Saveriana Dua Sinta Ajak Warga Bergabung Bersama Kopdit Pintu Air

Maumere, Ekorantt.com – Ada bersama anggota dalam setiap rapat bulanan adalah cara terbaik KSP Kopdit Pintu Air memberikan laporan perkembangan perjalanan lembaga dan juga saling berbagi tentang sukacita hidup berkoperasi kredit. Rapat bulanan juga menjadi ajang untuk menarik para calon anggota untuk datang dan mengetahui lebih baik tentang sepak terjang KSP Kopdit Pintu Air.

Saveriana Dua Sinta selaku Wakil Ketua Komite KCP Magepanda mengemukakan pihaknya setia menjalankan amanat lembaga untuk terus hadir bersama anggota dan juga calon anggota pada setiap rapat bulanan.

“Saya dan teman-teman KCP Magepanda turun ke kelompok-kelompok kecil warga dan kami sosialisasikan tentang Pintu Air. Respons anggota sangat bagus. Para calon anggota juga antusias. Tidak janji tapi rapat bulanan itu manjur sekali untuk menarik para calon anggota,” ujar Sinta usaia rapat bulanan di Welasegu, Desa Done, Minggu (18/9/2022).

Satu budaya kerja yang menurutnya membuat KSP Kopdit Pintu Air menjadi besar adalah semangat pelayanan yang membuat anggota merasa nyaman.

“Bisa jadi karena di Pintu Air kami mengawali kerja dengan doa dan pembacaan pakta integritas KSP Kopdit Pintu Air. Bagi saya secara pribadi itu yang paling berkesan,” ujar Sinta lagi.

Sinta mengaku budaya kerja yang didasari hdup doa dan semangat pelayanan yang teguh membuatnya percaya diri mengajak warga untuk bergabung bersama KSP Kopdit Pintu Air.

Menurutnya, KSP Kopdit Pintu Air punya keistimewaan yang melekat di hati para anggota.

Ketua Kelompok Magepanda, Fransiska Muke menambahkan kehadiran KSP Kopdit Pintu Air sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani di wilayah itu.

“Sepengetahuan saya sebagai ketua kelompok Pintu Air sangat membantu kami karena model pendekatan pelayanan yang khas sekali. Anggota merasa nyaman dan bangga bersama Pintu Air,” ucap Fransiska.

Fransiska pun bertekad untuk terus memperkenalkan KSP Kopdit Pintu Air dan mengajak warga yang belum bergabung untuk menjadi anggota KSP Kopdit Pintu Air.

Resmikan UPT Puskesmas Paga, Bupati Robi: Jangan Ada yang Masuk Penjara

0

Maumere, Ekorantt.com – Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo atau yang akrab disapa Robi Idong meresmikan gedung baru Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Paga, Jumat (16/9/2022).

Pada kesempatan itu, ia berharap, setelah Puskesmas Paga diresmikan, pihaknya tidak menginginkan ada yang masuk penjara.

“Saya senang karena tadi dalam laporan Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan, sampai saat ini belum dilakukan pembayaran untuk termin terakhir. Nanti sampai semuanya diperiksa secara detail baru dibayar sehingga tidak terjadi adanya kerugian terhadap negara dan masyarakat,” ujarnya.

Robi Idong bilang, sebelum dibayar terlebih dahulu dilakukan proses review sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sikka dengan Kejaksaan Negeri Maumere untuk melakukan pendampingan.

“Nanti review bersama-sama dengan Kejaksaan. Kalau ada pekerjaan yang masih kurang itu diselesaikan,” ujarnya.

Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Donatus David juga mengingatkan kontraktor agar melaksanakan tugas dengan baik dan tidak meninggalkan hal-hal buruk.

Hal tersebut ditegaskannya lantaran pada 2021, setelah Puskesmas Bola diresmikan, ada tukang yang datang mengadu ke DPR karena upah belum dibayar oleh kontraktor.

“Saya berharap kondisi yang terjadi di Puskesmas Bola, hari ini saya dengan Bupati resmikan besoknya ada tukang datang mengadu ke DPR karena upah para tukang sebesar 500 juta belum dibayar oleh kontraktor,” ungkapnya.

Lanjut David, Robi Idong dan Romanus Woga juga membuat jadi nyata visi dan misi yang tertuang dalam RPJMDes tahun 2018-2023 yaitu pemenuhan hak-hak dasar termasuk pelayanan di bidang kesehatan.

Manurutnya, menjadi kewajiban pemerintah menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung termasuk Puskesmas Paga.

“Kehadiran Puskesmas Paga ini tidak hanya sekedar untuk memperindah wajah di wilayah Kecamatan Paga. Tetapi saya berharap harus didukung dengan kinerja kerja yang baik oleh para tenaga kesehatan di sini, di bawah kendali Pa Kapus,” ujarnya.

Dana Alokasi Khusus

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, dalam laporan menyampaikan, pembangunan gedung baru Puskesmas Paga bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021 sebesar 6.766.121 rupiah.

“Sebagai informasi, sampai hari ini kita resmikan, pencairan termin terakhir belum saya cairkan karena menunggu perhitungan dari Inspektorat. Kita kembalikan sesuai dengan perhitungan Inspektorat,” jelasnya.

Herlemus menambahkan, pembangunan Puskesmas Paga mendapatkan tambahan satu unit sumur bor yang bersumber dari DAK untuk melengkapi pelayanan di Puskesmas Paga.

SMAK Syuradikara Raih Juara I CCK XI se-NTT di Kupang

0

Kupang, Ekorantt.com – SMAK Syuradikara Ende berhasil menjadi Juara 1 Cerdas Cermat Kimia (CCK) XI se-NTT 2022 di Kupang.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia Undana, SMAK Syuradikara Ende berhasil mengalahkan tiga tim lainnya di babak final.

Tiga tim tersebut adalah SMAN 1 Adonara Timur yang menjadi Juara 2, SMAK Giovani Kupang Tim A yang menjadi Juara 3 dan SMA Katolik Frateran Ndao Tim A menjadi Juara 4.

Kegiatan ini berlangsung di Aula FKIP Undana Kupang pada Sabtu (17/9/2022) yang juga dihadiri mahasiswa, dosen, Alumni Pendidikan Kimia Undana Kupang dan guru pendamping peserta lomba CCK XI dan para penonton yang menjadi suporter setiap tim.

Selain itu perwakilan dari Ormawa Kampus Undana Kupang juga turut memeriahkan kegiatan tersebut dengan berpartisipasi secara langsung.

Setelah memastikan diri menjadi juara, Pras salah satu peserta dari SMAK Syuradikara sekaligus ketua tim yang meraih Juara 1 mengungkapkan, kunci kemenangan mereka adalah memanfaatkan waktu belajar dengan baik.

”Belajar jangan hanya tunggu dari guru saja. Tapi luangkan waktu di luar sekolah. Manfaatkan dengan baik karena menjadi juara itu tidak instan, harus bertahap,” ungkap Pras.

Pras juga menyampaikan bahwa pada babak final, yang menjadi sangat penting adalah mental dan permainan taktik serta logika.

”Pada babak semifinal dan final ini mirip tetapi mental kita ketika di depan beda dengan saat online dari babak seleksi sampai babak 16 besar. Itu sangat beda jauh. Jadi babak final itu lebih spesifik bermain taktik dan logika,” lanjut Pras.

Senada dengan yang diungkapkan dengan anak bimbingannya, Stephanie B. Valeria, pembimbing dari SMAK Syuradikara Ende mengungkapkan, kunci kemenangan ada dalam persiapan sebelum lomba.

“Jadi ada 2 orang yang sudah dipersiapkan sejak kelas 1. Sedangkan yang lain itu, sejak surat masuk ke sekolah, itu kami sudah mulai persiapan sedikit-sedikit, tidak rutin. Tapi sejak awal kegiatan, sebelum mulai babak seleksi kami sudah persiapan,” ungkapnya sembari mengapresiasi kegiatan CCK XI se-NTT.

”Untuk kegiatan ini sangat luar biasa. Dengan adanya kegiatan ini sudah sangat luar biasa ditambah lagi kami yang masuk 8 besar ini hanya menyediakan akomodasi perjalanan tetapi mulai dari makan minum, perjalanan dari Tenau ke Hotel segalanya sudah disiapkan oleh mahasiswa, itu sangat luar biasa, sangat saya apresiasi,” sambungnya.

Dengan keberhasilan ini, SMAK Syuradikara Ende menjadi Juara 1 dan mendapatkan Piala Bergilir CCK XI se-NTT.

Air Mata Gadis Belia

0

Oleh: Avent Saur, SVD*

Suatu hari jelang sore. Awal September 2022. Relawan KKI menghampiri rumah seorang Ibu penderita gangguan jiwa di sebuah kampung yang masuk wilayah Kabupaten Belu, Pulau Timor. Di rumah itu, Sang Ibu ditemani dua anaknya yang masih gadis belia.

Saya menyaksikan dua gadis belia yang sangat sederhana itu membersitkan dua ekspresi wajah yang sangat berbeda. Si kakak tersenyum, si adik muram.

“Ayah di mana?” “Di kebun,” jawab mereka.

“Ya lain lagi?” “Kami anak berdua saja,” lanjut mereka.

Mata kami semua tertuju pada Sang Ibu yang berbicara tak karuan. Sangat kacau. Nada suaranya cukup tinggi. Sangat nyaring.

Saya sesegera mungkin merengkuhnya. Memeluknya erat-erat. Sang Ibu juga memeluk saya, tak kalah erat.

“Ibu baik-baik saja?” “Ya saya baik-baik saja,” katanya.

“Tapi tidur malam kurang aman?” “Ya betul,” tukasnya. “Saya merasa terganggu sekali,” lanjutnya.

“Kamu mau jemput saya?” lanjutnya lagi. “Betul,” jawab saya. “Sebentar kita segera pergi,” lanjut saya meyakinkan.

“Ya, kapal sudah tunggu. Kita jalan sudah,” sambungnya.

Saya melanjutkan, “Ibu tidur kurang aman. Harus minum vitamin.” “Ya saya harus minum vitamin. Mana vitamin?” sambutnya.

Usai minum vitamin, kepadanya, relawan berikan sebuah roti. Ia menghabisinya dengan sangat cepat. “Rupanya ia ingin hidup seribu tahun lagi,” begitu saya membatin spontan ingat akan kata-kata Chairil Anwar.

***

Saya dan Sang Ibu duduk berdampingan. Dan sambil memulai dialog dengan si kakak, tangan kiri saya terus memeluk dan menepuk-tepuk pundak Sang Ibu sekadar membuat ia sedikit lebih tenang dan teduh.

Terhadap setiap pertanyaan yang saya ajukan kepada si kakak, ia menjawabnya dengan lancar. Namun matanya berbinarkan air. Ia tampak tegar. Ia berjuang untuk menahan air mata agar tidak membasahi lesungan pipinya.

Jawaban-jawabannya mengandung daya. Jawaban-jawaban itu lahir dari rasa yang perih dan akal yang buntu yang ia gumuli semenjak Sang Ibu didera derita gangguan jiwa pada 2019 silam.

Sebagai anak-anak yang baru menginjak masa remaja dan dewasa awal, hidup bersama Sang Ibu dengan sakit yang tak masuk pada akal dan tak kunjung usai, adalah sebuah keadaan yang sangat mereka tidak harapkan. Namun toh mereka harus hadapi semuanya itu.

Rasanya keadaan Sang Ibu menyebabkan mereka melewati malam selalu tak nyaman. Keadaan Sang Ibu menyebabkan mereka kurang bergaul dengan teman-teman sebaya. Atau pun di lingkungan sekolah, mereka kurang ceria sebagaimana anak-anak seusia.

“Kalau ingin menangis, silakan,” tutur saya mengizinkan. Si kakak menggelengkan kepala, pertanda air mata sangat berharga, tak sembarang dibiarkan menetes. Namun apa hendak dikata, bersamaan dengan gelengan kepala, matanya memejam, dan air mata pun jatuh.

Kami diam seribu bahasa. Hening. Ya kecuali Sang Ibu yang terus mengajak saya untuk segera beranjak dari rumah, entah ke mana pun ia kehendaki.

Tangan kiri saya yang terus menepuk lembut pada pundaknya setidaknya menandakan bahwa beranjak pergi dari rumah adalah bukan sebuah solusi untuk menghentikan air mata si kakak. Si adik yang berdiri terpaku di sudut ruang tamu itu tampak menunduk muram. Pilu, perih, dan letih.

***

Tak begitu lama kami berada bersama mereka di rumah sederhana itu. Setelah memberikan satu dua materi kesehatan jiwa dan meneguhkan mereka untuk terus berjuang dan melangkah maju, kami pun harus pamit lantaran harus menghampiri rumah lain yang di dalamnya ada juga penderita gangguan jiwa.

Saat berpamitan itulah, dua gadis belia itu menghampiri saya dan memeluk erat-erat, seakan-akan tak mengizinkan kami relawan untuk meninggalkan mereka. Sore itu, bersama terbenamnya mentari di ufuk barat, kakak beradik itu menumpahkan air mata yang mereka tahan selama perjuampaan penuh kekeluargaan dan solidaritas itu.

“Kalian berdua masih sangat muda belia. Masa depan kalian masih sangat panjang.” Mereka mengangguk sambil tak henti-hentinya mengelap air mata yang membasahi pipi dengan tangan hampa.

Saya melanjutkan, “tetaplah tatap masa depan kalian. Raihlah itu. Kalau merasa canggung dalam bergaul dengan tetangga, janganlah tenggelam dalam kecanggungan. Kalau merasa minder berada di tengah kawan-kawan sebaya, segeralah beranjak dari perasaan itu. Sebab kalian mempunyai hak untuk menari-nari bahagia di atas panggung dunia yang mahaluas ini.”

Dengan suara lembut, si kakak merespons, “sudah berkali-kali kami membawa Ibu ke dukun dan pendoa. Sudah lelah. Ia tak kunjung pulih.”

“Kalian sama sekali tidak dilarang untuk lelah. Sebab perjuangan apa pun tentu ada lelahnya. Namun segeralah bangkit. Ibu akan segera pulih. Tentu membutuhkan waktu yang cukup. Sebab Ibu sudah tiga tahun menjalani sakit tanpa pertolongan yang tepat. Sebagaimana kalian mengharapkan Ibu lekas pulih, demikianlah juga Ibu. Ia merindukan anak-anaknya menjalani hidup dengan bahagia dan penuh semangat.”

***

Sebagai gadis-gadis belia yang masih berproses mencari jati diri, wawasan mereka tentang hidup dan persoalannya tentu belumlah memadai, termasuk dalam menghadapi penderitaan yang Ibu mereka alami.

Namun satu hal yang pasti pada diri mereka bahwa penderitaan Sang Ibu adalah penderita mereka jua. Kepulihan Sang Ibu dari derita adalah juga kepulihan semangat mereka dalam melanjutkan ziarah hidup yang masih panjang.

“Kita berdoa setekun-tekunnya buat kepulihan Ibu ya,” tutur saya menutup perjumpaan sore itu.*

*Pendiri Relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT

Cerita Nenek di Ngada, Pernah Ikut Pelatihan Menenun di Thailand hingga Karyanya Dipakai Jokowi

0

Bajawa, Ekorantt.com – Monika Ngadha menampakan wajah sumringah kala memamerkan tenun ikat karya ibu-ibu Rumah Tenun Indigo Ikat Langa saat Wolobobo Ngada Festival (WNF) tahun 2022.

Festival yang mengangkat tema tenun, bambu dan kopi itu berlangsung di Taman Kartini, Bajawa.

Nenek berusia 76 tahun itu juga dilibatkan dalam festival itu karena dipandang sebagai penjasa penenun bersama sembilan ibu-ibu lainnya. Mereka ditempatkan di salah satu stand, bagian sisi kanan panggung utama.

Monika nampak sangat bahagia saat itu. Kebahagiaan dia karena mendapatkan perhatian pemerintah di sisa umurnya.

“Senang hadir di sini,” ujar Monika dengan senyum khasnya.

Ia memakai busana etnis Bajawa dan mengenakan sebuah wadah penyimpan sirih pinang (bere) saat pameran tenunan di Taman Kartini. Kepalanya dililit kain berdiameter kecil berwarna merah, matching dengan balutan tenun ikat yang dominasi berwarna biru.

Di balik balutan busana daerah, kecantikan Monika terbilang termakan usia. Kulit yang dulu lembut kini sudah nampak keriput bernoda hitam, bola matanya pun mulai mengabur.

Meski sudah tergolong sebagai usia lanjut, nenek asal Langa, Desa Beja itu masih dipercayai sebagai Ketua Kelompok Tenun Indigo Ikat. Sebab, ia dianggap sebagai penenun makan garam.

Di balik rupa nenek tamatan sekolah rakyat (SR) tahun 1962 itu saat ini, ternyata memiliki segudang pengelaman menenun di wilayah Bajawa. Bahkan pernah sekali Monika diundang studi banding dan pelatihan menenun ke negara Thailand tahun 2019.

Di sana ia mempelajari pengolahan benang dari serat bambu yang pada akhirnya dikenakan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada 1 Juni 2022.

“Saya bahagia pernah ke Thailand ikut pelatihan dan sharing pengelaman di sana. Lalu, saya juga senang karena pak Jokowi pakai pakaian adat dari buah tangan saya,” katanya.

Monika sedang meunjukkan benang dan wadah yang diisi pewarna alam saat pameran WNF 2022 di Taman Kartini Bajawa (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Monika mulai mengenal tenun sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ia belajar proses pembuatan tenun ikat hingga pertama kali menghasilkan selembar kain motif Bajawa di usia ke-20.

Kegiatan menenun yang ia lakukan mengikuti jejak orangtuanya sebagai warisan leluhur. Baginya, menenun adalah jati diri yang mengangkat harkat dan martabat perempuan Bajawa atau Flores.

“Dulu, seorang gadis kalau sudah menenun berarti dia dibilang dewasa. Standar orang tua dulu memang begitu, termasuk para lelaki juga,” katanya.

Monika bangga, meski di usianya yang sudah tua, ia masih bersemangat menenun. Bahkan ia sering memberikan motivasi kepada perempuan-perempuan di Langa agar tidak meninggalkan kegiatan menenun sebagaimana warisan leluhur.

Tenun Dipakai Jokowi

Monika terbilang satu-satunya warga Bajawa yang pertama kali mengetahui Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana berkunjung ke Ngada.

Hal itu karena ia diminta menenun motif Bajawa yang dikenakan Presiden Jokowi dan ibunya, tiga bulan sebelumnya.

“Saya sudah tahu lebih dulu, karena saya yang menenun motif,” ujar Monika tersenyum.

Meski mengetahui, ia tetap menjaga rahasia agar kehadiran Jokowi di Ngada tidak diketahui banyak orang. Kerahasiaan itu dijaga Monika selama tiga bulan menenun.

“Saya tenun selama tiga bulan dari benang serat bambu. Yang tahu pertama saya, lalu suami dan anak-anak saya. Tapi kami sembunyi rahasia itu,” tutur Monika lantas kembali melempar senyuman ke Ekora NTT.

Monika Ngadha sedang memegang sehelai kain tenun ikat motif Bajawa saat pameran WNF 2022 di Taman Kartini Bajawa (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Ia bercerita, rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Bajawa pertama kali disampaikan Bupati Ngada Andreas Paru kepadanya. Bupati Andreas lantas memintanya menenun motif Bajawa menggunakan benang serat bambu dan pewarna alam.

Ada boku, keru, dan lega yang ia siapkan selama tiga bulan sebelumnya. Busana dan askesoris khas Bajawa itu dibeli Bupati untuk dikenakan kepada Presiden Jokowi.

“Saya senang, biar tua tapi ada kenangan penting yang melekat pada diri saya. Saya senang karena Pak Jokowi pakai tenunan saya,” ucap dia terharu.

Presiden Jokowi berkunjung ke Kabupaten Ngada pada 1 Juni 2022 setelah memimpin apel Hari Lahir Pancasila di Ende. Di Ngada, Presiden Jokowi dan Iriana menyerahkan sejumlah bantuan sosial di Pasar Bobou dan meninjau Kampus Bambu Turetogo.

Tiga Etnis di Ngada Warnai Karnaval Pembukaan Festival Wolobobo

0

Bajawa, Ekorantt.com – Tiga etnis yang berada di Kabupaten Ngada mewarnai karnaval pembukaan Wolobobo Ngada Festival (WNF) yang diselenggarakan sejak tanggal 14-24 September 2022 yang berpusat di Taman Kartini.

Ketiga etnis tersebut yakni etnis Ngadhu Bhaga dari Bajawa, etnis So’a dan etnis Riung. Mengenakan pakaian adatnya masing-masing, ketiga etnis ini berjalan dari lapangan Lebijaga dan menyusuri sejumlah ruas jalan dalam kota Bajawa dan berakhir di Taman Kartini.

Tiba di sana sejumlah etnis lantas mementaskan (display) tarian yang berasal dari etnis masing-masing.

“Sangat luar biasa kegiatannya, kita melihat sendiri bagaimana keberagamaan yang ada di Kabupaten Ngada,” ujar Doni, salah satu warga kota Bajawa.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk lebih mengenal budaya yang ada di Ngada.

Sebelumnya, Bupati Ngada Andreas Paru dalam konferesi pers mengatakan kegiatan karnaval tersebut merupakan rangkaian dari sejumlah kegiatan Festival Wolobobo yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Ngada untuk mendorong wisatawan berkunjung ke Ngada.

“Dalam kegiatan ini akan memperlihatkan pakaian adat dari tiga etnis, yakni etnis Ngadhu Bhaga, So’a dan Riung,” ujar Bupati Andreas.

Kepala Babi Diusung Saat Karnaval WNF, Ternyata Ini Makna

0

Bajawa, Ekorantt.com – Peserta karnaval dari etnis Bajawa yang dinamai Ngadhu Bhaga mengusung kepala babi. Setidaknya ada 12 lelaki yang mengusung kepala babi.

Mereka mengusung di sebuah wadah, lalu dipikul menggunakan bambu. Di dalamnya terisi kepala babi dan nasi. Pengusungan kepala babi dan nasi itu dinamai Bhei Bhodho.

Tokoh muda etnis Ngadhu Bhaga Gerardus Reo mengatakan, Bhei Bhodho tersebut salah satu simbol syukuran atas keberhasilan dalam aspek pembangunan.

Entah keberhasilan yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, kata Gerardus.

“Nanti nasi dan daging itu dibagi kepada semua masyarakat yang hadir,” ucap dia kepada Ekora NTT di Taman Kartini, Sabtu siang.

Jika dalam tradisi etnis Bajawa, Bhei Bhodo ini biasa dilakukan setelah membangun rumah adat. Bhei Bhodo adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Ngadha sesudah berbagai proses pembangunan Sa’o, Ngadhu Bhaga atau kampung adat.

Ritual itu dilakukan sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur penguasa langit dan bumi Dewa Zeta Nitu Zale, yang mereka percaya sebagai Tuhan yang telah menciptakan bumi, air serta matahari dan yang telah menumbuhkan berbagai pepohonan dan tanaman yang difungsigunakan pembangunan demi pemenuhan kesejahteraan manusia.

Gerardus menjelaskan kepala babi dan nasi disimpan di sebuah anyaman, lalu dipikul keliling. Kalau dalam syukuran bangun rumah adat Bhei Bhodo itu diusung mengelilingi Ngadhu Bhaga.

Ngadhu Bhaga itu merupakan kayu pemali yang ditanam di halaman perkampungan adat bersamaan dengan Bhaga.

Gerardus berkata, Ngadhu itu adalah simbol laki-laki dan Bhaga itu simbol perempuan.

“Jadi semua merayakan syukuran bersama,” ujar Gerardus menandaskan.

Sekda Warandoy Minta Dishub NTT Beri Pelayanan Optimal untuk Masyarakat

0

Kupang, Ekorantt.com – Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Dinas Perhubungan harus mampu menjadi momentum bagi Dinas Perhubungan Provinsi NTT untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

“Momentum ini kita meminta seluruh insan perhubungan untuk memberikan pelayanan secara optimal kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT, Domu Warandoy di Kupang pada Jumat, 16 September 2022.

Menurut Warandoy, jajaran perhubungan darat, laut maupun udara merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan, karena memiliki peran penting dalam menunjang transportasi antar pulau maupun daerah.

“Sehingga di HUT ke-51 Dinas Perhubungan ini, diharapkan untuk merefleksikan diri, sejauh mana pelayanan mereka kepada masyarakat. Kalau sudah baik, harus ditingkatkan lagi untuk melayani masyarakat secara optimal,” ujar Sekda Warandoy.

