Cerita Keluarga Korban Dugaan Malpraktik di Rumah Sakit Leona Kefamenanu

0

Kefamenanu, Ekorantt.com – Kasus dugaan malpraktik yang dilakukan manajemen Rumah Sakit Leona Kefamenanu bikin kesal keluarga korban.

Keluarga korban akan menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan.

Sebelumnya, diberitakan bahwa manajemen Rumah Sakit Leona Kefamenanu diduga lalai menangani pasien atas nama Abraham Mariano Moni.

Abraham sendiri adalah bayi yang baru lahir pada Minggu, 18 Agustus 2019 lalu.

Akibat kelalaian tersebut, putra dari Tonci Piut Albertus Moni itu meninggal dunia pada Minggu, 25 Agustus 2019.

Tonci adalah warga yang berdomisili di Jalan Diponegoro, RT 011, RW 004, Kelurahan Bansone Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU.

Bayi itu meninggal dunia setelah mengalami demam, perut kembung, serta infeksi pada tangan kanan.

Infeksi tersebut diduga akibat luka bekas jarum infus saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Leona Kefamenanu.

“Memang ada kelalaian. Seharusnya yang pasang infus itu dokter yang sudah kompeten. Suntikan untuk pasang infus di anak punya tangan itu ada beberapa dan semuanya akhirnya jadi infeksi,” ujar Tonci saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin (2/9/2019).

Ia menuturkan, putranya dilahirkan di Rumah Sakit Leona Kefamenanu pada Minggu, 18 Agustus 2019 melalui operasi caesar dengan berat badan 3,1 Kg.

Beberapa waktu pasca kelahiran, Tonci ditelepon pihak Rumah Sakit Leona di lantai 1.

Saat bertemu dengan dokter, ia diberitahu bahwa bayinya menderita kekurangan albumin sehingga harus diinfus.

“Setelah rawat tiga hari dan diperiksa albumin sudah normal, makanya kami langsung keluar hari Rabu itu. Tapi, ternyata kami keluar itu anak bawa penyakit memang. Kami pikir saja bekas infus itu akan hilang satu atau dua hari, tapi malah lebih parah lagi,” kata dia kesal.

Pasca keluar dari Rumah Sakit Leona, Tonci mengaku bayinya tidak bisa tidur.

Pada Kamis, 22 Agustus 2019, kondisi putranya mulai memburuk.

Bayinya mulai mengalami demam tinggi, perut kembung, serta infeksi pada bekas suntikan infus.

Melihat kondisi putranya tersebut, pada Jumat, 23 Agustus 2019, Tonci dan istrinya kembali membawanya ke Rumah Sakit Leona untuk dirawat.

“Bawa sampai Leona itu, kami tidak dapat pelayanan. Dong (pihak RS Leona) alasan ada rapat di atas. Saya punya anak posisi sekarat tidak ada yang turun untuk ambil tindakan medis, tidak ada sama sekali. Anak punya tangan yang infeksi itu saat itu sudah mulai bernanah dan membatu. Infeksi juga sudah mulai menyebar,” ujarnya.

Tonci menuturkan, lantaran tidak mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Leona, dirinya sempat membawa bayinya ke RSUD Kefamenanu pada Jumat, 23 Agustus 2019 malam.

Namun, karena dokter spesialis anak tidak berada di tempat, bayinya baru dibawa kembali ke RSUD Kefamenanu pada Sabtu, 24 Agustus 2019.

Setelah beberapa waktu mendapatkan pelayanan, bayi Tonci akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Minggu, 25 Agustus 2019 dini hari.

“Anak kecil begitu pikul 3 penyakit. Infeksi di tangan, perut kembung, kemudian dia punya panas 38 derajat. Panas 38 derajat waktu itu kami masih tes di Leona dulu. Tapi, setelah ditangani, juga tidak turun-turun. Mungkin Tuhan bilang, dari pada lu (kamu) menderita, nah, biar saya ambil pulang sudah,” tuturnya dengan nada sendu.

Tonci menegaskan, terkait persoalan ini, dirinya sudah membuat laporan di Polres TTU.

Ia berkomitmen akan terus menempuh jalur hukum agar putranya yang meninggal dunia bisa mendapatkan keadilan.

“Saya rasa tidak puas. Saya tidak akan mengalah dengan ini kasus. Kalau tidak ada proses hukum, berarti saya akan pakai saya punya cara sendiri,” tegasnya.

Kapolres TTU AKBP Rishian Krisna Budhiaswanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan polisi terkait kasus tersebut.

Kapolres Rishian mengaku, saat ini laporan itu sudah ditangani dan sedang dalam proses penyelidikan bagian Reskrim Polres TTU.

“Sudah ada laporan terkait hal tersebut, dan sudah dalam penyelidikan Satreskrim Polres TTU,” ujarnya. (Santos)

Kasus Dugaan Malpraktik di Rumah Sakit Leona Kefamenanu, Ini Tanggapan Manajemen

0

Kefamenanu, Ekorantt.com – Kematian Abraham Mariano Moni, bayi yang meninggal dunia setelah memperoleh perawatan medis di Rumah Sakit Leona Kefamenanu, masih menyisakan tanda tanya.

Manajemen Rumah Sakit Leona Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), memilih bungkam.

Mereka enggan menjelaskan kepada media tentang penyebab kematian almarhum.

Pihak manajemen Rumah Sakit Leona berpendapat, segala rekam medis tentang penanganan almarhum akan diserahkan ke pihak kepolisian jika mereka dipanggil polisi.

Hal ini disampaikan Direktur Rumah Sakit Leona Rizki Anugrah Dewati kepada media di ruang kerjanya, Senin (2/9/2019).

Dewati mengatakan, pihaknya baru mengetahui informasi tentang dugaan malpraktik melalui media massa.

Namun, terhadap informasi tersebut, pihaknya enggan menanggapi.

Mereka tidak mau membangun opini melalui media.

Manajemen Rumah Sakit Leona akan bersikap kooperatif memenuhi panggilan polisi.

Menurut Dewati, pihaknya enggan menyampaikan informasi tentang rekam medis yang ditangani pihaknya terhadap korban melalui media.

Segala macam rekam medis baru akan dijelaskan kepada kepolisian jika kasus tersebut dibawa ke ranah hukum.

“Benar pasien itu dirawat di sini. Tapi, untuk rekam medisnya kami tidak bisa jelaskan karena itu bersifat rahasia. Kami baru akan menjelaskan kepada polisi jika dipanggil. Manajemen akan bersikap kooperatif menghadapi ini semua,” ujarnya.

Ia menambahkan, sejauh ini, pihaknya belum mendapat panggilan atas laporan polisi yang dilayangkan keluarga korban terhadap pihaknya.

Kasat Reskrim Polres TTU AKP. Tatang Prajitno Panjaitan ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, berdasarkan laporan polisi yang diterima pihaknya dari keluarga korban pada tanggal 28 Agustus 2019) lalu, penyidik Polres TTU telah melayangkan surat panggilan kepada terlapor dalam hal ini manajemen Rumah Sakit Leona.

Menurut Tatang, proses hukum kasus dugaan malpraktik oleh pihak manajemen Rumah Sakit Leona ditargetkan diselesaikan secepatnya.

Jasad bayi akan dilakukan outopsi untuk kepentingan penyidikan.

“Hari ini, surat panggilan sudah dikirimkan ke manajemen Rumah Sakit Leona dan secepatnya kita panggil untuk diambil keterangan. Sementara laporan polisi kita terima tanggal 28 Agustus 2019 lalu. Perkara ini kita akan proses cepat,” katanya. (Santos)

Rumah Sakit Leona Diduga Lakukan Malpraktik, Bupati TTU Bentuk Tim

0

Kefamenanu, Ekorantt.com – Rumah Sakit Leona Kefamenanu diduga melakukan malpraktik.

Kasus dugaan malpraktik itu telah berujung pada kematian seorang bayi bernama Abraham Mariano Moni.

Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandez, S.Pt telah memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten TTU membentuk tim untuk menelusuri kasus dugaan malpraktik tersebut.

Tim tersebut akan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, RSUD Kefamenanu, dan dokter pemerintah.

Penelusuran dilakukan untuk membuktikan, apakah kematian bayi Abraham Mariano Moni diakibatkan oleh kelalaian manajemen dan tenaga medis Rumah Sakit Leona atau faktor klinis bayi bersangkutan.

Apabila dalam penelusuran tim menemukan indikasi malpraktik, maka Pemda akan mengambil tindakan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang terjadi.

