Mbay, Ekorantt.com – Fenomena hujan es terjadi di wilayah Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Fenomena langka itu terjadi pada Senin (31/01/2022) sekitar pukul 16.00 WITA. Warga menyaksikan hujan disertai butiran es hingga tercecer di tanah. Suasana menjadi heboh sebab baru pertama kali terjadi di wilayah itu.
“Kejadian hujan disertai butiran es dan angin kencang terjadi di sini tadi. Memang agak aneh karena baru pertama terjadi,” ujar Sekretaris Desa Tengatiba Zakarias Rupi, Senin malam.
Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko menjelaskan fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem.
Dia mengatakan fenomena itu lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
“Fenomena hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim,” kata Hary, seperti dilansir CNN Indonesia.
Hary menuturkan hujan es disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus (Cb). Terdapat 3 (tiga) macam partikel di dalam awan itu yakni butir air, butir air super dingin, dan partikel es.
Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat (es/hail) dapat terjadi tergantung dari pembekuan dan pertumbuhan awan Cb tersebut.
“Biasanya awan (Cb) berbentuk berlapis-lapis dan seperti bunga kol, di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam,” jelas Hary.
Ia menambahkan ada beberapa proses pembentukan dan pertumbuhan awan Cb. Salah satunya ialah proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat, dikenal dengan istilah Strong Updraft dan Downdraft di dalam awan Cb.
Pergerakan massa udara naik yang cukup kuat dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian dan membuat suhu udara menjadi sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es.
Partikel es dan partikel air super dingin itu kemudian akan bercampuran dan teraduk-aduk akibat proses naik dan turun hingga membentuk butiran es yang semakin membesar.
Ketika butiran es terlalu membesar maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengankat sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.
Ian Bala