Kinerja Dishub NTT sejauh ini terbilang sangat bagus, karena hampir seluruh jajaran perhubungan sudah bekerja dengan baik, sesuai tugas pokok mereka masing-masing.

“Saya melihat belum ada yang mengganggu sama sekali dari aktivitas Dishub, baik darat, laut maupun udara. Kalau di udara hanya harga tiket agak mahal. Tetapi itu merupakan kewenangan dari maskapai,” jelasnya.

Sekda Warandoy meminta seluruh jajaran perhubungan untuk sama-sama bersinergi dalam mewujudkan target kinerja RPJMD yang sudah ditetapkan Pemprov NTT dalam satu periode kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

“Saya ajak seluruh jajaran perhubungan untuk mengabdi dan membangun kerja sama demi mencapai target RPJMD selama satu periode kepemimpinan Gubernur dan wakilnya,” tandasnya.

Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka menjelaskan, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Dishub dilakukan dalam suasana keprihatinan, karena di tengah melonjaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Terkait HUT ini kita laksanakan dalam suasana keprihatinan, karena di tengah kenaikan harga BBM,” ujar Isyak Nuka.

Meski demikian, kegiatan itu digelar dengan melibatkan seluruh mitra perhubungan, baik darat, laut maupun udara. Wujud keterlibatan mereka untuk memberikan doorprize, melalui serangkaian lomba yang akan dilaksanakan.

“Jadi doorprize dari Wings adalah memberikan satu tiket Pergi Pulang (PP) ke Labuan Bajo. Sementara Citilink memberikan tiket PP sesuai keinginan orang yang akan memenangkan doorprize nanti,” jelasnya.

Tiket itu, kata dia, akan berlaku selama satu bulan penuh, sejak tanggal 19 September-19 Oktober 2022 mendatang.

Ia menambahkan, dalam suasana keprihatinan, pihaknya tetap membangun kebersamaan dengan semua insan perhubungan, sehingga transportasi dapat berjalan normal, aman dan mementingkan keselamatan masyarakat.

“Dalam suasana ini, insan perhubungan harus bersatu dan bersinergi. Ini komitmen kami, untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya.

Patrik Padeng

Ikuti Workshop, Dosen PGSD Unika St. Paulus Ruteng Mesti Hasilkan Pedoman Implementasi Kurikulum MBKM

Ruteng, Ekorantt.com – Sebanyak 32 orang dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unika Santo Paulus Ruteng mengikuti workshop bertajuk Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama dua hari, 16-17 September 2022.

Ketua Prodi PGSD, Mikael Nardi mengatakan bahwa pihaknya telah dan sedang memberlakukan kurikulum MBKM. Oleh sebab itu, dibutuhkan berbagai pedoman implementasi KMBKM.

“Kita perlu berbagai pedoman untuk mengimplementasikan MBKM pada level Prodi terutama kegiatan MBKM yang menggunakan model struktur form pada semester enam dan tujuh,” ungkat Nardi.

“Kita bekerja berdasarkan pedoman itu. MBKM menjadi acuan kita pada level Prodi,” sambungnya.

Melalui workshop ini, kata Nardi, diharapkan para dosen memahami kurikulum MBKM PGSD. Selain itu Prodi PGSD mampu menghasilkan pedoman-pedoman implementasi MBKM.

Sementara itu Marselinus Robe selaku Sekretaris Jurusan PGSD mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi Prodi PGSD, khususnya para dosen. Kurikulum pendidikan pun harus sesuai tuntutan zaman dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

“Kita ibarat sebagai penjual di dunia pemasaran produk. Jikalau kita menjual produk yang tidak sesuai dengan tuntutan pelanggan maka produk kita tidak akan terjual. Sama seperti mahasiswa yang belajar di jurusan kita. Kita harus mampu mempersiapkan mereka sebagai produk yang unggul. Mempersiapkan calon guru yang dapat langsung bekerja di lapangan. Mempersiapkan calon guru yang siap terserap di dunia kerja,” lanjut Marselinus.

Marselinus menekankan bahwa dosen PGSD perlu mengikuti perkembangan kurikulum yang berlaku sekarang. Jika tidak mengikuti perkembangan dan tuntutan dunia kerja maka lulusan tidak akan terpakai di lapangan kerja.

“Ibarat jika desainer busana mendesain tidak sesuai dengan tren dan keinginan pelanggan maka busana itu tidak akan laku di pasaran. Begitu juga dengan kurikulum di program studi. Kita harus menggunakan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan yang ada sekarang ini,” jelas Marselinus.

Kegiatan workshop itu menghadirkan narasumber I Gede Margunayasa, Dosen Undiksha Bali.

Margunayasa memaparkan arti penting kurikulum MBKM dalam konteks pengembangan kurikulum secara berkelanjutan.

“Kegiatan ini sangat membantu proses pengembangan potensi berkelanjutan dari para Dosen dalam bidang kurikulum,” ujarnya.

Menurutnya, dosen-dosen harus meningkatkan kemampuan menyusun kurikulum dalam pengembangan dirinya demi masa depan diri, masa depan Prodi, dan tentunya masa depan kampus.

“Prodi yang baik adalah Prodi yang mampu menghasilkan output yang cepat terserap di dunia kerja,” pungkas Margunayasa.

Selvianus Hadun

Delapan Sekolah Ikut Lomba Cerdas Cermat Kimia Tingkat SMA di Kupang

0

Kupang, Ekorantt.com – Delapan sekolah sekaligus tim terbaik akan memasuki babak semifinal perhelatan Cerdas Cermat Kimia Tingkat SMA di Aula FKIP Undana Kupang, Jumat (16/9/2022) jam 13.00 Wita.

Pertarungan 8 tim terbaik Tingkat SMA tersebut guna merebut tempat di babak final.

Delapan tim tersebut adalah SMAK Syuradikara (tiga tim), SMA Katolik Frateran Ndao, SMAK Giovani Kupang (dua tim), SMA Kristen Indonesia Sejahtera, dan SMAN 1 Adonara Timur.

Kedelapan tim ini akan terbagi menjadi 2 grup yakni, grup A dan grup B.

Dalam grup A ada SMAK Syuradikara dengan menghadirkan dua tim, juga SMA Katolik Frateran Ndao dan SMAK Giovani Kupang.

Sementara itu, grup B terdiri dari SMAK Syuradikara (tim terakhir), SMA Kristen Indonesia Sejahtera, Tim SMAK Giovani Kupang, dan SMAN 1 Adonara Timur. Pembagian grup ini berdasarkan hasil undian yang telah dilaksanakan pada Sabtu (10/9/2022).

Yakob Lao, Ketua Panitia CCK se-NTT 2022 saat dihubungi via WhatsApp menyampaikan beberapa hal terkait persiapan para peserta yang akan bertanding pada babak semifinal.

“Menjelang semifinal dilihat dari kesiapan peserta, mereka sudah sangat siap. Karena setiap perbincangan kami selama di penginapan, mereka terlihat deg-degan tetapi senang juga bisa sampai ke semifinal ini,” ungkap mahasiswa Pendidikan Kimia Undana semester 5 itu.

Yakob berharap, dengan dilaksanakan kegiatan CCK, para peserta semakin mencintai ilmu Kimia.

“Harapan saya untuk adik-adik peserta bahwa semoga dengan partisipasi mereka dalam kegiatan ini membuat mereka semakin mencintai Kimia dan semakin membangun chemistry yang baik dengan orang-orang di sekitar mereka,” terangnya.

Senada dengan Ketua Panitia CCK se-NTT, salah satu peserta Cerdas Cermat Kimia, Tarsisius Danrianus Tupen Lanan merasa bangga karena dirinya bisa sampai di babak semifinal.

”Kami sangat senang dan bangga karena bisa sampai ke babak semifinal. Banyak sekali persiapan yang kami lakukan, mulai dari kegiatan bimbingan belajar dan persiapan mental,” ungkap peserta yang berasal dari SMAN Satu Adonara Timur itu.

Dari 8 tim yang bertanding pada babak semifinal ini hanya 2 tim berasal dari Pulau Timor yakni SMAK Giovani Kupang dengan dua tim partisipan; sisanya 6 tim yang berasal dari luar Pulau Timor.