Kemensos Turun Tangan Bantu Korban Fenomena Tanah Bergerak di Mabar

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Kementerian Sosial (Kemensos) RI turun tangan membantu korban bencana tanah bergerak di wilayah Desa Persiapan Benteng Tado, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT.

Kemensos diwakili Staf Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Heru Hendriyanto dan Muhammad Tatan Fauzi. Mereka terjun ke lokasi pada akhir Maret lalu. Di sana, keduanya mengambil sejumlah data untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban.

Adapun bantuan yang siap didistribusikan ke Kampung Wae Munting dan Kampung Dange dari keterangan yang diterima Ekorantt.com berupa selimut, matras, family kit, pembalut wanita, dan popok bayi. Sedangkan pangan berupa beras reguler dan cadangan beras pemerintah.

Untuk cadangan beras pemerintah bisa disalurkan apabila SK Tanggap Darurat Bencana dari pemerintah setempat telah keluar. Bila tidak, jenis beras yang diberikan ialah beras reguler. Bergantung dari pengajuan kebutuhan beras dari Dinsos Mabar.

Kemensos juga telah menyiapkan sejumlah tenda yang sewaktu-waktu dibutuhkan dalam keadaan darurat. Adapun tenda keluarga dengan kapasitas 10 orang, tenda serba guna (tenda posko) dengan kapasitas lebih besar yang bisa difungsikan sebagai posko atau dapur umum, serta tenda gulung.

iklan

Ke depan, Kemensos berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Sosial Manggarai Barat untuk menyalurkan bantuan-bantuan tersebut.

Namun, sebelumnya, staf Kemensos melakukan asesmen kebutuhan masyarakat, terutama bagi warga terdampak langsung. Selanjutnya, hasil asesmen itu menjadi acuan bagi Kemensos dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran.

“Bilamana dirasakan oleh masyarakat melalui pemkab masih kurang, kami dari kementerian siap backup logistik. Tapi karena topografi yang sulit, kami minta masyarakat bersabar,” kata Heru Hendriyanto.

Dikabarkan, fenomena tanah bergerak yang terjadi secara berturut-turut setiap tahun di Sano Nggoang telah mengancam 411 jiwa warga di dua wilayah itu. Pada tahun 2022, tercatat ada 3 (tiga) rumah rusak berat dan 8 (delapan) rumah rusak ringan.

Para korban terpaksa mengungsi di rumah-rumah warga setempat sambil menanti kajian oleh ahli geologi serta penetapan status bencana tanggap darurat oleh Pemkab Mabar.

 

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA