Maumere, Ekorantt.com – Maria Febria Cendita Lerong (14), peserta didik kelas 9 SMP Yapenthom 1 Maumere menyampaikan rasa bangganya karena mengenakan baju mayoret jahitan difabel Sikka bernama Albina Wadan.
Albina, kata Maria, sehari-hari bekerja sebagai penjahit di Pasar Tingkat Maumere.
“Walau baru pertama kali menjadi mayoret utama, saya senang dan bangga mengenakan baju yang gagah walaupun itu sederhana hasil jahitan ibu Albina Wadan,” kata Ebi, ia disapa, kepada Ekora NTT beberapa waktu lalu usai Karnaval tingkat TK, SD, dan SMP.
Ebi bilang, mulanya gugup karena baru pertama kali tampil sebagai mayoret utama. Tapi ketika mulai tampil di jalan raya, rasa percaya dirinya mulai muncul.
“Awalnya gugup. Percaya diri mulai muncul karena ingin bersaing dengan mayoret dari sekolah lain dan ingin mempersembahkan yang terbaik untuk sekolah dan masyarakat Sikka yang menonton,” ungkapnya bangga.
Sementara Albina Wadan kepada Ekora NTT mengatakan, sudah beberapa kali ia menerima pesanan dari beberapa sekolah untuk menjahit baju mayoret.
“Sudah 3 sekolah yang pernah pesan jahit baju mayoret. Hanya waktu itu tidak sempat posting karena masih menggunakan HP biasa,” ujarnya sambil tertawa.
Albina mengakui awalnya diminta untuk jahit baju mayoret dirinya dilanda perasaan takut.
“Mulanya takut. Tapi setelah lihat hasil jahitan apalagi sudah mengenakannya rasa bahagia campur bangga. Karena bisa dilihat banyak mata walaupun tidak ada yang tahu hasil jahitan dari seorang difabel,” katanya.
Albina juga ingin memperdalam keterampilan untuk menjahit baju mayoret lewat kursus tapi terkendala dana. Untuk menghasilkan baju mayoret yang berkualitas, Albina juga sering menonton lewat YouTube jika ia menemukan model baju yang rumit.
Sedangkan ibu kandung Ebi, Yulianti Krismini mengatakan Ibu Albina dan Pak Yos difabel yang berprofesi sebagai penjahit adalah pejuang rupiah yang mampu menghasilkan jahitan yang bagus.
“Hal yang membuat saya memutuskan untuk menjahit baju mayoret anak saya di penjahit sederhana karena meskipun keduanya memiliki keterbatasan fisik tapi bisa menghasilkan jahitan dalam waktu singkat,” pungkasnya.