Mbay, Ekorantt.com – Ratusan pasang mata tertuju ke altar gereja St. Petrus Desa Rowa, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo pada misa malam Natal 25 Desember. Di hadapan ratusan umat, sejumlah siswa Sekolah SMP Negeri 6 Boawae melakonkan fragmen kelahiran Yesus.
Diawali perkenalan para pemeran oleh narator, Ida Wengo, drama tersebut berjalan penuh hikmat dalam nuansa kesunyian. Adegan fragmen dimulai saat Malaikat Gabriel memberi kabar gembira kepada Maria tentang kelahiran sang juru selamat dunia.
Pada adegan kedua, Maria dan Yusuf pergi mencari penginapan untuk melahirkan. Namun saat mengetuk pintu warga, tak mendapatkan tempat untuk melahirkan. Karena tak ada tempat lagi, sedangkan Maria harus melahirkan, mereka kemudian terpaksa berteduh di sebuah kandang domba, ditempatkan di sudut kiri panggung pentas. Kandang domba tersebut terbuat dari batang kayu dan beratap daun bambu. Bayi mungil Yesus lahir dalam palungan sederhana.
Salah satu pemeran, Theresia Kile mengatakan, fragmen singkat tersebut bertujuan untuk mengembalikan ingatan umat pada kisah kelahiran Yesus Kristus. Menurutnya, ia dan kawan-kawan telah melalui sesi latihan yang matang sebelum tampil pada perayaan malam Natal.
“Sudah hampir tiga minggu kita laksanakan latihan fragmen. Puji Tuhan berjalan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Romo kristoforus Betu, yang memimpin perayaan natal mengatakan, Natal menawarkan nilai solidaritas. Hal itu bermula dari apa yang ada dalam diri umat dan dalam perjalanan waktu, solider berubah menjadi sebuah nilai yang istimewa.
“Solider tersebut bahkan hidup dalam kebersamaan kita yang lahiriah di dunia ini,” ujarnya.
Misa Natal di Paroki Santu Petrus Rowa berjalan dalam pengawasan protokoler kesehatan yang ketat. Umat yang hendak mengikuti perayaan natal, wajib menggunakan masker dan wajib mencuci tangan sebelum masuk gereja. Di dalam gereja umat dibagi ke dalam dua area, yaitu area anak-anak dan area umat bagi umat dewasa.
Belmin Radho