Studi Marxisme Mesti Lebih Digiatkan di STFK Ledalero

Ledalero, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero baru saja merayakan emas 50 tahun berdirinya pada Minggu, 8 September 2019 yang lalu.

Berbagai harapan dan doa telah dilitanikan bagi sekolah filsafat dan teologi milik para biarawan misionaris Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) itu.

Salah satu harapan dan doa itu adalah agar STFK Ledalero mau dan berhasil membangun dialog dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Berdialog dengan Ilmu Lain

Harapan ini ditegaskan oleh Superior General SVD Pater Paul Budi Kleden, SVD dalam khotbah pada Ekaristi puncak 50 tahun STFK Ledalero, Minggu (8/9/2019).

iklan

Dalam khotbahnya tersebut, Pater Budi menggarisbawahi pesan Yesus Kristus tentang pentingnya sebuah perhitungan yang cermat dalam melakukan sesuatu hal.

Perhitungan yang cermat membuat seseorang bisa memulai sesuatu dengan baik dan mengakhirinya dengan baik pula.

Salah satu tugas STFK Ledalero adalah membantu para mahasiswa filsafat dan teologi memulai dengan baik dan mengakhirinya dengan baik pula.

Namun, menurut Pater Budi, kisah hidup setiap anak manusia menunjukkan suatu proses yang kadang kala mengejutkan.

Kehidupan seseorang tidak selalu berakhir sebagaimana yang telah dicita-citakan.

Setiap keputusan memulai sesuatu yang baru selalu berarti masuk ke dalam hidup yang penuh dengan risiko.

Para pendahulu STFK Ledalero seperti Paul Sabon Nama dan Vitalis Djebarus pada saat ambil keputusan ubah status seminari tinggi menjadi sekolah tinggi tidak pernah punya jaminan bahwa keputusan mereka itu akan sukses.

Sama seperti Pendiri SVD Santo Arnoldus Janssen 144 tahun lampau saat ambil keputusan mendirikan Tarekat Misi SVD tidak pernah punya jaminan bahwa karya misi akan sukses.

Dengan demikian, jika seminari dan sekolah tinggi ini berhasil, maka kita patut bersyukur.

Akan tetapi, jika gagal, maka kita mesti tepuk dada sambil katakan bahwa kita tidak layak untuk rahmat sebesar ini.

Pater Budi juga menekankan pesan Yesus Kristus tentang keharusan menyangkal diri.

Menyangkal diri berarti sadar akan kelemahan pribadi dan bergantung pada penyelenggaraan Ilahi.

Sikap seperti inilah yang disebut kebijaksanaan.

Menurut Pater Budi, orang yang bijaksana itu idealistis tetapi juga serentak realistis.

Orang yang bijaksana tidak menjebak dirinya di dalam hamba idealisme dan budak realisme.

Sebagai insan lemah, kita bisa saja terjebak dalam idealisme dengan menjadi seorang moralis kejam yang mencatat litani dosa dan kesalahan orang lain.

Kita juga bisa terjebak dalam realisme dengan menjadi seorang pragmatis yang tidak peduli lagi pada ide-ide tentang kebenaran.

Oleh karena itu, Pater Budi menganjurkan, agar tidak terjebak dalam idealisme, STFK Ledalero perlu dibantu oleh dan berdialog dengan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya.

Kehadiran program studi – program studi yang lain dapat membikin filsafat dan teologi di STFK Ledalero berpijak pada realitas.

Di samping itu, demikian Pater Budi, agar tidak terjebak dalam realisme atau pragmatisme, para alumni STFK Ledalero tetap perlu menimba inspirasi dari perigi idealisme di STFK Ledalero.

Selain dialog dengan ilmu-ilmu lain, STFK Ledalero juga diharapkan menggiatkan studi marxisme.

Sebab, berdasarkan pengalaman beberapa alumnus, studi tentang marxisme kurang giat dilakukan di bukit sandar matahari itu.

Ruang belajar marxisme di STFK Ledalero dinilai terlampau sempit dan kurang.

Mempelajari Marxisme

Emilianus Y.S. Tolo

Dosen STFK Ledalero Emilianus Y.S. Tolo dalam artikel “Upaya Menggapai Kebijaksanaan” (Flores Pos, 14/9/2019) berpendapat, sudah seharusnya STFK Ledalero meneruskan dan membiarkan para dosen dan mahasiswa mempelajari Marxisme sebagai ilmu dengan bebas dan bertanggung jawab di tengah gelombang pembredelan buku-buku berbau Marxis di Indonesia hari ini.

Menurut dosen muda ini, dalam berbagai kegiatan dalam rangka menyambut dan memeriahkan pesta emas STFK Ledalero, dia mendengar dan menyaksikan logika dialektika materialis Marxis didengung-dengungkan dan diagung-agungkan walau jarang dieksplisitkan secara langsung dalam terminologi Marxis.

“Karena itu, saya berkesimpulan bahwa dialektika materialis Marxis mendominasi hampir semua rangkaian kegiatan pesta emas STFK Ledalero,” tulisnya.

