Ende, Ekorantt.com – Tokoh Nagekeo yang juga Wakil Ketua II Panitia Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores (P3KF), Thomas Tiba mengatakan perjuangan upaya pemekaran Provinsi Kepulauan Flores adalah perjuangan bersama semua komponen baik masyarakat, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan DPRD baik kabupaten maupun DPRD Provinsi.
Ditemui di Ende pada Selasa, (23/02/2021), Thomas Tiba yang juga Anggota DPRD Provinsi NTT menjelaskan, wacana Provinsi Kepulauan Flores telah digagas para pemimpin daerah dan masyarakat melalui dua konggres yang telah dilakukan sebelumnya.
Masalah utama yang dihadapi adalah penentuan ibu kota provinsi. Sehingga sesuai dengan hasil konggres ke-II yang dilakukan di Mbay pada tahun 2015 adalah akan merekomendasikan kepada lembaga independen yang akan mengkaji kelayakan ibu kota.
“Yang terpenting bagi kita sekarang adalah bagaimana meramu kesepakatan musyawarah mufakat dalam konggres ke-III yang direncanakan akan berlangsung di Ende pada tahun 2021 ini. Memang sekarang sedang moratorium, tapi kita tetap berjuang. Setidaknya setelah dibuka maka kita siap,”ujar Thomas Tiba.
Dikatakannya, panitia sedang fokus pada pembentukan panitia di tingkat kecamatan dan desa. Setelah selesai maka akan dilanjutkan dengan pelaksanaan konggres.
“Jadi ini bukan soal urusan elit, ini urusan komponen masyarakat Flores daratan yang mau melihat peluang percepatan pembangunan dan eksploitasi potensi Flores untuk kesejahteraan masyarakat Flores daratan,”ujar Mantan Wakil Ketua DPRD Nagekeo ini.
Thomas Tiba menyatakan upaya pemekaran Propinsi Kepulauan Flores merupakan perjuangan panjang dan harus terus dinyatakan untuk kepentingan generasi.
“Apakah jadi 2024, 2028 bukan soal bagi kita. Yang penting kita telah berjuang untuk generasi kita kedepan. Di dalam panitia ini kita tidak bawa elit. Ini urusan kepedulian dan komitmen. Tentu dalam perjuangan ada hambatan. Yah, yang pasti kita minta dukungan penuh dari Para Bupati, DPRD maupun Bapak Gubernur. Tapi di lapangan proses konsolidasi kita jalan terus,”tegas Thomas Tiba.