bagi warga binaan dijalankan dengan menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bravostar.
“Kami melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan non formal Bravostar,” ujar Prianggoro pekan lalu, sembari menambahkan bahwa 11 warga binaan sedang mengikuti sekolah paket secara gratis.
Menurutnya, setiap warga binaan di Indonesia mempunyai hak yang sama seperti masyarakat lain untuk mendapatkan layanan pendidikan. Pendidikan itu “nomor satu bagi warga binaan.”
“Walaupun mereka berada di dalam (tahanan) tapi mereka memiliki hak pendidikan yang sama dengan mereka yang berada di luar,” tegasnya.
Bagi warga binaan yang ingin menempuh pendidikan tinggi, kata dia, bisa mengakses pendidikan di Universitas Terbuka (UT).
“Saat ini ada satu warga binaan kita yang mau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan sudah kita bicarakan dengan keluarga,” ujarnya.
Salah satu warga binaan, UW berterima kasih atas kebijakan Rutan Bajawa yang memberi ruang kepada warga binaan mendapatkan layanan pendidikan.
“Kami sangat bersyukur meskipun di sini kami bisa melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Ia berkomitmen akan mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk membantu masyarakat jika sudah bebas dari tahanan.
Direktur PKBM Bravostar, Benediktus Lagho mengatakan, pihaknya bekerja sama Rutan Bajawa
Menurut dia, kerja sama dengan Rutan Bajawa sudah dimulai sejak 2018. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar dilakukan lewat tatap muka di Rutan Bajawa pada minggu keempat dalam bulan.
Pemberian akses pendidikan bagi warga binaan, jelas Benediktus, sejalan dengan semangat PKBM Bravostar yakni melayani tidak terjangkau dan menjangkau yang tidak terlayani.
“Biasanya sebelum proses tatap muka dimulai dengan doa dan siraman rohani bagi warga binaan oleh tutor atau guru agama,” tutupnya.