Emil menulis, suara pengetahuan dan kebijaksanaan yang tampak dalam seluruh rangkaian perayaan pesta emas STFK Ledalero didominasi oleh suara yang berdasarkan logika dialektika materialis Marxis. Suara-suara itu, secara tidak langsung menyinyalir bahwa STFK Ledalero hanya akan bisa bertahan dan berkanjang dalam dunia dalam waktu yang lama jika ia tetap setia pada logika dialektika materialis Marxis.

Menurut Emil, jika logika dialektika materialis Marxis menjadi semacam motor penggerak bagi keberadaan STFK Ledalero di dunia, seperti yang dia dengar dan saksikan dalam seluruh rangkaian acara pesta emasnya, maka sudah seharusnya logika dialektika materialis Marxis ini diajarkan dan dihidupkan dalam seluruh proses belajar mengajar di STFK Ledalero.

Dengan demikian, menurut dia, sebagai institusi intelektual, STFK Ledalero harus terus memperkenalkan logika dialektika materialis Marxis bagi para mahasiswa, pengajar, dan semua pekerjanya.

“Karena logika dialektika materialis Marxis bersumber pada Marxisme, maka sudah seharusnya STFK Ledalero meneruskan dan membiarkan para dosen dan mahasiswa mempelajari Marxisme sebagai ilmu dengan bebas dan bertanggung jawab di tengah gelombang pembredelan buku-buku berbau Marxis di Indonesia hari ini,” pungkas dia.

Dari Ledalero untuk Indonesia

Pater Dr. Otto Gusti Nd. Madung, SVD

Ketua STFK Ledalero Otto Gusti Nd. Madung dalam artikel “Dari Ledalero untuk Indonesia” di Media Indonesia (29/8/2019) mengungkapkan, perayaan 50 tahun STFK Ledalero merujuk pada pengakuan formal yang diberikan pemerintahan Republik Indonesia kepada lembaga pendidikan tinggi ini pada tahun 1969.

Akan tetapi, kegiatan belajar mengajar filsafat dan teologi sesungguhnya sudah dimulai pada tahun 1932.

Saat itu, sebagian besar masyarakat Flores belum disentuh perabadan modern dan masih hidup berpindah-pindah di hutan.

Sejak berdirinya, STFK Ledalero telah menghasilkan 5.800 alumnus dengan perincian 19 orang uskup, 1.822 imam Katolik, dan 3.978 (68,5%) awam.

Sebanyak 500-an lebih di antaranya sedang bekerja sebagai imam Katolik atau misionaris di mancanegara.

Menurut Pater Otto, peran filsafat dan teologi tetap relevan dalam dunia dewasa ini yang ditandai dengan spesialisasi dan berorientasi pada teknologi dan ilmu pengetahuan empiris.

Pertama, filsafat dan teologi perlu sebagai strategi budaya.

Filsafat dan teologi kontekstual hendaknya terus dikembangkan dalam dialog dengan ilmu-ilmu lain agar lebih peka dalam menjawabi tantangan zaman dan menawarkan makna bagi pertanyaan-pertanyaan dasar manusia dewasa ini.

Kedua, filsafat ialah metode berpikir kritis dan mandiri.

Peran filsafat sebagai metode berpikir mandiri sangat penting agar masa depan hidup manusia dan tatanan sosial tidak diserahkan pada kekuasaan minus tanggung jawab manusia.

Sementara itu, demikian Pater Otto, peran STFK Ledalero untuk kehidupan beragama di Indonesia adalah berkontribusi membuka ruang komunikasi antara nalar dan teologi, akal budi dan iman.

Pengembangan ilmu teologi dan filsafat berperan penting menumbuhkan daya kritis agama-agama di ruang publik.

Dengan demikian, agama-agama tidak terperangkap dalam bahaya radikalisme dan eksklusivisme yang mengancam kesatuan Indonesia dalam kebinekaan.

Profil STFK Ledalero

Gedung Sekretariat STFK Ledalero. Foto: stfkledalero.ac.id

Sejak didirikan pada tahun 1937 hingga tahun 1969, lembaga pendidikan ini menggunakan nama Seminari Santo Paulus Ledalero.

Pada Januari 1969, Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Katolik (STF/TK) berdiri secara resmi sebagai salah satu bagian dari Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero.

Motto sekolah tinggi ini adalah Diligite Lumen Sapientiae atau bernyalalah terang kebijaksanaan.

Dalam sejarah pendidikan Republik Indonesia sampai tahun 2016, berdasarkan peringkat dari Kemenristekdikti, STFK Ledalero menempati urutan ke – 133 dari 3.200 perguruan tinggi di Indonesia dan peringkat ke – 2 di kawasan Nusa Tenggara Timur.

STFK Ledalero terakreditasi B oleh BAN – PT dengan nomor SK 0790/SK/BAN-PT/Akred/PT/VI/2016.

TERKINI
BACA JUGA