Ende, Ekorantt.com – Ratusan ekor babi di Desa Tendaondo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, dilaporkan mati akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) sejak awal Maret 2025.
Warga setempat mengungkapkan, sekitar 100 ekor babi telah mati, dan mereka mengalami kerugian ekonomi yang sangat besar.
Elias, salah seorang warga Koporombo, Desa Tendaondo mengatakan, wabah ASF sangat merugikan perekonomian mereka. Sebab babi merupakan salah satu sumber pendapatan utama dan bagian dari budaya masyarakat.
“Jujur saja Tendaondo ini ambruk ratusan juta,” kata Elias dalam acara Reses II Anggota DPRD Kabupaten Ende, Anselmus Kaise, Jumat, 7 Maret 2025.
Menurut Elias, babi yang terinfeksi ASF menunjukkan gejala awal berupa demam dan menurunnya nafsu makan sebelum akhirnya mati.
Ia berharap agar pihak berwenang, terutama Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, segera turun tangan untuk menangani masalah ini.
Menanggapi keluhan tersebut, Anselmus Kaise, anggota DPRD Kabupaten Ende dari Fraksi PSI mengatakan, wabah ASF kini telah menyerang lebih dari 800 ekor babi di wilayah Kabupaten Ende.
Ia pun mendesak Dinas Pertanian dan Peternakan untuk segera melakukan penanganan serius agar penyebaran virus ini dapat dihentikan, mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat.
“Tidak ada alasan untuk menunda penanganan, karena wabah ini sangat berbahaya bagi sektor perekonomian masyarakat,” tegas Anselmus.
Anselmus mengimbau agar warga Desa Tendaondo tidak membuang bangkai babi yang mati di sembarang tempat, melainkan menguburnya agar virus tidak menyebar lebih luas.
Ia juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika ada babi yang menunjukkan gejala terinfeksi ASF, agar dapat segera diambil tindakan oleh pihak berwenang.