Mbay, Ekorantt.com – Pembangunan Bendungan Mbay atau Lambo di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan rampung pada 2026. Hingga awal Mei 2025, progres fisik telah mencapai 80,40 persen.
Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung progres pembangunan waduk itu pada Selasa, 6 Mei 2025.
Gibran ingin memastikan bahwa pembangunan Bendungan Mbay berkapasitas tampung 52,89 juta meter kubik tersebut berjalan sesuai rencana, baik dari segi waktu, kualitas, maupun manfaat jangka panjang.
“Pentingnya percepatan penyelesaian proyek Bendungan Mbay atau Lambo agar manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam mendukung pertanian produktif, penyediaan air bersih, dan pengurangan risiko banjir,” ujar Gibran dalam siaran pers yang diterima wartawan, Selasa malam.
Ia meminta agar pembangunan bendungan ini tidak hanya berorientasi pada fungsi teknis, tetapi juga dapat dimaksimalkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, termasuk pengembangan pariwisata lokal.
Untuk itu, Gibran mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memastikan keberlanjutan proyek dan pemanfaatan optimal oleh masyarakat sekitar.
“Proyek strategis ini harus disertai dengan penguatan kapasitas petani, peningkatan layanan publik, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” tegasnya.
Ia menjelaskan swasembada pangan, energi, dan air sebagai fondasi utama pemerintahan Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian bangsa.
Sebab, pemerintah memandang bahwa proyek strategis ini memiliki peran penting dalam mendorong produktivitas sektor pertanian, menjamin pasokan air baku, serta membuka peluang pemanfaatan energi baru terbarukan.
“Pemerintah terus memperkuat pembangunan infrastruktur pendukung di berbagai wilayah, termasuk kawasan timur Indonesia,” tambah Gibran.
Untuk diketahui, pembangunan Bendungan Mbay sendiri merupakan salah satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Bendungan Mbay memiliki luas genangan sebesar 587,61 hektare dan Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 138,60 kilometer persegi dengan kapasitas tampung normal sebesar 52,89 juta meter kubik.
Dibangun melalui dua paket pekerjaan dengan nilai kontrak total Rp1,47 triliun, Waduk Lambo diharapkan mampu menyuplai air irigasi seluas 6.240 hektare, menyediakan layanan air baku sebesar 205 liter per detik, mereduksi banjir di wilayah hilir seluas 3.200 hektare, serta mendukung potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 117,5 MW.
Bendungan ini juga dirancang sebagai destinasi wisata baru di Pulau Flores, khususnya di Kabupaten Nagekeo.