Memperingati HPSN 2022, Ini Seruan Pelaku Kebersihan Lingkungan soal Penanganan Sampah di Sikka

Maumere, Ekorantt.com – Pelaku kebersihan lingkungan di Sikka, NTT menyerukan sikap penanganan sampah bertepatan dengan momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada Senin (21/02/2022).

Pastor Hendrikus Maku, SVD menyatakan sampah sesungguhnya tak sulit untuk ditertibkan jika ada kemauan dari dalam diri setiap orang. Hanya membutuhkan sedikit waktu untuk bisa mengubah pandangan lingkungan sekitar menjadi lebih asri.

Penerima Award Pengelola Lingkungan Hidup Terbaik Tingkat Kabupaten Sikka tahun 2020 ini menguraikan bahwa persoalan yang sangat pelik ialah mendorong orang untuk mempedulikan sampah. Termasuk membersihkan sampah yang ada dalam hati dan otak manusia.

“Sampah ini tidak kasat mata. Dia hanya tampak dalam bentuk perilaku yang tidak ramah lingkungan, membuang sampah tidak pada tempatnya. Oleh karena itu yang harus disentuh agar persoalan sampah itu terselesaikan adalah otak dan hati manusia,” kata Dosen Tetap STFK Ledalero yang mengampu mata kuliah Filsafat Islam Ekorantt.com, Minggu (20/02/2022).

Menurut Pastor yang sedang studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang Pengkajian Islam ini menyatakan anak manusia sejak dini sudah harus dibekali dengan pendidikan ekologis.

Setiap pribadi, kata Pastor Hendrik, harus memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah Khalifah fil ardhi (wakil Allah di atas bumi) untuk merawat alam semesta.

“Manusia dalam pandangan agama-agama bukanlah penguasa alam semesta. Dia hanyalah bagian dari alam semesta yang diberikan tanggungjawab untuk melindungi alam termasuk menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.

Ia menyarankan agar pengelolaan sampah harus melibatkan semua elemen masyarakat sebagai bentuk gerakan bersama. Hanya dengan kesadaran dan gerakan bersama masalah sampah akan terselesaikan.

Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Sikka Carolus Winfridus Keupung mengatakan persoalan sampah masih menjadi masalah serius yang dihadapi masyarakat terutama di perkotaan. Maumere hingga saat ini masih terbelenggu dalam pusaran persoalan ini.

Winfridus mengatakan pengelolaan sampah masih sebatas kerja rutin. Yang penting tiap hari ada mobil sampah mengangkutnya dari tempat penampungan ke TPA.

“Belum ada satu upaya yang terstruktur dan sistematis dalam penanganan sampah,” tandasnya.

Dalam pengamatan Winfridus di beberapa tempat di kota masih ada sampah menumpuk berhari-hari. Ada beberapa tempat di dekat kali mati bahkan dibiarkan menjadi tempat pembuangan sampah.

Begitupula di got-got nampak masih banyak sampah yang menumpuk dan menyumbat aliran air.

“Pengelolaan sampah tidak hanya ditetapkan sebagai tempat penampungan dan TPA tetapi mencakup semua area dalam kota yang memungkinkan adanya sampah,” jelas Winfridus.

Untuk itu, ia mengharapkan ada kerjasama yang baik mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan dan SKPD terkait serta semua komponen masyarakat harus keroyok sampah.

Jangan Jadi Penonton

Direktris Bank Sampah Flores Susilowati Koopman mengungkapkan tidak adil jika pengelolaan sampah hanya dilemparkan tanggungjawab sepenuhhnya kepada pemerintah. Menurutnya, pengelolaan sampah harus mulai dari sumbernya dan diharapkan masyarakat berpartisipasi, jangan hanya menjadi penonton dan menunggu perintah.

“Tempat sampah di tempat umum menjadi kewajiban pemerintah. Tapi bukan berarti warga jadi penonton. Tetapi harus menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing dan sudah harus dipilah sampah organik dan non organik. Selain itu pembersihan secara massal juga harus tetap konsisten,” ungkap ibu asal Jawa Tengah ini.

Ia juga menambahkan pemerintah harus mendidik masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri dan berperilaku bersih dengan lebih banyak melaksanakan lomba kebersihan tiap RT, kelurahan, desa, kecamatan, sekolah-sekolah dan SKPD-SKPD dan semua berdampak pada reward dan punishment.

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA