Lonceng Kematian Pariwisata NTT

0

Oleh: Eto Kwuta*

Pariwisata Nusa Tenggara Timur sedang berada dalam satu musim di mana “bunyi lonceng kematian” perlahan menyebar luas ke dalam ruang-ruang kehidupan masyarakat.

Gemanya terdengar mendesak, sesak, dan akan menciptakan satu periode matinya pariwisata. Sebagai contoh, pemberlakuan kenaikan tarif masuk ke TN Komodo senilai Rp3,75 juta oleh Pemprov NTT. Ini akan mematikan pariwisata di Flores dan secara lebih luas NTT.

Atas dasar itu, mogok massal di Labuan Bajo pada Senin (1/8/2022) yang berujung pembubaran, penangkapan, hingga kekerasan yang dilakukan aparat keamanan, sejatinya adalah bentuk diskriminasi negara kepada pelaku pariwisata dan masyarakat.

Floresa menurunkan berita pada Senin (1/8/2022) dengan judul “Hari Pertama Aksi Mogok Pariwisata di Labuan Bajo: Pegiat Wisata Ditangkap dan Dipukuli Aparat, Situasi Mencekam”.

Hari yang sama, Tajuk Flores juga menulis, “Polisi Bersenjata Laras Panjang Tangkap Ketua Formapp Mabar di Labuan Bajo, Pelaku Pariwisata Dipukul dan Ditendang”.

Informasi lain terjadi sebelumnya pada Minggu (31/7/2022), Floreseditorial menurunkan judul “Kisruh Wisata Labuan Bajo, Puluhan Turis Asing Beralih dari TNK ke Riung”.

Pada tataran ini, ragam informasi tersebut menunjukkan, ada sebab maka ada akibat. Tentu, pasukan massa yang terdiri dari pelaku pariwisata dan juga masyarakat telah melakukan hal yang benar sebagai bentuk demokrasi. Mengapa? Karena masyarakat adalah tuan atas demokrasi.

Humanisme Ikut Mati

Dalam kenyataan, ketika aksi mogok yang digerakkan itu dikendalikan oleh pihak keamanan (Negara) dengan cara represif, maka demokrasi mati.

Banyak alasan untuk mengatakan, ini adalah segmentasi totalitarianisme yang membumikan aturan hukum dan hak-hak individu berada di bawah badan negara.

Lebih lanjut, adalah sistem politiknya yang menunjukkan satu orang atau partai menjalankan kontrol politik absolut atas penduduk. Selanjutnya, monopoli diaktifkan hingga menjadikan uang sebagai bagian paling sentral. Maka, sisi humanisme tak lagi mempunyai arti.

Manusia pemilik sejati tanah, wilayah, dan bumi (yang memang dipelihara oleh Negara), hanyalah seperti binatang. Lahirlah homo homini lupus est karena manusia dihadapkan dengan konflik kekuasaan.

Secara alamiah manusia akan memerangi manusia yang lain. Manusia akan menjadi serigala bagi manusia lain (Homo Homini Lupus) dan akan terus saling menyerang. Di sini, aspek kemanusiaan tidak dipikirkan lagi. Yang ada hanyalah perang. Siapa kuat dia menang, siapa kalah dia akan mundur.

Realitas ini, menyata dalam konflik kepentingan terkait pariwisata, khususnya kenaikan tarif masuk ke TN Komodo karena ada kelas-kelas bisnis tertentu yang sudah mendapat izin pinjam pakai lahan di dalam kawasan TNK seperti PT Syinergindo Niagatama (17 ha), PT Komodo Wildlife (151 ha) dan PT Flobamor (BUMD milik Provinsi NTT) dan mitranya.

Lonceng Kematian

Labuan Bajo menjadi pariwisata super premium. Apa itu menguntungkan? Melihat sepak terjang kelas-kelas bisnis di dalam kawasan TN Komodo dan besaran kenaikan tiket masuk tersebut, maka lonceng kematian pariwisata Flores sudah dimulai.

Lebih parah lagi, ketika sebegitu cepatnya kelompok-kelompok wisata harus mengumumkan pernyataan mendukung kenaikan tarif Rp3,75 juta. Bagai disambar petir, aksi mogok massal berubah menjadi seperti sebuah cerita dengan ending yang menggantung. Muncul banyak pertanyaan. Mengapa? Ada apa? Kok bisa?

