Membaca Harus Jadi Kultur Sekolah

Larantuka, Ekorantt.com – Pelaksanaan gerakan wajib membaca sebelum jam pelajaran yang digalakkan di SMAN 1 Larantuka mulai membuahkan hasil. Membaca perlahan-lahan menjadi kultur sekolah.

Menurut Kepala Sekolah SMAN 1 Larantuka, Yakobus Milan Betan, para peserta didik dan para guru di sekolahnya kini mengakui membaca tidak hanya sebuah program gerakan literasi nasional tapi lebih dari itu telah menjadi kultur sekolah.

“Kami di SMAN 1 Larantuka kini menghidupi gerakan wajib membaca tidak semata karena program tapi lebih sebagai kultur yang harus terus-menerus dihidupkan di sekolah,” ujar Kepsek Yakobus kepada Ekora NTT, Selasa, 7 Maret 2023.

Yakobus menjelaskan, kegiatan wajib membaca sebelum jam pelajaran telah berjalan sejak tahun 2014.

Kepala Sekolah SMAN 1 Larantuka, Yakobus Milan Betan

Buku bacaan yang dibaca bervariasi, mulai dari buku-buku untuk mata pelajaran, buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan karakter dan aneka buku bacaan sastra.

iklan

“Sejauh pengamatan kami memberikan efek yang positif dalam diri para peserta didik. Mereka wajib menuliskan hasil bacaan dalam jurnal harian mereka dan mensharingkan bacaan itu,” lanjut Yakobus lagi.

Silvester Witin selaku Koordinator Literasi SMAN 1 Larantuka menambahkan, perpustakaan sekolah jadi tempat yang senantiasa dianjurkan untuk dikunjungi para peserta didik.

Menurut Silvester, pihak sekolah terus mendata koleksi buku bacaan yang ada di perpustakaan. Ia mengakui beberapa koleksi buku sastra masih belum banyak ada di perpustakaan.

“Saat ini yang banyak itu buku-buku pelajaran dan buku pengetahuan umum populer sedangkan buku-buku seperti roman, novel, kumpulan cerpen dan puisi itu masih kami usahakan pengadaannya untuk perpustakaan,” ucap Sil.

Sil mengakui, padatnya jam pelajaran dan tugas dari guru kadang-kadang membuat peserta didik lupa membaca buku-buku pengetahuan populer dan buku sastra.

Namun, ia percaya bahwa budaya membaca akan terus tumbuh di SMAN 1 Larantuka mengingat ada ratusan kunjungan ke perpustakaan setiap minggu.

Sil bilang, gerakan membaca itu memberikan dampak positif. SMAN 1 Larantuka telah menerbitkan tiga karya buku yang dihasilkan guru dan peserta didik yang telah diterbitkan. Judul dari masing-masing buku itu adalah Edumorfosis, Menanam Pelukan, dan Tole et Lege.

Kini pihaknya berupaya membangun kesadaran kepada para peserta didik dan para guru untuk terus menjadikan waktu kunjungan ke perpustakaan untuk membaca jadi kultur di sekolah.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA