Oelamasi, Ekorantt.com– Pemerintah Kabupaten Kupang berkolaborasi dengan Yayasan Adra Indonesia untuk menyusun langkah antisipasi dalam menghadapi bencana kekeringan.
“Bagi kami kegiatan ini merupakan wujud kemitraan yang baik dalam rangka penanggulangan bencana yang kolaboratif antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah,” kata Sekda Kabupaten Kupang Novita Foenay dalam lokakarya di Hotel Kristal Kota Kupang, Senin, 27 Mei 2024.
Penyelenggaraan lokakarya bertujuan untuk meninjau dokumen rencana kontijensi ancaman cuaca ekstrem Kabupaten Kupang dan pelaksanaan simulasi ruang.
Kegiatan ini juga atas kerja kolaboratif forum pengurangan risiko bencana Kabupaten Kupang bersama mitra strategis yang diketuai oleh Elfrid Saneh.
Novita berkata, secara kelembagaan, pemerintah bertanggung jawab terhadap penanggulangan bencana. Meski demikian, secara kemanusiaan, penanggulangan bencana sebenarnya merupakan panggilan kemanusiaan bagi semua pihak, baik itu LSM/NGO, pelaku usaha, akademisi maupun masyarakat Kabupaten Kupang.
“Untuk itu perlu adanya rencana kontijensi yang komprehensif, sebagai dasar pelibatan seluruh pihak dalam menanggulangi bencana,” ujar Novita.
Lokakarya diharapkan dapat menghasilkan aksi-aksi antisipatif yang relevan sesuai potensi dan karakteristik wilayah di Kabupaten Kupang.
Bahkan jika perlu, menurut Novita, aksi antisipatif yang dihasilkan dalam lokakarya segera diimplementasikan dalam menanggulangi potensi bencana kekeringan yang akan dihadapi oleh masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.
Program director Yayasan Adra, Karlo Purba dalam sambutannya secara virtual mengatakan, perlu mengaktivasi siaga darurat atau tindakan cepat dan tepat sebelum kedaruratan terjadi.
BMKG, kata Karlo, telah mengeluarkan surat kesiapsiagaan yang menyatakan musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia hingga akhir September.
Menurut dia, daerah potensi curah hujan bulanan yang rendah atau sangat rendah perlu mendapatkan perhatian serius.
“Dengan peringatan dini dari BMKG, kiranya melalui acara ini, ibarat melakukan gladi bersih, membuat kita semua jauh lebih siap, jika ternyata eskalasi kemarau itu, seperti yang diperingatkan oleh BMKG,” ujar Karlo.
Ia menyebut, salah satu konsentrasi dan tantangan saat ini adalah sumber pendanaan terutama pada saat aktivasi siaga darurat.
“Kalau dana tanggap darurat jauh lebih mudah diakses, tetapi untuk mengaktivasi siaga darurat dengan tindakan cepat dan tepat sebelum kedaruratan itu terjadi, ini menjadi tantangan,” terangnya.
Ia berharap Kabupaten Kupang terus meningkatkan dana kontijensi agar mampu merespons sebelum kedaruratan itu terjadi atau mengaktivasi siaga darurat.
Kemitraan
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Kupang Semmy Tinenti mengaku, kemitraan Pemkab Kupang dengan Yayasan Adra sudah terjalin sejak tahun 2022, ketika melakukan penyaluran bantuan stimulan perbaikan rumah korban seroja.
“Teman-teman Adra sudah bersama kami sampai ke kecamatan dan desa, dengan memberi contoh pembuatan rumah tahan gempa. Selain itu, dengan keterbatasan kami ketika itu, teman-teman bantu fasilitasi adik-adik tim teknis untuk memperlancar pelaksanaan verifikasi dan validasi di lapangan,” kata Semmy.
Sedangkan pada 2023, Yayasan Adra memberi perhatian serius terhadap persoalan kekeringan di wilayah Kabupaten Kupang.
Hal itu dilakukan dalam bentuk penyiapan dan distribusi tempat penampungan air, serta pelayanan air bersih dengan titik sasaran kelompok masyarakat rentan.
Dengan menghadapi musim kemarau ekstrem, Semmy berharap harus ada langkah-langkah antisipasi.
Hal ini tidak sekadar dibahas dalam sebuah dokumen, melainkan harus bisa dikonkretkan di lapangan.
Diketahui, Yayasan Adra adalah organisasi kemanusiaan global, memberikan bantuan dan pengembangan individu di lebih dari 130 negara tanpa memandang etnis, afiliasi politik atau asosiasi agama.
Melalui kemitraan dengan masyarakat, organisasi-organisasi dan pemerintah, Adra mampu meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di dunia.