Hal tersebut disampaikan Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez via telepon kepada EKORA NTT, Senin (2/9/2019).

Fernandes mengatakan, dirinya telah mengikuti perkembangan kasus dugaan malpraktik ini.

Dirinya selaku kepala daerah telah memerintahkan Sekda membentuk tim untuk menelusuri kasus tersebut.

Pemerintah daerah, kata Ray, selalu berupaya menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Jika kematian bayi terjadi di rumah penduduk, maka hal tersebut merupakan kelalaian orang tua.

Namun, jika persalinan terjadi di fasilitas kesehatan melalui proses bedah atau operasi caesar dan kemudian bayi meninggal dunia, maka dapat diduga hal tersebut terjadi karena kesalahan tindakan medis.

Meskipun demikian, menurutnya, hal tersebut belum dapat disimpulkan sebelum tim melakukan penelusuran.

Ia meminta para tenaga medis melayani dengan hati.

Menurutnya, hal terpenting yang harus dilakukan adalah melayani berdasarkan standar operasional prosedur yang berlaku.

“Pelayanan yang diberikan harus dari hati karena yang ditangani dan dilayani adalah manusia. Oleh karena itu, kepada seluruh petugas medis baik dokter, perawat, maupun bidan itu harus melayani dengan hati. Yang paling utama di sini adalah melayani dengan mematuhi prosedur yang berlaku sehingga tidak terjadi kelalaian yang berakibat fatal,”pungkasnya.

Pemerintah Kabupaten TTU juga dalam waktu dekat akan memanggil manajemen Rumah Sakit Leona Kefamenanu.

Pemanggilan tersebut bertujuan untuk menelusuri kebenaran terkait dugaan kasus malpraktik yang menimpa putra dari Tonci Piut Albertus Moni, warga Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu.

“Sebenarnya, tadi kita mau rapat, tapi karena masih rapat berkaitan dengan HUT Kota Kefamenanu. Jadi, sebentar ini, kita rapat bentuk tim itu dengan SK Bupati untuk kita panggil direktur Rumah Sakit Leona,” kata Penjabat Sekda TTU Fransiskus Tilis saat ditemui wartawan di kantor bupati setempat, Senin (2/9/2019).

“Tinggal sebentar kita (tim bentukan Pemda) sepakat saja. Mungkin dalam Minggu ini, kita sudah panggil Direktur RS Leona,” jelas Kepala Bapegdiklat Kabupaten TTU itu.

Fransiskus menambahkan, untuk mengungkap kasus tersebut, pihaknya juga akan memanggil keluarga korban untuk dimintai keterangan.

Apabila terbukti malpraktik, tegas dia, maka Pemkab TTU akan merekomendasikan pihak kepolisian untuk dilakukan proses hukum.

“Mereka itu kan rumah sakit. Tapi, misalkan yang melakukan itu dokter pemerintah, maka tentunya dari aspek disiplin pegawai akan kita lakukan. Tetapi, kalau itu sudah terkait dengan pidana, ya, kita pasti akan limpahkan ke Polres,” ujar Fransiskus saat disinggung terkait sanksi yang diberikan jika terbukti malpraktik.

Sebelumnya, keluarga Almarhum Abraham Mariano Moni mengaku sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit swasta tersebut.

Pasalnya, tenaga medis di rumah sakit tersebut mengambil tindakan pemasangan infus terhadap bayi yang baru lahir tanpa terlebih dahulu menyampaikan informasi kepada pihak keluarga.

Alhasil, tindakan pemasangan jarum infus itu menyisakan banyak sekali bekas tusukan jarum infus serta membuat pergelangan tangan Almarhum Mariano bengkak, membiru, dan bernanah.

Selain itu, perut sang bayi pun kembung dan suhu badannya sangat tinggi.

Ironisnya, ketika kondisi sang bayi malang itu semakin memburuk, dokter di Rumah Sakit Leona menolak memberikan pelayanan medis dengan alasan sedang mengikuti rapat.

Pihak keluarga terpaksa membawa sang bayi malang itu ke RSUD Kefamenanu untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Sayangnya, takdir berkata lain.

Bayi berusia satu minggu itu divonis mengalami infeksi yang telah menyebar hingga ke lambung.

Diduga kuat, hal itu terjadi karena penggunaan alat medis yang tidak steril serta kurang kompetennya tenaga perawat yang melakukan pemasangan infus.