Dinamika ini membawa penulis kepada satu opini bahwa, lonceng kematian pariwisata di Labuan Bajo itu telah berdampak luas ke kabupaten lain di Pulau Flores. Dampaknya seperti apa, konteks ini sudah terjadi dan akan muncul lagi selama tarif itu masih bertengger pada Rp3,75 juta.

Yang sudah terjadi, wisatawan membatalkan kunjungan ke Flores melewati pintu utama di Labuan Bajo. Hal lainnya, dari Labuan Bajo, wisatawan akan memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Ngada, Nagekeo, Sikka, sampai Flores Timur.

Pilihan utama ke TN Komodo dan sekitarnya akan dibatalkan. Hasilnya, kabupaten lain di Flores dan NTT secara luas akan menyambut kedatangan wisatawan tersebut. Bukan tidak mungkin, proses ini akan memperlambat perputaran ekonomi kerakyatan di dalam kota super premium itu.

Perang besar yang bakal terjadi, sisi kerakyatan mati, tetapi monopoli korporasi mendominasi hingga kemanusiaan itu diabaikan. Apakah lebih bagus mendukung perusahan atau memilih lebih banyak manusia datang ke Labuan Bajo?

Blessing in Disguise

Percaya atau tidak, blessing in disguise lahir dalam situasi ini. Carut-marut pariwisata yang keras di ujung barat Labuan Bajo akan melahirkan kisah indah. Ada manfaat yang tidak terduga. Ada kekuatan di tengah badai yang datang menghampiri. Mungkin?

Hemat penulis, ketika lonceng kematian tadi sudah menutup ruang gerak pintu masuk di kota premium Labuan Bajo, maka kabupaten lainnya harus membuka mata dan membunyikan ‘lonceng kehidupan’.

Bupatinya tidak boleh tidur. Para Kadis harus melihat dengan jernih, apakah ada keuntungan di tengah perang atas nama pariwisata?

Penulis memberikan 2 (dua) pilihan untuk membentengi pariwisata yang disuarakan oleh Pemkab kepada desa-desa dalam wilayah kabupaten di Flores dan juga di luar Flores.

Pertama, tangkap peluang. Gerbang emas wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo perlahan menjadi minus. Wisatawan akan berkurang dan siap memilih tur ke kabupaten lain. Maka, kerja keras Pemkab adalah mengakomodir desa-desa wisata supaya menghidupkan pariwisata berbasis masyarakat.

Dengan cara apa? Bupati harus turun ke bawah untuk mengatur kepala desa yang tidak tahu melakukan revolusi desa berbasis pariwisata.

Kedua, membangun infrastruktur sosial. Suatu infrastruktur sosial ditopang oleh tiga kekuatan besar, yaitu konektivitas (connectivity), berbagi (sharing) dan kerja sama (collaboration). Jika Pemkab mempertimbangkan infrastruktur sosial dengan bijak, maka infrastruktur ekonomi akan terbuka lebar.

Pertimbangannya, masyarakat tetap menjadi subyek yang dipakai untuk membangun keberlanjutan pariwisata itu sendiri.

Oleh karena itu, NTT harus belajar dari Bali dalam menata pariwisata berbasis ekonomi kerakyatan secara lebih humanis.

*Editor di Surat Kabar Ekora NTT

930 Produk UMKM Dipajang di Festival Exotic Tenun 2022

0

Kupang, Ekorantt.com – Sebanyak 930 produk dari 62 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dipajang dalam Festival Exotic Tenun 2022 selama 3 hari, 12-14 Agustus 2022.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, meski bertajuk festival tenun, kali ini pihaknya juga melibatkan pelaku UMKM lain. Ada empat kategori UMKM yakni, tenun, kriya, kuliner, dan kopi.

Menurut Nyoman, Exotic Tenun Fest 2022 bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap produk lokal NTT. Di samping itu, festival tenun menjadi kesempatan pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Bank Indonesia Provinsi NTT, kata Nyoman, menargetkan keuntungan 1,6 miliar rupiah dari festival ini atau naik 15 persen dari tahun sebelumnya.

