Maumere, Ekorantt.com – Kecamatan Paga di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur [NTT] dijuluki sebagai ‘Kecamatan Jalur Hijau’ di daerah perbatasan Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende. Kecamatan ini letaknya di kawasan selatan Kabupaten Sikka, berbatasan langsung dengan Kecamatan Lio Timur, Kabupaten Ende.
Kecamatan Paga, selain unik karena bekas penjelajahan Portugis juga tersimpan banyak keindahan alam laut yang dihiasi oleh bentangan pasir putih di sepanjang bibir pantai. Belum lagi kejayaan masyarakat dari hasil laut yang melimpah ruah.
Sebut saja spesies Ika Se atau Mbara Se sejenis ikan kecil berwarna merah ini hanya muncul di Pantai Maulo’o. Oleh masyarakat setempat, kedua jenis ikan ini hanya muncul pada bulan Mei, Oktober hingga bulan Desember. Pada bulan-bulan tersebut saat pasang surut warga berbondong-bondong ke pantai untuk menangkap jenis ikan itu.
“Para ibu membawa serta tere alat tangkap Ika Se masuk ke dalam laut dimana air sebatas pinggang dan mengepung ikan unik yang hanya ada di Maulo’o ini,” ungkap nelayan setempat, Bernadus Seto [48], baru-baru ini.
Ia menjelaskan pada musim itu warga yang mayoritas sebagai petani juga turut serta berburu Ika Se. Hasilnya kemudian dijual ke wilayah Jopu, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende. Ada juga yang dijajaki sepanjang jalan trans Ende-Maumere dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu.
Maria, warga setempat juga mengaku Ika Se dan Mbarase yang telah diawetkan [Woghi] juga sering diperdagangkan hingga ke wilayah Kalimantan. Di sana mereka jual dengan harga Rp 100 ribu per botol.
“Menurut pengakuan pembeli di Kalimantan Mbara Se ini enak kalau dimakan dengan ubi atau pisang rebus,” ujar Maria.
Nelayan lainnya yang mengaku nama Domi ingat betul keberlimpahan Ika Se terjadi pada bulan Juli. “Kalau Ika Se keluar banyak maka ikan tongkol juga akan melimpah juga di Laut Mauloo tersebut. Ini merupakan tanda kejayaan bagi nelayan disini,”tutur Domi.
Yuven Fernandez