Kupang, Ekorantt.com – Gubernur dan wakil gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma (Melki-Johni) akan serius mengembangkan program hilirisasi produk non-tambang, sebagai pembangkit ekonomi kerakyatan dan penopang industri pariwisata yang terus menggeliat di NTT.
Program ini, menurut Melki, sebagai wujud nyata janji kampanye Melki-Johni saat proses pilgub kali lalu. Program ‘satu desa, satu produk unggulan’ dikembangkan Melki-Johni ke depan untuk hilirisasi produk non-tambang.
Melalui program ini diharapkan akan tercipta lapangan pekerjaan baru serta meningkatkan daya saing produk lokal, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Provinsi NTT.
Dengan slogan ‘Ayo Bangun NTT’, salah satu program unggulan paket Melki-Johni adalah membangun satu desa, satu produk.
“Dengan fokus pada satu produk khas per desa, potensi ini dapat dimaksimalkan, baik untuk kebutuhan lokal maupun pasar domestik dan internasional,” kata Melki saat syukuran tahun baru bersama alumni Seminari Pius XII Kisol (Sanpio) Kupang dengan Gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena di Biara Claret, Kupang, Sabtu, 18 Januari 2025.
Program ‘satu desa, satu produk unggulan’, kata politisi Golkar itu, memberikan peluang lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat desa, dan mengurangi angka kemiskinan.
“Misalnya, desa yang menghasilkan tenun ikat, madu hutan, atau hasil laut dapat mengakses pasar lebih luas melalui program ini,” jelas Melki.
Selain itu, kata dia, program ini mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa. Hal ini dengan memberikan pelatihan, akses ke teknologi, dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk.
“Hal ini memperkuat basis ekonomi masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal,” ungkapnya.
Melki menambahkan, produk-produk unik dari setiap desa dapat menjadi daya tarik investasi dan pariwisata.
Dengan desa memiliki produk unggulan yang dikelola secara mandiri, Melki meyakini ketahanan ekonomi lokal akan meningkat.
“Desa tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi mampu menghasilkan pendapatan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam era digital, lanjut dia, produk unggulan desa dapat dipromosikan melalui platform e-commerce, media sosial, atau marketplace.
Program ini dapat menjadi jalan bagi desa-desa di NTT untuk terhubung dengan pasar global, meningkatkan aksesibilitas produk mereka.
“Kami akan memulai dari 22 kabupaten/kota dengan masing-masing dua desa sebagai projek percontohan,” ujar Melki, saat perayaan Natal Oikumene bersama tenaga pendamping profesional NTT di Aula El Tari Kupang, Jumat, 17 Januari 2025.
Ia mengatakan, setiap desa akan menerima anggaran Rp500 juta dari Pemerintah Provinsi NTT yang bersumber dari APBD I dan APBN untuk mengembangkan produk unggulan.
Melki menegaskan, program ini merupakan bagian dari strategi kolaborasi dengan pemerintah pusat, termasuk dukungan dari berbagai kementerian seperti Kementerian Desa, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan Tinggi.
Melki juga mendorong pendamping desa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk terlibat aktif dalam pengembangan unit usaha desa yang sah dan halal.
Anggota DPRD Provinsi NTT, Bonifasius Burhanus mengaku sejauh ini program ‘satu desa, satu produk unggulan’ belum dibahas di lembaga DPRD NTT.
Meski belum dibahas, Boni sangat mendukung program tersebut. Namun demikian, dalam pelaksanaannya nanti harus melalui kajian yang matang. Termasuk kajian sumber daya dari setiap desa yang bakal dijadikan sebagai pilot project program ‘satu desa, satu produk unggulan’.
“Karena jujur saja, hampir setiap desa kadang susah untuk menentukan dia punya produk unggulan, karena tidak ada kekhasan tersendiri,” ujar Boni ketika dihubungi Ekora NTT pada Minggu, 19 Januari 2025 malam.
Politisi Gerindra itu menambahkan, bila ke depan setiap kecamatan atau kabupaten ada dua desa untuk uji coba program, maka mesti hati-hati dalam penentuan “mana yang paling cocok.” Penentuan desa ini tentu saja harus melalui analisis dan kajian yang objektif sesuai dengan keunggulan masing-masing desa.
“Ya, kita pasti dukung lah. Bagaimana pun yang namanya program untuk mendukung programnya pak Presiden Prabowo Subianto ya pasti kita mendukung,” ujar Boni.