Maumere, Ekorantt.com – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka Even Edomeko mengatakan untuk memajukan sektor pariwisata membutuhkan kerja sama lintas sektor.
Tahun 2024, terdapat 126 titik objek wisata di Kabupaten Sikka dengan rincian sebanyak enam objek wisata buatan, 47 objek wisata budaya, dan 73 objek wisata alam.
Dengan banyaknya titik objek wisata tersebut, Even mengharapkan kerja sama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di satu sisi, dan membangun pariwisata di sisi lain.
“Dalam teori pembangunan pariwasata dikenal pentaheliks yakni ada pers, dunia usaha, dunia pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Mari kita kolaborasi,” ujarnya kepada Ekora NTT pada 14 Januari 2025.
Terlebih lagi, pasca-letusan gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, terhitung sejak 16 Juli hingga 16 Desember 2024, pariwisata di Sikka anjlok karena Bandara Frans Seda Maumere tidak dapat beroperasi.
“Kunjungan wisatawan turun di bawah 50 persen, memang tidak sampai nol persen karena masih ada wisatawan yang gunakan jalur darat dan laut,” kata Even.
Akibatnya, kata dia, pengusaha penginapan dan hotel kehilangan pemasukan dan pendapatan daerah dari pajak yang berasal dari sektor pariwisata ikut menurun.
“Setelah bandara dibuka, tren kita langsung naik. Buktinya saat pembukaan bandara, pantauan tim kami, langsung ada wisatawan yang masuk,” ujarnya.
Menurut Even, indikator keberhasilan di sektor pariwisata ditentukan oleh tiga hal yakni banyaknya kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan, dan tingkat belanja wisatawan.
Di sisi lain, jelas Even tren kunjungan wisatawan di Sikka berdasarkan data jumlah kunjungan dari penyelenggara hotel, mengalami penurunan selama periode 2019-2024, dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada 2019-2020.
“Tahun 2020-2021 menurun karena covid. Pasca-covid, tren kita mulai naik. Tetapi bersamaan dengan naiknya tren itu, ada pertumbuhan Labuan Bajo menjadi destinasi super premium. Itu menjadi halangan bagi daerah lain, termasuk Kabupaten sikka untuk maju lebih hebat,” jelasnya.