Kupang, Ekorantt.com – Sebanyak 44 mahasiswa Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 melepas 44 wisudawan angkatan ke-V melalui Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Universitas UPG 45 Kupang, Kamis (22/12/2022).
Acara prosesi wisuda yang diselenggarakan di Aula Eltari itu sekaligus merayakan Natal bersama keluarga besar UPG 1945 NTT.
Ke-44 wisudawan tersebut berasal dari sembilan program studi (Prodi) yakni, Prodi Biologi berjumlah satu orang, Prodi Ekonomi Pembangunan satu orang, Prodi Manajemen tujuh orang, dan Prodi Akuntansi empat orang.
Kemudian, Prodi Agroteknologi lima orang, Prodi Bimbingan Konseling satu orang, Prodi Pendidikan Kesehatan dan Jasmani 13 orang, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris tiga orang dan Prodi Ilmu Hukum 10 orang.
“Rasa hormat kepada orang tua dan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan di UPG,” ujar Rektor UPG 45 NTT David R.E. Selan dalam sambutan.
Ia menjelaskan perjalanan UPG 1946 sampai saat ini mengalami ujian dan hambatan. Persoalan ini, lanjut David, sangat meresahkan seluruh civitas akademik kampus. Namun hal ini tidak mematahkan animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan di UPG 1945 NTT.
“Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka mewisuda 44 mahasiswa saat ini adalah animo dan perhatian masyarakat terhadap kampus masih mendapat tempat di hati seluruh masyarakat NTT,” ucapnya.
Kepada para wisudawan, ia berpesan agar selalu mengendepankan akhlak yang baik dan harus mampu bersaing dan mampu membuka jaringan dalam situasi dan kondisi di masyarakat yang serba kompetitif.
“Para alumnus kalian harus memiiki etos kerja, kerja cerdas, kerja keras dan mampu berinovasi dalam dunia kompetisi. Ini awal dalam menggapai cita-cita masa depan,” harapnya.
Ketua Umum PB PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi dalam sambutannya melalui during mengatakan bahwa wisuda ke-V UPG NTT 1945 saat ini adalah momentum yang luar biasa dan istimewa.
Pasalnya, hari ini bertepatan dengan Hari Ibu Nasional dan Perayaan Hari Natal 2022. Ibu kata Prof Unifah, adalah sumber kasih sayang dan berkat bagi kita semua sepanjang hidup.
Prof Unifah juga mengakui bahwa UPG 1945 NTT telah bertumbuh dan berkembang dengan sangat baik. UPG 1945 NTT, lanjutnya, telah lulus ujian dan bisa membuktikan dirinya sebagai kampus yang telah terakreditasi.
“Saya bisa merasakan pertumbuhan kampus UPG. Dari diterpa persoalan, sekarang bertumbuh dan berkembang,” ujar Prof Unifah.
“UPG 1945 NTT telah lulus ujian dan bisa membuktikan bahwa perjalanan dilakukan sangat baik. Dengan adanya wisuda hari ini, anda dapat berkarya di mana saja karena UPG adalah kampus yang telah terakreditasi dengan baik,” tambahnya.
Ketua BPH PGRI, Dr. Sam Haning mengatakan UPG NTT mampu mencetak generasi yang berkualitas dan mampu bersaing dengan kampus manapun. Oleh karena itu, dirinya meminta seluruh alumni untuk menjaga integritas dan kualitas ilmunya di tengah masyarakat.
“UPG tidak melahirkan mahasiswa dengan memberikan ijazah saja tapi dengan proses sehingga para alumni memiiki kualitas,” ujar Samuel Haning.
Keunggulan yang tidak dimiliki kampus lainnya di Indonesia adalah UPG mampu memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh mahasiswanya dengan program Jaminan Kesehatan Mahasiswa (Jamesmawa).
“Kalau mahasiswa itu sakit, seluruh biaya kesehatan ditanggung. Minta obat, minta dokter kita kasih yang terbaik. Saya selalu pantau perkembangan mahasiswa di rumah sakit. Kami tidak hanya mencari uang, kami memperlakukan mahasiswa seperti anak,” ujar Paman Sam.
Ia juga mengingatkan kepada para alumni untuk selalu mengingat orang tua dan seluruh pihak yang telah berjasa sampai saat ini dan meminta mahasiswa untuk jangan sombong dan malas.
Kepala Bagian Umum LLDikti Wilayah XV Abdurrahman Abdullah mengatakan bahwa kampus UPG 1945 NTT mampu beradaptasi dalam kompetensi saat ini. Hal ini dapat dilihat dari kekuatan hard skill dan soft skill dari para mahasiswa dan alumninya.
Dirinya berharap di era industri 4.0, UPG 1945 NTT mampu menerapkan literasi baru diantaranya, literasi data digital, literasi teknologi dan literasi komunikasi yang baik.
“Harus memiliki keterampilan kepemimpinan, kematangan budaya, memiliki jiwa enterpreneur, paradigma pendidkan harus diselaraskan dengan era 4.0,” kata Abdullah menandaskan.