Bayi laki-laki itu akhirnya meninggal dunia seminggu setelah dilahirkan.

Tak puas dengan buruknya pelayanan Rumah Sakit Leona, pihak keluarga akhirnya menempuh jalur hukum dan melaporkan rumah sakit swasta itu kepada pihak yang berwajib.

Sebelumnya, pada pagi hari pukul 08:30 WITA, ketika hendak ditemui, pihak Rumah Sakit Leona melalui petugas security beralasan berhalangan.

Hingga berita ini diturunkan, tak ada respons dari pihak Rumah Sakit Leona. (Santos)

GrabAndong di Yogyakarta Diapresiasi Kemenpar

Yogyakarta, Ekorantt.com – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi salah satu mitra co-branding Wonderful Indonesia yakni Grab dalam mengangkat atraksi wisata di Yogyakarta melalui aplikasi GrabAndong.

Menpar Arief saat Malioboro Night Festival 2019 di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (23/8/2019), mengatakan peluncuran GrabAndong semakin menguatkan brand andong itu sendiri yang identik dengan Kota Gudeg.

“Andong sebuah kendaraan yang ikonik di Jogja. Sementara 51 persen wisman yang datang ke Indonesia adalah milenial pengguna platform digital seperti grab. Jadi tepat sekali meluncurkan GrabAndong ini di Jogja,” kata Menpar.

Menpar Arief juga menjelaskan, melalui fitur GrabAndong, Grab berusaha untuk meningkatkan penghasilan dari mitra GrabAndong melalui peningkatan produktivitas mereka.

“Di samping itu, dengan solusi transportasi yang unik dan nyaman, masyarakat di sekitar destinasi wisata juga dapat memperoleh dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan tersebut,” ujarnya. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya meluncurkan GrabAndong bersama Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. 

Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan dukungan terhadap program Kementerian Pariwisata terkait kebijakan pengembangan destinasi di kawasan Joglosemar untuk sama-sama menerima manfaat multiplier effect.

“Wisatawan milenial kini serba digital dalam membandingkan antarproduk, semua serba digital, termasuk destinasi digital dan nomadic tourism merupakan solusi ideal bagi pariwisata Indonesia” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menambahkan, sebagian besar kusir andong, menarik andong hanya sebagai hobi dan melestarikan budaya, di samping mereka juga memiliki pekerjaan lainnya. 

“Sehingga sumber pendapatan tidak hanya dari menjadi kusir Andong. Dari total 560 kusir andong, hanya sekitar 100 yang beroperasional sehari-hari di Malioboro,” katanya.

Saat ini, ada 500 andong yang tersebar di Malioboro. Namun, untuk fase GrabAndong pertama, hanya 26 andong yang terdaftar untuk proyek awal. Ke depannya, Grab akan menambah lebih banyak mitra pengemudi, yakni sekitar 200 mitra untuk GrabAndong setidaknya dalam waktu enam bulan ke depan. 

Selama masa awal peluncurannya, GrabAndong hanya akan beroperasi secara terbatas di sepanjang kawasan jalan Malioboro.

Debut Gagal Wakil Rakyat di Sikka

0

Debut gagal wakil rakyat di Kabupaten Sikka. Itu adalah tajuk bagi awal masa pengabdian 35 anggota DPRD Sikka yang baru dilantik pada Senin, 26 Agustus 2019 lalu.

Para wakil rakyat ini gagal menggelar sidang paripurna perdana tentang pembahasan tata tertib (Tatib) dewan. Sebabnya persoalan sepele.

Surat undangan yang dikeluarkan Sekretariat Dewan dinilai ilegal karena tidak mencantumkan tanda tangan asli Ketua Sementara DPRD Sikka Donatus David. Sebagai gantinya, tanda tangan politisi dari PDI-P itu di-scan oleh staf Sekretariat DPRD Sikka. Tanda tangan di-scan itulah yang disebut ilegal.

Ilegalitas tanda tangan sang pemegang palu diangkat Fabianus Toa, politisi dari Partai Gerindra. Fabianus kemudian menganjurkan sidang paripurna perdana itu dibatalkan saja. Argumen dia adalah ilegalitas tanda tangan punya dampak hukum yang luas.

Bernardus Kardiman, politisi dari Partai Perindo, mengamini anjuran Fabianus. Dia mempersoalkan kinerja Sekretariat DPRD Sikka yang menurutnya tidak mempersiapkan beberapa hal teknis seperti daftar hadir dan draf Tatib dewan dengan baik.

Terhadap debut gagal wakil rakyat di Sikka ini, rakyat harus bilang apa?

Pertama, rakyat bilang, saudara-saudara sekalian sudah dipilih melalui sebuah tahapan Pileg yang konon demokratis. Oleh karena itu, kalian berhak duduk di Lepo Kula Babong dengan status sebagai wakil rakyat. Lengkap dengan segala kemewahan fasilitasnya. Selain itu, kalian dilengkapi lagi dengan tiga (3) hak yaitu, hak menyatakan pendapat, hak interpelasi, dan hak angket.

Kedua, hak kalian sebagai wakil rakyat mengandaikan kewajiban. Kewajiban kalian adalah melakukan fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan.

Ketiga, hak dan kewajiban kalian sebagai wakil rakyat itu sama luas dan karena itu harus dijalankan secara seimbang. Jangan sampai kalian menuntut hak terlalu banyak, lalu lupa menunaikan kewajiban.

Di poin ini, kalian harus belajar dari para pendahulu. Mereka begitu getol memperjuangkan “hak” uang transportasi dan perumahan.

Namun, berapa kewajiban mereka sebagai wakil rakyat yang layak di-akumulasi menjadi prestasi? Berapa Perda inisiatif DPRD yang berhasil mereka terbitkan? Apa kabar Pansus Taman Kota? Berapa banyak anggaran daerah yang berhasil mereka pangkas dan/atau alokasikan demi kesejahteraan rakyat? Seberapa “menyalak” mereka menggonggongi program-program “tidak pro rakyat” pemerintah pada masa Ansar Rera dan Robby Idong? Seberapa “vokal” mereka mengkritisi litani proyek-proyek mangkrak di Kabupaten Sikka?

Keempat, rakyat tahu, 19 dari 35 anggota DPRD Sikka sekarang adalah wajah-wajah lama di Lepo Kula Babong. Para anggota lama ini “bentrok” berkali-kali dengan Bupati Sikka Robby Idong terkait persoalan dugaan korupsi tunjangan perumahan dan transportasi anggota DPRD Sikka.

Paling mutakhir, Bupati Idong menunda secara sepihak sidang penetapan APBD Perubahan 2019 yang dijadwalkan digelar pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Bupati bersikeras memasukkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga miskin ke dalam APBD Perubahan 2019.

Namun, Ketua Sementara DPRD Sikka Donatus David pesimis APBD Perubahan bisa ditetapkan lantaran waktu kerja dewan yang sudah terlampau mepet. Apakah aksi saling “blokir” kebijakan ini akan terus berlanjut?

Terakhir, kelima, kalian lahir dari rahim rakyat. Kepada rakyat-lah, kalian harus mengabdi. Jangan sampai manuver politik kepentingan dan kepentingan politik kalian di tingkat elite menggergaji hak rakyat untuk hidup sejahtera.

Data BPS 2017 lalu menunjukkan, terjadi peningkatan angka kemiskinan di Kabupaten Sikka sepanjang 2014 – 2016. Pada 2016, jumlah orang miskin bertambah 500 orang, dari 44.640 orang pada 2015 menjadi 45.140 orang pada 2016.

Kepada orang-orang miskin inilah, kalian harus melayani.

Mahasiswa KKN-PPM Uniflor Bangun Rumah Baca di Desa Ngegedhawe

0

Mbay, Ekorantt.com – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) yang dilakukan 20 mahasiswa  Uniflor-Ende berlangsung di Desa Ngegedhawe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo sejak 27 Juli hingga 7 September 2019.

KKN-PPM ini bertemakan Literasi Desa. Salah satu agenda yang digagas adalah membangun ruma baca demi memperkuat budaya literasi di Desa Ngegedhawe.

Pembangunan rumah baca telah dimulai sejak akhir Juli 2019 lalu dan sekarang sudah rampung. Hal ini membuat warga desa sangat senang karena desanya menjadi desa pertama di Kabupaten Nagekeo yang memiliki rumah baca desa. Selain itu, warga antusias untuk mengikuti kegiatan literasi desa yang digagas oleh mahasiswa.

Sekretaris Camat Aesesa, Yakobus Laga Kota mengingatkan warga untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan literasi desa ini melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang diprakarsai oleh mahasiswa peserta KKN.  

Selanjutnya, kata Yakobus, kegiatan ini harus diikuti dengan perubahan sikap dan mental yang baik selaras harapan dan maskud dari gerakan literasi desa ini. 

Senada dengan Yakobus, ketua Tim Pendamping KKN-PPM, Gusty Dadi mengharapkan, gerakan literasi desa tidak hanya berhenti pada aktivitas pembangunan rumah baca dan kegiatan-kegiatan pendukung selama mahasiswa berada di desa.

Gerakan literasi desa mesti terus dijadikan gerakan bersama masyarakat desa demi memajukan desa menjadi desa yang cerdas, mandiri dan berdaya saing.

Selain kegiatan pembangunan rumah baca desa, KKN-PPM Literasi Desa ini juga mengagendakan beberapa kegiatan lainnya seperti kegiatan pentas budaya, perlombaan-perlombaan mewarnai, membaca dan menulis, penyuluhan dan cerdas cermat.

“Semua kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan dan menumbuhkan di dalam diri masyarakat Desa Ngegedhawe semangat dan kecintaan terhadap literasi baca tulis dan literasi budaya dan kewargaan. Kedua literasi dasar ini akan menjadi pintu masuk bagi penanaman dan pengembangan literasi dasar lainnya,” kata Dadi.

Melepas Dahaga dengan Kelapa Muda Om Ahmad

0

Ende, Ekorantt.com  – Keriput tangan Ahmad terus bekerja. Mengupas satu per satu kulit kelapa dengan parang kecil di tangannya, membersihkan, kemudian menawarkan kepada siapa saja yang lewat di Jalan Banteng Ende, tepatnya di depan Toko Eben-Ende.

Lelaki paruh baya ini yang biasa disapa Om Ahmad ini adalah penjual kelapa muda di Kota Ende. Sudah hampir empat tahun lamanya, ia menggeluti usaha ekonomi kecil-kecilan ini.

“Mau beli kelapa muda om?” begitu ia menawarkan kelapa mudanya kepada saya. Ia sangat percaya diri. Walau terik matahari menyengat, ia tidak peduli. Sepertinya Om Ahmad punya prinsip yakni pantang pulang rumah sebelum kelapa laku.

“Ya saya punya istri anak. Kita harus kasih makan mereka. Kasih sekolah anak-anak. Saya kerja untuk itu,” kata Om Ahmad.

Saya beristirahat sejenak di tempat jualannya. Kepada saya, Om Ahmad bercerita, dirinya mulai menjual kelapa muda sejak empat tahun silam. Sebelumnya Ia bekerja serabutan, mulai dari tukang bangunan, pedagang ikan keliling hingga akirnya menjual kelapa muda. Ia terpaksa berjualan kelapa muda karena usianya sudah mulai menua.

“Dulu saat masih kuat, saya jual ikan keliling untuk biayai anak-anak sekolah di SMA. Setelah mereka tamat saya tidak bisa biayai mereka ke kampus. Sekarang ya jual kelapa untuk beli makan dan minum setiap hari,” ujarnya dengan enteng.

Om Ahmad tidak peduli dengan pekerjaan apapun yang digelutinya. Entah pekerjaan itu jorok atau tidak menjanjikan, ia tetap bekerja. Baginya, yang penting halal.

“Yah, 1 buah kelapa bisa dapat untung 1.500 rupiah hingga 2000 rupiah. Kelapa muda kan saya beli 5.000 rupiah perbuahnya dan dijual 7000 perbuah. Sehari yah bisa dapat 40 ribu rupiah sampai 50 ribu rupiah,” tuturnya.

Dengan uang hasil jualan kelapa mudahnya itu, Om Ahmad bisa menafkai keluarganya. Walaupun hasilnya sedikit tapi betul-betul berharga karena didapatkan dari hasil keringat sendiri, bukan mencuri kepunyaan orang lain.

Saya pun meneguk air kelapa muda. Rasanya begitu nikmat. Seketika dahaga langsung hilang. Leher dan kerongkongan menjadi segar kembali. Saya kemudian bergegas pergi dan meninggalkan Om Ahmad sendirian.