“Capaian festival seperti ini tahun lalu mencapai Rp1,4 miliar. Kegiatan festival tahun 2022 diikuti oleh 62 UMKM dengan total produk 930 produk baik itu kain tenun maupun produk turunan seperti kopi, kuliner dan lain-lain,” jelas Nyoman.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan kegiatan festival tenun merupakan bentuk dukungan BI terhadap UMKM.

“Kita harus selalu bersinergi. Kegiatan Exotic Tenun Fest merupakan bagian dari bentuk dukungan BI untuk semakin meningkatkan level tenun NTT,” jelas Destry.

Patrik Padeng

Gubernur Laiskodat Ajak Masyarakat Cintai Tenun NTT

0

Kupang, Ekorantt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak masyarakat untuk mencintai tenun NTT. Caranya yakni dengan menggunakan atau memakai pakaian dari kain tenun.

Memakai produk dari tenun, kata Laiskodat, berdampak pada peningkatan produksi pelaku UMKM, berikutnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Karena itu diharapkan, produk kain tenun dipakai secara masif di seluruh kabupaten/kota di NTT.

“Contohnya seluruh kabupaten, dua sampai tiga hari diwajibkan pakai tenun ikat. Satu hari pakai motif daerah dan dua hari pakai tenun ikat. Di gereja-gereja, sekolah-sekolah, dan tempat-tempat lainnya pakai itu tenun ikat,” kata Laiskodat saat membuka Festival Exotic Tenun 2022 di Lippo Mall Kupang, Jumat, 12 Agustus 2022.

“Saya harapkan instansi-instansi vertikal juga dapat mewajibkan para karyawan memakai tenun ikat satu atau dua hari dalam seminggu. Kita harus tunjukkan kebanggaan memakai karya intelektual yang hebat ini,” tambahnya.

Menurut Laiskodat, tenun ikat NTT merupakan karya intelektual yang tidak kalah hebatnya dengan karya Leonardo Da Vinci atau karya Michaelangelo.

Pasalnya, motif hasil karya tenun NTT tidak dapat dilihat secara kasat mata karena bersifat abstrak. Setiap motif tenun itu dihasilkan dari pemikiran sang penenun.

Keberhasilan para penenun menghasilkan motif mencirikan para penenun memiliki kemampuan intelektual yang sangat tinggi.

“Tenunan NTT dikerjakan oleh ibu-ibu yang berintelektual tinggi di seluruh NTT. Mereka hasilkan tenun ini sudah sejak ribuan tahun lalu. Ini karya artistik yang luar biasa,” kata Laiskodat.

Laiskodat membandingkan proses pembuatan kain tenun dan pakaian seperti baju.

Dalam proses pembuatan baju, terlebih dahulu dibuatkan model selanjutnya di potong sesuai pola gambar. Sedangkan kain tenun itu sangat berbeda.

“Produk kain tenun tidak dibuat dari pola-pola yang sudah konkret yang kita bisa lihat dan tiru. Tapi, semua polanya lahir dari imajinasi pembuatnya. Itu ciri orang pintar,” tandas politis Nasdem ini.

“Jadi ini bukan hasil karya kerajinan tangan, tapi karya intelektual dari perempuan-perempuan Timor, Sumba, Flores, Alor, Sabu, Rote Ndao, Adonara, Lembata dan lain-lain,” pungkasnya.

Patrik Padeng

Langkah Dekranasda NTT Selamatkan 737 Motif Tenun NTT

0

Kupang, Ekorantt.com – Dekranasda NTT telah mendaftar sebanyak 737 motif tenun asal NTT dalam indikasi geografis. Hal ini dilakukan untuk melindungi motif kain tenun NTT agar tidak diklaim sebagai milik kepunyaan daerah lain.

“Dekranasda bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM telah mendaftarkan 373 motif tenun asal NTT dalam indikasi geografis,” ujar Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat saat menjamu Komisi III DPRD NTT di Gedung Dekranasda NTT pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Menurut  Julie Laiskodat, tujuan mendaftarkan 737 motif kain tenun asal NTT sebagai indikasi geografis agar motif-motif kain tenun asal NTT tidak diklaim pihak lain atau daerah lain.

“Karena sudah ada beberapa kali dari pihak lain mengklaim motif kita misalnya motif Sumba sebagai motif mereka. Kita mencegah agar tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Di hadapan anggota Komisi II DPRD NTT, Julie Laiskodat mengatakan bahwa gedung Dekranasda NTT  telah menjadi miniatur mininya budaya NTT.

“Selain galeri, ada kain tenunnya juga. Ada baju adat, ada miniatur rumah adat. Di setiap stan ada TV yang menampilkan potensi-potensi yang ada di setiap daerah,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, rumah Dekranasda NTT juga menerima kursus belajar menenun bagi orang yang ingin belajar menenun.

“Setiap hari ada aktivitas menenun dari mama-mama binaan Dekranasda NTT. Mereka juga siap melatih orang-orang yang ingin belajar menenun,” ujarnya.

Dekranasda NTT, kata Julie Laiskodat, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021 lalu untuk membuat program pelatihan dan pendidikan kecakapan kewirausahaan khusus untuk tenun.

Pelatihan ini melibatkan 1.000 peserta dari 18 kabupaten di NTT. Usia peserta berkisar antara 15-25 tahun bagi anak usia sekolah tapi yang telah putus sekolah.

Kegiatan pelatihan itu bertujuan agar anak-anak putus sekolah mengembangkan ekonomi dengan berwirausaha.

“Anak-anak yang belajar di sini kami memberikan mereka alatnya dan juga benang dengan standar kami, tidak luntur lagi dan juga lebih halus. Mereka ini kami beri supaya mereka bisa menenun dua helai. Dua helai ini mereka mampu menenun terus mereka bisa jual kembali ke kami,” terangnya.

Pendapatan dari hasil menenun tersebut, kata Julie, dapat dipakai untuk membeli kembali benang dengan standar yang telah ditetapkan Dekranasda NTT.

“Mereka ini nantinya akan menjadi wirausaha. Mereka sudah bisa mencari uang dari menenun,” tandasnya.

Patrik Padeng

SMAS St. Petrus Kewapante Tampilkan Lomba Fashion Show Busana NTT

0

Maumere, Ekorantt.com – SMA Swasta St. Petrus Kewapante, Kabupaten Sikka menyambut HUT RI ke-77 dengan menampilkan kegiatan Fashion Show.

Sebanyak 9 pasang yang terpilih menunjukkan pesona terbaik mereka dalam lomba Fashion Show yang digelar di Aula SMAS St. Petrus Kewapante pada Jumat (12/8/2022).

Para peserta didik yang mengikuti Fashion Show ini menampilkan busana modifikasi tenun daerah NTT yang tampak menawan dan kaya makna.

Bak model profesional mereka terlihat percaya diri, berjalan ala model hingga mengundang tepuk tangan dari para guru dan teman-teman yang menyaksikan.

Peserta Fashion Show SMAS St. Petrus Kewapante, Maumere-Ekora NTT

“Kami senang mengikuti Fashion Show yang baru pertama kali dilaksanakan. Selain melatih mental juga harus tampil percaya diri, apalagi lagi ditonton oleh teman-teman dan para guru,” ujar pasangan Riski Saputra dan Maria Yaniati Sombo dari kelas XI IPA.

Pasangan yang mengenakan busana Kimang dari Sikka ini lebih lanjut mengatakan dengan lomba Fashion Show, mereka sedapat mungkin mengembangkan bakat yang terpendam selama ini.

“Bukan persoalan meraih juara tapi tujuan yang paling utama kami ikut adalah membina mental untuk tampil di depan umum,” tandas Risky yang diamini Maria.

Kepala SMAS St. Petrus Kewapante Sesilia da Soge kepada Ekora NTT mengakui lomba Fashion Show ini baru pertama kali digelar di sekolah yang dipimpinnya.

“Tujuan lomba yang digelar untuk merayakan HUT RI ke-77. Selain itu meningkatkan pengetahuan peserta didik akan rasa memiliki dan bangga mengenakan pakaian adat dari daerahnya,” tandas Sisilia.

Sementara Ketua Panitia Servianus Kali menjelaskan, aneka lomba dan pertandingan yang digelar dari tanggal 11-16 Agustus adalah Tarian, Paduan Suara, Cerdas Cermat, Mading, Lukis, Fashion Show, PBB, dan Futsal antar Prodi.

“Semua kegiatan ini mengacu pada tema umum HUT RI ke-77, Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat,” tutupnya.

