Maumere, Ekorantt.com – Kepala Dinas Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sikka, Yosef Benyamin mengatakan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir di Pasar Alok meningkat sejak diterapkan sistem pengelolaan parkir berbasis e-parking.
Yosef mengatakan, dalam pengelolaan sistem parkir tersebut, pemerintah sedang bekerja sama dengan pihak ketiga, PT Globalindo yang dimulai sejak 2021 dan akan berakhir pada 2026.
Penerapan sistem e-parking berjalan, kata dia, karena saat diberlakukan sistem manual “terdapat kebocoran anggaran yang besar yang dilakukan pengelola parkir serta adanya masyarakat yang tidak mau membayar retribusi parkir.”
“Sistem parkir elektronik tersebut diterapkan guna meningkatkan pendapatan daerah,” jelas Yosef saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 4 Februari 2025.
Kata Yosef, terdapat perbedaan yang sangat jauh ketika parkir dikelola oleh pemerintah sendiri melalui pengelola Pasar Alok.
“Dulu (sebelum e-parking) kuat kita dapat 150 ribu rupiah per hari. Itu satu bulan hanya Rp4 juta lebih,” katanya.
Yosef menambahkan, dari pendapatan yang kecil itu, pemerintah mesti menggaji para pegawai pengelola pasar seturut UMR.
“Kita (pemerintah) rugi,” tegas dia.
Menurutnya, seharusnya pendapatan dari retribusi parkir bisa sangat besar, tetapi “kebocoran tinggi,” bahkan petugas parkir mengantongi uang yang lebih besar ketimbang yang disetor karena pengguna pasar tidak mengambil karcis dan petugas parkir yang sengaja tidak memberikan uang parkir.
“Dengan sistem e-parking, kita terima bersih Rp45 juta per bulan saat masih tarif Rp1000. Sekarang ini Rp90 juta per bulan,” jelasnya.
Pemerintah dan pihak ketiga, menurutnya, telah bersepakat untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor retribusi parkir serta menata parkir dalam pasar.
Dari sektor pasar, yakni tiga pasar kelas A dan sembilan desa di Kabupaten Sikka, kata dia, target PAD untuk tahun 2025 sebesar Rp2,8 miliar.
“Dari retribusi parkir Pasar Alok saja, kita sudah bisa dapat Rp1 miliar lebih. Karena hitungannya satu bulan 90 juta.”
“Potensi kita di pasar kalau dikelola secara baik, kurang lebih Rp3,5 miliar,” pungkasnya.