“Jangan lupa kalau haus, datang lagi ke sini.  Ajak teman-teman juga,” begitu pesan Om Ahmad saat saya pamit-pisah dengannya.

Bagi siapa saja yang lewat di jalan Banteng-Ende, siap-siap senyum Om Ahmad akan menyapa Anda. Mau melepas dahaga, mampirlah sejenak dan teguklah nikmatnya air kelapa muda milik Om Ahmad. 

Beli All New Ertiga, Raih Hadiah Suzuki Jimny

0

Jakarta, Ekorantt.com – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menggelar program MERDEKA (Meriah Dengan Kejutan Ertiga) yang berlangsung dari bulan Agustus-September 2019.

Program ini merupakan bagi dari kontribusi Suzuki dalam mengembangkan otomotif di Indonesia sekaligus memeriahkan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-74 pada 17 Agustus 2019 lalu.

Program MERDEKA akan memberikan beragam keuntungan untuk setiap pembelian Suzuki All New Ertiga sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada konsumen.

“Kami menghadirkan program MERDEKA sebagai apresiasi atas dukungan dan minat konsumen terhadap All New Ertiga. Kendaraan andalan Suzuki ini merupakan produk buatan Indonesia yang telah menemani masyarakat Indonesia sebagai kendaraan kebanggaan keluarga,” kata Makmur selaku 4W Sales Director PT SIS dalam rilis yang diterima Ekora NTT.

“Hal ini menjadi penyemangat kami untuk terus menggerakkan industri otomotif Indonesia melalui kendaraan rakitan lokal,” tambahnya.

Dalam semarak program MERDEKA, selama bulan Agustus sampai September 2019, pelanggan Suzuki yang membeli All New Ertiga berkesempatan memenangkan undian berhadiah satu unit mobil legendaris Suzuki Jimny.

Pembelian All New Ertiga yang dapat diikutsertakan dalam undian program MERDEKA adalah yang telah melakukan pembelian serta memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

Kemudian, proses pengundian akan disaksikan langsung oleh notaris dan pemenang akan diumumkan di website resmi Suzuki.

Semakin memberikan keuntungan bagi pelanggan, program MERDEKA ini juga menawarkan hadiah langsung berupa sepeda motor GSX150 Bandit untuk setiap pelanggan yang melakukan pembelian All New Ertiga pada periode promo.

Program MERDEKA ini berlaku di seluruh diler resmi Suzuki Indonesia dan bagi pelanggan yang ingin mengetahui Informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi website resmi Suzuki www.suzuki.co.id atau diler-diler resmi Suzuki terdekat.

“Terima kasih kepada semua pelanggan setia yang terus mendukung produk buatan lokal, seperti Suzuki All New Ertiga. Antusiasme pelanggan menjadi penyemangat kami untuk selalu memberikan kontribusi bagi perkembangan industri otomotif Indonesia serta menawarkan produk-produk yang value-for-money untuk konsumen,” tutup Makmur.

Selain mengadakan promo pembelian khusus untuk All New Ertiga, PT SIS juga menggelar Midyear Festival yang menawarkan hadiah langsung untuk pembelian produk-produk andalan Suzuki lainnya, seperti Baleno berhadiah iPhone XS 64GB, SX4 S-Cross berhadiah iPhone XS Max 64GB, Ignis berhadiah iPad Pro 64GB, Karimun Wagon R berhadiah Macbook Air 13 dengan kapasitas 128GB, dan New Carry Pick Up berhadiah All New Satria F150.

Penawaran ini bisa didapatkan dengan mengunjungi diler terdekat dengan syarat dan ketentuan berlaku. Tak hanya promo pembelian, Suzuki juga memberikan gratis jasa servis, oli mesin, oli filter, dan oli gasket sampai dengan jarak tempuh 50.000 km untuk pembelian New Carry Pick Up.

Aty Kartikawati

Suzuki New Carry Pick Up Rajai Pasar NTT

0

Maumere, Ekorantt.com – PT Surya Batara Mahkota hadir sebagai diler resmi Suzuki dan melayani masyarakat NTT sejak tahun 2011. Kehadirannya di NTT mencatatatkan pencapaian positif, khususnya pada segmen mobil komersial yaitu Suzuki New Carry Pick Up yang menjadi kendaraan niaga andalan konsumen.

Geliat ekonomi dan bisnis rakyat yang tinggi baik di sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan mendorong peningkatan angka penjualan mobil komersial yang satu ini.

Tipe New Carry Pick Up menempatkan Suzuki menjadi penjual mobil komersial nomor satu di NTT dengan total market share sebesar 86,1% pada periode Januari-Juli 2019. Artinya diantara 100 penjualan mobil jenis pick up di seluruh Nusa Tenggara Timur, 80 diantaranya adalah jenis Suzuki New Carry Pick Up. 

PT Suzuki Indomobil Sales mengucapkan banyak terima kasih atas penerimaan masyarakat NTT sejak delapan tahun yang lalu.

“Kami atas nama PT Suzuki Indomobil Sales mengucapkan terima kasih atas penerimaan Suzuki untuk bisa mendampingi kehidupan masyarakat sehari-hari. Terbukti di sini Suzuki menjadi nomor satu,” ucap Makmur, 4W Sales Director PT. Suzuki Indomobil Sales.

Dengan diresmikannya diler Suzuki yang ke-334 di Maumere, perusahan memberikan harga khusus untuk para pelanggan mobil New Carry.

Selain itu, pelanggan juga mendapatkan gratis service filter dan ganti oli untuk perjalanan di bawah 5.000 km. Sementara bagi pemilik mobil pick up lama dapat mengganti oli serta 23 macam pemeriksaan lainnya dengan hanya membayar Rp50.000 saja.

Tidak hanya itu, Suzuki juga memberikan subsidi atau potongan uang muka sampai Rp20.000.000.

Sama seperti diler diler di kota lain, PT Surya Batara Mahkota juga pastikan semua diler Suzuki di NTT memberikan service yang terstandari dengan mekanik bersertifikat resmi.

Aty Kartikawati

Unipa Maumere Wisudakan 397 Mahasiswa

Maumere, Ekorantt.com – Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere mewisuda 396 mahasiswa S-1 dan 1 mahasiswa D-3 di Aula Nawacita Unipa, Jalan Kesehatan, Kota Maumere, Senin (2/2/2019).

Para wisudawan/ti adalah angkatan ke-XI Unipa Maumere.

Seremoni wisuda dipimpin Rektor Unipa Maumere Ir. Angelinus Vincentius, M.si.

Hadir pada kesempatan itu Kepala Lembaga Layanan Dikti Wilayah VIII Denpasar Prof. Nengah Dasi Astawa, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga, dan Wakil Gubernur NTT Drs. Yoseph Nae Soi.

Wisuda kali ini diselenggarakan dengan tema besar “Bakti Nyata untuk Nian Tanah.”

Dalam sambutannya, Rektor Unipa Maumere Ir. Angelinus Vincentius, M.si menerangkan, para lulusan Unipa telah dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni oleh para tenaga pengajar yang berkompeten.

Dengan demikian, mereka diharapkan mampu bersaing, membuka lapangan pekerjaan baru, dan merintis usaha di pasar dunia kerja saat ini.

Ketua Badan Penyelenggara Universitas Nusa Nipa Drs. Sabinus Nabu mengatakan, wisudawan wisudawati adalah “the heros of Nusa Nipa.

“Kalian adalah pahlawan bangsa yang siap mengabdikan diri untuk kejayaan bangsa dan mengharumkan almamater Nusa Nipa dan nama ibu pertiwi Indonesia,” ucapnya.

Ia berharap, lulusan Unipa memiliki jiwa pahlawan yang berguna bagi Nian Tana.

Menurut dia, dalam kurun waktu 14 tahun, Unipa telah ikut andil meningkatkan angka partisipasi belajar di NTT, terutama Kabupaten Sikka.  

Jumlah mahasiswa Unipa saat ini 5.349. Sebanyak 3.957 sarjana dan diploma telah lulus dari lembaga pendidikan ini.

Wakil Gubernur NTT Yoseph Nae Soi, dalam sambutannya mengungkapkan, para lulusan harus berani mengambil langkah maju setelah keluar dari Aula Nawacita ini.

“Hai, pemudi dan pemuda Unipa! Anda tidak boleh takut. Anda sekarang sudah sarjana. Pergilah keluar! Bergaullah dengan siapa saja! Perkuat relasi dan asah keterampilanmu,” tandasnya. (Aty Kartikawati)