Mbay, Ekorantt.com – Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do memberi jaminan terhadap warga terdampak pembangunan Waduk Lambo-Mbay yang sentralnya terletak di Desa Labolewa-Kecamatan Aesesa, Desa Ulupulu di Kecamatan Nangaroro dan Desa Rendubutowe di Kecamatan Aesesa Selatan.
Terhadap warga yang belum puas dengan nilai ganti rugi dan atau warga yang ingin mencari keadilan soal lokasi pembangunan Waduk Lambo, pemerintah menyiapkan salurannya.
“Kepada masyarakat yang masih merasa tidak puas, masih mencari keadilan kami sampaikan pemerintah menyiapkan salurannya melalui lembaga pengadilan. Silahkan diadukan ke sana (pengadilan) dengan tidak menghalangi pembangunan,” ujar Bupati Don dalam jumpa pers, Jumat (17/12/2021) di ruang VIP Kantor Bupati Nagekeo.
Bupati Don menyampaikan proyek stretegis nasional itu saat ini sedang berjalan. Begitupula proses pembayaran ganti rugi terhadap warga yang terdampak sedang dilakukan.
“Penentuan lokasi itu kewenangan tim teknis yang punya keahlian, yang lebih berkompeten menentukan lokasi. Letaknya dimana, itu sudah secara teknis. Dan Pak Gubernur sudah menetapkan lokasi dan kemudian melakukan proses tender. Dan ini sudah berjalan,” kata Bupati Don.
“Yang masih mempersoalkan tentang lokasi, itu urusan teknis dan saya sampaikan bahwa ini sudah selesai,” ucap dia.
Ia menambahkan proyek waduk ketujuh di NTT ini ialah bentuk perhatian Presiden Jokowi kepada masyarakat Nagekeo yang sedianya untuk memenuhi kebutuhan mendasar bagi warga.
Untuk itu, Bupati kembali meminta dukungan masyarakat Kabupaten Nagekeo agar proses pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat berjalan sesuai waktu yang ditentukan.
“Saat ini sedang pengukuran final untuk konstruksi bantalan dan saluran. Identifikasi lahan sudah dilakukan secara terbuka, kepada pihak yang merasa dirugikan bahwa kami tegaskan pembangunan waduk bukan hanya untuk kepentingan umum tetapi untuk dirinya sendiri (warga terdampak) juga akan merasakan dampak pada waktunya,” katanya.
Untuk diketahui, proyek multi years (2021-2024) itu masih mendapatkan penolakan oleh warga terdampak yang mayoritas di wilayah Desa Rendubutowe, Aesesa Selatan.
Mereka menolak penentuan lokasi yang ditentukan oleh pemerintah di Lowose. Warga kemudian mengusulkan agar pembangunan waduk dilakukan di Malawaka dan Lowopebhu.
Namun, pemerintah tetap mendorong agar proses pembangunan waduk dilaksanakan pada tempat yang ditentukan yang sudah memenuhi syarat dari sisi teknis.
Pemerintah merencanakan pembangunan Waduk Lambo-Mbay berkapasitas 24,91 juta meter kubik yang dapat mengairi lahan seluas 5.206 hektar akan rampung 2024 mendatang.
Pembangunan Waduk Lambo yang memerlukan dana hingga Rp 968,3 miliar (data Bisnis.com) itu dapat menyediakan pasokan air baku sebesar 0,54 meter kubik per detik.
Ian Bala