Siswa SDK 005 Kembali Angkat Kehidupan Nelayan Kampung Sikka Lewat Tari Tuku Tena

Maumere, Ekorantt.com – Para siswa Sekolah Dasar Katolik [SDK] 005 Kampung Sikka, Desa Sikka Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka kembali mengangkat kehidupan nelayan di wilayah itu melalui tari Tuku Tena.

Pentasan tari Tuku Tena yang merupakan hasil dari pembelajaran seniman yang diutus oleh Kementerian Pendidikan melalui Gerakan Seniman Masuk Sekolah [GSMS] sedianya akan dipentaskan pada 3 Desember 2021 mendatang.

Guru Seniman SDK 005 Sikka, Sirilus Ma Iku, menuturkan tari Tuku Tena mengisahkan tentang kehidupan masyarakat Kampung Sikka yang sebagian besar penduduknya sebagai pelaut.

Nama Tuku Tena pun memiliki arti. Tuku artinya mengayuh, mendayung dari depan ke belakang sedangkan Tena adalah perahu atau sampan. Jadi Tuku Tena berarti mengayuh perahu.

“Tuku Tena dalam tarian yakni menari, bernyanyi, bersorak-sorai dan beraklamasi sambil mengayuh perahu untuk mencari rezeki demi kelangsungan hidup,” tutur Sirilus kepada Ekora NTT di Maumere pada Sabtu, [20/11/2021].

iklan

Lebih jauh Sirilus menjelaskan bahwa tarian Tuku Tena menggambarkan kekuatan maritim nenek moyang Kampung Sikka yang dahulu mengarungi samudera luas sampai ke tanah Benggala, dalam bahasa Sikka disebut dengan ‘Abo’.

“Untuk mengenang mereka dalam melakukan aksi dramatis mengarungi samudera luas untuk mencari nafkah demi anak, istri dan sanak keluarga maka dikemas dalam sebuah tarian tradisional,” kata Tutor SPNF SKB Sikka ini.

Ia mengisahkan dalam tarian tersebut lebih ditonjolkan semangat kehidupan anak-anak pesisir yang lebih senang bermain di pantai dengan permainan pantai umeng kabea-bea mai goa mu’u daha [mencari umpan untuk memancing] yang diiringi dengan musik dari tempurung kelapa.

Para penari melakukan upacara penarikan perahu dengan sekuat tenaga menuju ke laut. Langkah berikut mereka melakukan upacara penarikan perahu secara bersama dengan aba-aba dan pekikan seorang penari.

Adapun kahe atau aklamasinya sebagai berikut;

“Tibong Sikka Didi Dodo, Abo Benggala Wawa, Benggala Wawa Tahi, Taji Nora Waer” yang artinya gagah perkasa pemuda Sikka berlayar mengarungi Benggala tempat mana laut berpapasan dengan air.

Setelah itu mereka berlayar, mengayuh perahu ke tengah laut sambil bersorak-sorai, bernyanyi dan kahe atau aklamasi.

“Setelah tiba di pantai mereka disambut penari wanita sebagai penyemangat dengan ragam tari sukaria,” ucap Sirilus.

Selanjutnya berbalas pantun antara penari pria dan wanita. Penari pria sebanyak 6 orang, penari perempuan 8 orang, para penyanyi 4 orang dan 6 orang pemusik.

Adapun penata tari terdiri dari Seniman Sirilus Ma Iku, Asisten Seniman Veronika T. Golang, Penata Musik Bernadus Mbeo Solapung, Penata Vocal Maria Hesti Purwanti dan Penata Busana/Tata Rias Letare Osvita Conterius.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA