Ende, Ekorantt.com – Memasuki hari keenam sejak Minggu, 9 Maret 2025, ruas jalan provinsi lintas Utara Flores putus total di Dusun Lokalande, Desa Tou, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende.
Akibat putusnya jalan tersebut, hanya sepeda motor yang dapat melintas, itu pun harus digotong.
Sementara itu, semua jenis kendaraan roda empat terpaksa beralih ke jalur selatan melalui jalan nasional Pulau Flores.
Putusnya jalan ini disebabkan oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu hingga Minggu lalu, mengakibatkan banjir yang menggerus sisi dan badan jalan.
Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang dengan kedalaman 3,5 meter dan lebar 15 meter.
Camat Kota Baru, Agustinus M. Sangu, menjelaskan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Ende.
Menurutnya, Kadis PU Kabupaten Ende menyatakan penanganan segera sudah dikoordinasikan dengan Dinas PU Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya sudah laporkan kepada Kepala Dinas PU Kabupaten Ende. Jawaban pak Kadis bahwa sudah dikoordinasi dengan Dinas PU Provinsi NTT untuk penanganan segera,” kata Agus kepada Ekora NTT, Jumat, 14 Maret 2025.
Warga Kota Baru sangat merasakan dampak dari kerusakan jalan tersebut. Bagi mereka yang hendak menuju Ende, terpaksa menunggu di sisi jalan yang putus.
Sementara itu, angkutan antar-kota dalam provinsi (AKDP) dan mobil travel beralih melintas melalui jalur selatan di jalan nasional lintas Flores.
Agustinus berharap agar Dinas PU Provinsi NTT segera melakukan perbaikan pada ruas jalan yang putus itu, karena tidak ada jalur alternatif yang dapat dilalui kendaraan.
Kepala Dinas PU NTT, Beny Nahak, mengonfirmasi kerusakan jalan provinsi pada segmen Koro (perbatasan Kabupaten Sikka)-Kota Baru di Kampung Lokalande.
Beny menyatakan, kerusakan tersebut menjadi prioritas pekerjaan pada tahun 2025 setelah pagu efisiensi tersedia.
“(Kerusakan) ini menjadi perhatian kami ke depan,” kata Beny melalui pesan WhatsApp kepada Ekora NTT, Jumat sore.
Salah satu pengemudi angkutan AKDP, Kristoforus, yang melayani trayek Mbay-Maumere, mengaku mengalami kesulitan akibat kerusakan jalan lintas utara Flores.
Sejak hari Minggu, Kristoforus terpaksa mengalihkan rutenya melalui jalur selatan Trans Flores, yakni dari Mbay-Agela-Nangaro-Ende hingga Maumere.
Ruas selatan yang melintasi jalan aspal mulus sepanjang sekitar 240 kilometer ini memerlukan waktu tempuh yang hampir sama, yaitu enam hingga tujuh jam, meskipun jarak yang ditempuh lebih panjang dibandingkan jalur utara yang hanya sekitar 198,12 kilometer.
Jalur utara justru banyak mengalami kerusakan, bahkan ada beberapa segmen jalan yang tidak beraspal hingga jembatan ambruk.
Akibat alih jalur tersebut, Kristoforus mengungkapkan bahwa ongkos angkutan AKDP dari Maumere-Mbay yang semula Rp100.000 per penumpang naik 50 persen menjadi Rp150.000 per penumpang.
Sementara itu, harga angkutan minibus (travel jenis APV) juga naik dari Rp150.000 per orang menjadi Rp200.000 per orang.
Menurut data dari Dinas PU NTT, jalan provinsi lintas utara Flores meliputi 12 ruas jalan sepanjang 373,40 kilometer, yang menghubungkan wilayah Flores Timur hingga Manggarai.
Penulis: Eginius Moa