Ole-Ole Jagung Titi di Pasar Larantuka

Larantuka, Ekorantt – Larantuka tak hanya mempesona lewat pariwisatanya, terutama tradisi religi dan budaya yang senantiasa dipelihara turun-temurun.

Kota yang berada di ujung timur lanskap pulau Flores ini juga memiliki sejumlah makanan khas yang dapat dijadikan ole-ole bagi siapa saja yang berkunjung ke sana. Salah satunya, jagung titi.

Beberapa waktu lalu, saya sempat berkunjung ke pasar Larantuka dan tidak kesulitan menemukan jagung titi tersebut. Ada banyak sekali orang yang menjual di sini. Kebanyakan merupakan ibu-ibu.

Saya membeli beberapa mangkuk dan melanjutkan penelusuran di pasar daerah ini. Harga per mangkuknya pun rata-rata sepuluh ribu rupiah.

Namun, bila membeli dalam jumlah banyak, Anda bisa melakukan penawaran dan mendapatkan harga yang lebih murah.

iklan

Patut diketahui, jagung titi merupakan jagung pulut putih berstektur lengket yang ditumbuk atau dipipihkan. Sebelumnya, biji jagung mesti disangrai dulu, biasanya di dalam wajan atau periuk khusus dari tanah, lantas ditumbuk dengan kecakapan tingkat tinggi.

Itu karena tingkat kegurihan jagung titi sangat ditentukan oleh proses penumbukannya itu. Sehingga tidak semua orang bisa membuatnya dengan cita rasa berkualitas.

Di pasar Larantuka terdapat juga berbagai jenis hasil laut dan bahan-bahan makanan dari pegunungan. Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan berjumpa dengan para pedagang yang menjajakan sembako, pakaian dan tetek-bengek peralatan rumah tangga.

Pengalaman membeli jagung titi dan menelusuri pasar daerah Larantuka tadi pun memberikan kekayaan pengalaman tersendiri bagi saya. Salah satu hal yang menarik ialah aktivitas ataupun interaksi antara penjual dan pembeli.

Di pasar daerah seperti ini, tawar-menawar jadi perkara lumrah. Saya menangkapnya lewat pembicaraan-pembicaraan mereka yang menggunakan dialek Lamaholot ataupun logat Nagi yang kental.

Beberapa contoh, misalnya Gena tebae? (Bagaimana, bagus, tidak?), Enko so beli? (Apakah kamu sudah beli?), Kita doi ne (Saya tak punya uang), tentu memberikan nuansa kultur kebahasaan tersendiri.

Dari membeli jagung titi, saya mendapatkan pesona Larantuka lainnya yang tak kalah uniknya.

TERKINI
BACA JUGA