Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada Andreas Paru membeberkan sejumlah gagasan dan prestasi yang pernah dilakukan Johanes Samping Aoh (Nani Aoh) saat memimpin Kabupaten Ngada.
Bupati Andreas mengatakan gagasan pertama yang pernah dilakukan oleh mantan Bupati Ngada periode 1994-1999 ini adalah upaya pemindahan ibu kota Kabupaten Ngada dari Bajawa ke Mbay (saat ini ibu kota Kabupaten Nagekeo).
“Gagasan ini mendapat legalitas dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 1998,” ujar Andreas saat acara kedinasan dan penghormatan terhadap jenazah Nani Aoh di Lobi Kantor Bupati Ngada, Senin (1/8/2022) malam.
Gagasan kedua, Andreas menyebutkan, menjadikan Kabupaten Ngada sebagai kawasan ekonomi terpadu di kawasan Indonesia Timur dan gagasan ini mendapatkan legalitas Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 1998.
Ketiga, dalam proses pembangunan kala itu Nani Aoh menerapkan pola pendekatan pembangunan SEHATI (Sehat ekonomi, selaran ekologi, hari humanistik kemanusiaan)
Keempat, program-program strategis yang diwarisi Nani Aoh sampai saat ini adalah program sejuta bambu di Ngada.
“Ketika saya melaporkan tentang potensi bambu di Ngada, kami melaporkan kepada para pembesar di Jakarta bahwa yang merintis bambu di Ngada adalah salah satu almarhum,” ujarnya.
Menurutnya, bambu saat ini sudah menjadi perhatian dari Pemerintah Pusat dan ini dibuktikan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Kabupaten Ngada.
Selain itu, kebijakan yang pernah dilakukannya saat menjadi Bupati Ngada adalah pengembangan tata ruang dan tata guna tanah pada kawasan Inegena dan kawasan Maronggela.
Sebagai informasi, jenazah Nani Aoh tiba di Kantor Bupati Ngada sekitar pukul 18.00 WITa dan diterima langsung oleh Bupati Ngada Andreas Paru.
Mendampingi Bupati Andreas diantaranya Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena, Ketua DPRD Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto, Dandim 1625 Ngada Letkol Inf Ferdinand dan sejumlah pimpinan perangkat daerah.
Tampak hadir juga saat itu, mantan Bupati Ngada periode 1999-2004 Albertus Botha.