Maumere Ekorantt.com – SOS Children’s Village Flores menyelenggarakan latihan kepemimpinan dasar bagi 45 remaja dari tiga kecamatan di Kabupaten Sikka. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 27-28 September 2021 di Pintar Asia Beach, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat.
Dalam acara pembukaan pada Senin (27/9/2021), Direktur SOS Children’s Village Flores, Ambrosius Moan, mengatakan bahwa SOS mempunyai kepedulian yang kuat terhadap tumbuh dan kembang anak. Menurutnya, anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan sejak dini. Terutama anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga.
“Kami merupakan organisasi sosial non partisan tidak memihak agaman manapun. Kami independen, namun dalam bekerja, kami tetap bermitra dengan pemerintah yang berorientasi fokus pada hak-hak anak yang kehilangan hak pengasuhan,” jelas Ambrosius.
Ambrosius menambahan, hak dasar anak yang harus diperjuangkan adalah hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, serta hak untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa, terutama untuk menata masa depan anak itu sendiri.
Lembaga sosial yang bermakas di Waturia ini tengah mendampingi 15 kelompok anak di tiga kecamatan yaitu; Kecamatan Alok, Alok Barat, dan Magepanda.
Di Indoensia SOS Children Village tersebar di 10 wilayah seperti, Palu, Banda Aceh, Medan, Melabo, Cibubur, Palembang, Jokyakarta, Semarang, Tabanan Bali, dan NTT. Di NTT sendiri kehadiran lembaga kemausiaan ini telah berusia 27 tahun.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat Alok Barat, Yuvensius Rafael. Diakuinya, SOS berani mengambil peran dalam program penguatan keluarga.
Pemerintah Kabupaten Sikka, kata Yuvensius, sedang berusaha untuk memenuhi hak-hak dasar warganya. Namun di tengah pandemi, sejumlah besar anggaran telah digunakan untuk menangani Covid-19.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada SOS yang telah ikut secara aktif berperan mambantu para keluarga,” ucapnya.
Ia pun berharap, SOS tetap bersinergi dengan pemerintah dalam mendampingi anak- anak agar tumbuh dan mandiri di tengah keluarga yang masih mengalami keterbatasan.