Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada Andreas Paru mengatakan Wolobobo Ngada Festival (WNF) tahun 2022 mengangkat tiga potensi utama yakni kopi Arabika Flores Bajawa (AFB), bambu dan tenun.
Bupati Andreas menyampaikan hal ini dalam jumpa pers di Taman Kartini sebagaimana pusat berlangsungnya kegiatan festival.
“Ada tiga tema utama dalam festival yang diangkat kopi, tenun dan bambu,” ujar Bupati Andreas, Sabtu (17/9) pagi.
Ia menerangkan ketiga potensi lokal dipromosi secara sinergi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah Tante Nela Paris (Pertanian, Peternakan, Nelayan dan Pariwisata).
Dalam tagline itu pemerintah mendorong tiga program yang dinamakan 3T yakni Tuka (perut), Tuku (menabung), Teka (menjual atau investasi).
“Tuka (perut) untuk ketahanan pangan berkaitan keterisian perut. Tuku (menabung) tempat menyimpan cadangan makanan, Teka itu menjual hasil pertanian atau investasi,” jelas Bupati Andreas.
Bupati Andreas menjelaskan dalam program pelaksanaan, pemerintah mendorong kolaborasi pariwisata dan pertanian dari hulu sampai ke hilir. Itulah sebabnya, pemerintah membangun sinergisitas antara pariwisata dan pertanian yang berbasis masyarakat melalui potensi bambu, tenun dan kopi.
Untuk diketahui, luas areal kopi Arabika Flores Bajawa (AFB) 3 wilayah IG (Bajawa, Golewa dan Golewa Barat) seluas 4.042 ha.
Luas tanaman menghasilkan kopi AFB 3 wilayah IG 3.025, 97 ha. Adapun data produk tahun 2021 berjumlah 2.602 ton gb, produksivitas tahun 2021 berjumlah 810 kg/ha.
Jumlah petani kopi AFB di Ngada sebanyak 6.219 dan jumlah UPH tercatat sebanyak 15 unit.
Sementara potensi bambu di Ngada, Bupati Andreas menyebutkan, terdapat sekitar 96 ribu rumpun bambu yang ditanam atas lahan sekitar 40 ribu ha.
“Kalau tenun Ngada sudah cukup terkenal dan kita sudah melakukan pembinaan kelompok-kelompok tenunnya. Untuk kopi sudah ada indikasi geografisnya, bambu dan tenun masih diupayakan oleh pemerintah,” jelas Bupati Andreas.