Kopdit Obor Mas Bantu Pembangunan Gedung Darurat SMAN Restorasi Doreng

Maumere, Ekorantt.com – Kopdit Obor Mas menyerahkan bantuan sebesar Rp10 juta untuk mendukung proses pembangunan gedung darurat SMA Negeri Restorasi Doreng.

Bantuan diserahkan oleh Ketua Pengurus Kopdit Obor Mas, Markus Menando kepada Kepala Sekolah SMA Negeri Restorasi Doreng, Yulius Juang pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Hadir juga dalam kesempatan itu, anggota pengurus Kopdit Obor Mas, Valerianus Samador, Vinsensius Hubertus, dan Andreas Mbete, Manajer Area Sikka, Martonsius Juang, Manajer Cabang Habi Bola, Paulus Adur, Staf Kantor Pusat Kopdit Obor Mas, Agustina Flora dan Ketua Komite SMA Negeri Restorasi Doreng, Virgilius Dalo bersama para guru dan siswa.

Ketua Pengurus Kopdit Obor Mas, Markus Menando mengatakan bahwa sumbangan ini merupakan bentuk kepedulian Kopdit Obor Mas terhadap pendidikan, khususnya pendidikan anak-anak yang menjadi generasi masa depan.

“Jangan dilihat nominal yang diberikan, tetapi ini hanyalah sedikit berkat yang bisa Kopdit Obor Mas sumbangkan untuk anak-anak didik di sini,” ujarnya.

Menando pun mengajak anak-anak untuk belajar menabung sejak usia sekolah untuk mempersiapkan masa depan yang baik.

Sementara Kepala Sekolah SMA Negeri Restorasi Doreng, Yulius Juang mengucapkan terima kasih atas kepedulian Kopdit Obor Mas terhadap sekolah yang ia pimpin itu. Dana tersebut nantinya akan dipakai untuk melengkapi hal-hal yang belum ada.

Diakuinya, kondisi bangunan sekolah kelihatan memprihatinkan, berdindingkan pelupu dan berlantai tanah.

Ketua Komite yang juga adalah Kepala Desa Wolonterang, Virgilius Dalo menyampaikan bahwa saat ini ruang kelas darurat dibangun di atas tanah miliknya. Ia dan keluarga sepakat meminjamkan sementara lahan untuk dibangun ruang kelas darurat.

Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Kopdit Obor Mas yang telah membantu meringankan beban panitia pemabangunan sekolah, dengan memberikan sumbangan.

BMKG Prediksi Hujan Ringan Disertai Angin Bakal Terjadi di Nagekeo

0

Mbay, Ekorantt.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Nagekeo bakal diguyur hujan pada Jumat (12/8) siang.

Berdasarkan ramalan cuaca BMKG, pada pagi di seluruh wilayah Nagekeo cerah berawan.

Kemudian pada siang hari, wilayah itu terjadi hujan dengan intensitas ringan.

Sedangkan pada malam hingga dini hari kembali cerah berawan dengan suhu udara berkisar 20 hingga 30 derajat celsius dengan tingkat kelembapan 50 hingga 90 persen.

BMKG juga mengumumkan pola kecepatan angin tertinggi yang dipantau di Laut Flores dengan kecepatan mencapai 20 knot.

Hal itu berpeluang terjadi gelombang tinggi di perairan utara Flores mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. Gelombang tinggi juga terjadi di Laut Sawu.

Karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah perairan itu agar tetap waspada.

Sempat Gagal Akibat Covid-19, Dodi Kembali Rintis Usaha Jasa Cuci Kendaraan

0

Bajawa, Ekorantt.com – Dodi Dolu (34) warga Lekosoro, kota Bajawa, Kabupaten Ngada terus berusaha meski sebelumnya gagal akibat pandemi Covid-19.

Berbekal kreativitas dan berani bertindak, Dodi kembali merintis usaha jasa cuci motor dan mobil yang kini laris manis dengan omzet per hari Rp90 ribu.

Jika dikalkulasi setiap bulan (26 hari) Dedi bisa menghasilkan kurang lebih Rp2,3 juta.

Usahanya itu terbilang baru, karena dari sisa modal usaha yang dibangun sebelumnya tahun 2018 ia bisa berusaha kembali.

Meskipun baru, tempat usahanya itu cukup diminati oleh pengunjung yang berada di kota Bajawa maupun yang datang dari luar.

Satu unit kendaraan roda dua dibandrol dengan harga Rp20 ribu sedangkan mobil Rp50 ribu.

“Selama ini lumayan, satu hari bisa dua sampai tiga unit kendaraan roda dua maupun empat datang ke sini,” kata Dodi, baru-baru ini.

Bagi dia, satu hal penting dalam dunia usaha yang ia jaga ialah kepercayaan. Kepercayaan agar pelanggan puas menjadi hal utama yang diprioritaskan.

Setiap kendaraan akan dicuci dan dibersihkan secara detail sampai di cela-cela kecil yang sulit dijangkau.

“Di sini saya paling jaga kepercayaan pengunjung, sehingga setiap kali cuci saya perhatikan betul,” ujarnya.

Tempat usaha yang berada di Lekosoro, kota Bajawa terbilang strategis. Area parkir yang memadai membuat pengunjung lebih leluasa keluar masuk kendaraan.

Bagi pengunjung yang mempunyai tingkat kesibukan tinggi, motor atau mobil bisa ditinggalkan di tempat cuci. Keamanan kendaraan tentu menjadi tanggung jawab Dodi.

Daya Juang Gaspar Mengangkat Pamor Difabel dari Stigma Sosial

0

Mbay, Ekorantt.com – Stigma tentang penyandang difabel menjadi hal yang sejak lama dibicarakan. Seringkali orang masih menganggap kaum difabel tak bisa mandiri dan diperlakukan berbeda. Padahal jika diberi kesempatan, kaum difabel juga bisa sukses.

Seperti Gaspar Gaa Aja (39) yang kini sukses menjadi pengusaha perbengkelan. Gaspar mengalami kelainan genetik kaki kanan sejak lahir yang membuat otot-otot melemah. Meski demikian, keterbatasan fisik tak membuat Gaspar patah semangat.

Warga Dusun Sipi, Desa Ulupulu, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT itu terus mengasah keterampilan perbengkelan yang ia tekuni sejak tahun 2002. Ia belajar bidang otomotif secara autodidak.

Gaspar bercerita, kesuksesan itu berawal saat dia berada Panti Alma di Mundemi, Kecamatan Keo Tengah, Nagekeo. Di sana ia diutus mengikuti pelatihan selama dua tahun di Sulawesi melalui program pemerintah saat itu.

Dari praktik itu, Gaspar dinilai mampu dan terampil pada bidang perbengkelan meski sama sekali tidak memiliki jejak akademik. Ia memperoleh sertifikat penghargaan.

Seorang sopir sedang membantu Gaspar di Bengkel Dua Putra Ndora, Nagekeo (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Kemudian pada tahun 2012, ia dipindahkan ke Panti Bakti Luhur Alma Woloare di Kabupaten Ende. Gaspar sempat bekerja di Cahaya Motor, salah satu bengkel ternama di Ende.

Nama Panti Luhur Alma Woloare saat itu sempat mencuat ke publik pada HUT RI karena mampu mendistribusikan asuhan menjadi tenaga kerja aktif. Karena itu, Panti Alma mendapatkan penghargaan oleh Pemkab Ende pada zaman Bupati Almarhum Marselinus Y W Petu.

Gaspar diutus menerima penghargaan kala itu.

“Iya waktu itu saya terima penghargaan setelah apel 17 Agustus,” ujar Gaspar, Rabu (10/8/2022) di Sipi, Nagekeo.

Mengangkat Pamor

Gaspar berujar, daya juang yang ia dan beberapa difabel lainnya lakukan itu untuk mengangkat pamor para penyandang yang cenderung dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang.

Bahkan, ia pernah mendapat perlakuan miring sebagai orang tak mampu yang acap kali datang dari lingkungan sosial.

“Sering. Saya sering diragukan, dibilang tidak kuat, tidak mampulah, apalah,” ucap Gaspar.

Dari stigma negatif itulah membuat Gaspar bangkit dan mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Tak hanya itu, Gaspar pun seringkali memberi motivasi kepada penyandang lain agar terus berkarya meski keterbatasan fisik.

Upaya yang dibangun itu untuk mengubah paradigma masyarakat, mengikis stigma dan diskriminasi yang terus bergulir baik di media sosial maupun secara langsung ke penyandang difabel.

“Orang-orang sering menilai dari sisi fisik. Itu yang saya bilang melihat sebelah mata,” kata pria kelahiran 1983 itu.

Bangun Usaha Bengkel

Bengkel Dua Putra yang terletak di Sipi-Ndora itu sebagai bentuk dukungan keluarganya terhadap keterampilan Gaspar. Setelah keluar dari Panti Alma Ende tahun 2014, ia langsung terjun ke dunia kerja nyata di kampung halaman.

Tempat yang ia kerja itu sebagai bentuk perjuangannya untuk menunjukkan ke publik bahwa ia bisa bekerja sama hal seperti manusia normal.

“Yah, saya bisa dan saya harus bisa,” ucap Gaspar.

Meski keterbatasan fisik Gaspar tetap gigih mengasah kemampuannya pada bidang otomotif (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Gaspar terlihat lihai memperbaiki kendaraan di bengkel itu. Tiap hari selalu ramai dikunjungi pelanggan baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

Ada yang tambal ban, ganti oli, kampas rem maupun memperbaiki onderdil-onderdil yang rusak.

“Ternyata keberuntungan juga berpihak ke kami (difabel). Saya selalu mensyukuri itu,” kata dia menandaskan.

Jadi Pastor Pertama asal Onekore-Ende, RD Iko Diterima Penuh Sukacita

0

Ende, Ekorantt.com – RD Fransiskus Azizi Batlayeri Wanda, putra dari Dominikus Minggu dan Anna Batlayeri ditahbiskan menjadi Imam Katolik oleh Uskup Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM di Paroki Kristus Terang Funia, Waena pada 8 Mei lalu.

Peristiwa panggilan imamat itu menuai rasa sukacita bagi sanak keluarga di kampung halamanya di Onekore, Paroki St. Yoseph Onekore, Keuskupan Agung Ende.

Pada Kamis (11/8/2022), ribuan orang umat Katolik di paroki tersebut menjemput RD Iko. Dia diarak keliling paroki kemudian diantar ke Gereja St Yoseph Onekore untuk memimpin upacara sabda.

Pastor Paroki Onekore Pater Krispinianus Lado,SVD juga larut dalam sukacita keluarga.

Saat menyerahkan RD Iko kepada pihak keluarga untuk menjalani misa perdana, Pater Fian Lado mengatakan sebagai pastor paroki dirinya bersyukur seorang putra asli Onekore telah menjadi pelayan Tuhan dalam panggilan imamat sebagai Imam.

“Ini anugerah bagi paroki kita terutama keluarga besar di Kampung Onekore. Selamat kepada Romo Iko dan tetap setia dalam panggilan ini,” ungkap Pater Fian.

Sesuai rencana, Misa Syukur Imam Baru RD Iko akan dilaksanakan pada Jumat (12/8/2022) di Pendopo Kampung Onekore.

“Misa syukur besok sore di halaman Kantor Lurah Onekore,” ujar Yoseph Woge, Ketua Panitia Acara Misa Syukur RD Iko.

Berikut Riwayat Perjalanan Imamat RD Iko:

Riwayat Pendidikan dan Panggilan sebagai Imam
SD : YPPK St Vinoentius, Mabilabol-Oksibil 1998-2003
SMP : YPPK Bintang Timur, Mabilabol-Oksibil 2003-2004
SMP : YPPK St Bonaventura, Sentani 2004-2006
KPP : Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena 2007-2011
SMA : YPPK Teruna Bakti 2008-2011
Sarjana : STFT Fajar Timur 2012-2017
Tahun Orientasi Rohani (TOR) : St. Paulus, Jayanti-Nabire 2014-2015
Tahun Orientasi Pastoral (TOP) : Paroki Kristus Jaya, Wamena 2017-2018.

Tahun Orientasi Karya (TOK) : Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena 2018-2019
Pasca Sarjana Intern Gerejawi : STFT Fajar Timur, Abepura 2019-2021
Pradiakonat : Paroki Kristus Terang Dunia, Waena (Agustus 2021-November 2021)
Tahbisan Diakonat : oleh Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM di Paroki Katedral Kristus Raja, DOK V-Jayapura 21 November 2021
Masa Diakonat : Paroki Kristus Terang Dunia, Waena November 2021-Mei 2022
Tahbisan Imam : oleh Uskup Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM di Paroki Kristus Terang Dunia, Waena 08 Mei 2022.