Sensasi Hutan Mangrove di Desa Reroroja-Magepanda

Maumere, Ekorantt.com – Siang hari, Minggu (1/5/2022), Ekora NTT mengunjungi Hutan Mangrove di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Perjalanan setengah jam dari kota Maumere menggunakan sepeda motor terasa menyuguhkan banyak kesan indah dan penuh cerita.

Kala memasuki kawasan Mangrove, Charles, anak laki-laki kelas 1 SD datang menghampiri sejenak, lalu dia mengarahkan Tim Ekora NTT supaya membayar kepada seorang ibu berusia 60-an tahun.

Dia adalah Anselina Nona, istri Victor Emanuel Rayon atau dikenal dengan Baba Kong, sosok inspiratif di balik penanaman Hutan Mangrove yang kini menjadi destinasi wisata populer di Maumere, Sikka.

Kala ditanya tentang ongkos atau biaya masuk ke Hutan Mangrove, Anselina bilang biayanya hanya Rp5.000.

“Hanya lima ribu saja, Nak. Tidak besar atau mahal,” katanya sembari melempar senyum ramah.

Setelah itu, Anselina meminta Charles dan beberapa anak-anak kecil lainnya mengantar Tim Ekora NTT menyusuri jalur ke dalam kawasan Hutan Mangrove.

Beberapa meter dari tempat parkir, tampak jembatan mini dari bambu yang dibuat dengan cara kampung, sederhana, tapi betapa eloknya kala dipandang berkali-kali dengan mata telanjang.

Sandi Hayon (27), salah seorang wisatawan lokal mengatakan, dirinya baru pertama kali datang ke Hutan Mangrove.

“Kesan saya, tempat ini punya sensasi luar biasa, ada banyak spot untuk foto. Tentunya, yang nikmat adalah berjalan di atas jembatan bambu itu membawa kita menuju pantai berpasir putih,” kata Sandi.

Wartawan Kompas ini mengaku bangga dengan sosok Baba Akong yang memiliki perhatian besar terhadap daerah pesisir, khususnya di kawasan Hutan Mangrove yang kini dikenal banyak orang.

“Kalau kita mau lihat, di sini macam tidak pernah sepi setiap harinya karena wisatawan keluar-masuk setiap jam,” ungkapnya.

Hal paling penting, kata Sandi, para wisatawan mengingat jasa Baba Akong dengan tidak membuat kerusakan di dalam kawasan Hutan Mangrove.

Di lain sisi, lanjut Sandi, apresiasi wisatawan juga penting untuk menghargai Anselina, istri Baba Akong dengan memberikan tidak hanya Rp5.000 saja, tapi boleh lebih dari itu.

“Intinya, para wisatawan ikhlas saat memberi dari kelebihan yang mereka miliki,” tandasnya.

Cocok untuk Rekreasi

Wisatawan asal Terang, Manggarai Barat, Frater Wildon dari biara Camilan mengatakan, ia mengagumi Hutan Mangrove karena letaknya yang jauh dari jalan raya utama dan situasinya lebih tenang.

Frater Wildon saat santai sembari menikmati suasana pantai, Minggu (1/5/2022).

“Saya sudah 4 kali ke tempat ini, dan hari ini terlihat sangat ramai. Barangkali karena hari Minggu dan waktu menjelang Idul Fitri,” katanya.

Wildon menambahkan, Hutan Mangrove menjadi pilihan yang tepat untuk semua orang termasuk anak-anak kecil.

“Tempatnya sejuk dan cocok untuk rekreasi bersama keluarga, anak-anak, sahabat, teman, pacar, dan lain-lain, tapi saya hanya berharap, semoga bisa dibuatkan ruang ganti pakaian,” ungkap Wildon.

Wildon menyentil ruang ganti lantaran ia melihat banyak wisatawan yang berkunjung selalu menyempatkan diri untuk mandi air laut.

Tidak hanya itu, Wildon menilai, soal kebersihan juga menjadi standar yang dipakai untuk menjaga kawasan Hutan Mangrove supaya tetap terawat.

Sementara itu, Frater Yoris dari Cibal, Manggarai Barat mengatakan, ia menikmati keindahan Hutan Mangrove dengan pantai yang memanjakan mata.

“Saya juga sudah empat kali datang ke Hutan Mangrove dan kesan saya, di sini tempat yang tepat untuk rekreasi bersama,” ungkap Yoris.

Wisatawan lainnya, Icha mengatakan ia sudah dua kali mengunjungi Hutan Mangrove bersama ayah, ibu, dan adik laki-lakinya.

Icha bilang, walaupun keluarganya tinggal di Lela, tapi pilihan terbaik tetap Hutan Mangrove di Desa Reroroja, tentu, lanjut Icha, karena tempatnya sejuk, nyaman, tidak ada gangguan, dan jauh dari keramaian.

“Ini kedua kalinya kami datang ke Hutan Mangrove bersama keluarga, apalagi besok adalah Idul Fitri, hari libur,” tuturnya.

View Tanjung Kajuwulu

Kala asyik duduk menikmati aksi anak-anak kecil berlari kecil di atas pasir, juga beberapa pria dewasa sedang mandi, tepatnya di arah Timur, ada Tanjung Kajuwulu membentang indah.

Angel yang masih duduk di bangku SMA mengatakan, view Tanjung Kajuwulu selalu dipilih untuk dijadikan latar belakang foto.

View Tanjung Kajuwulu yang eksotis dengan wajah laut biru sementara beberapa wisatawan sedang mandi, (Foto:Eto Kwuta/Ekorantt.com)

“Kami biasa foto untuk pasang di Facebook dan Instagram, juga ada yang mengambil video untuk kebutuhan YouTube,” terangnya.

Marten (37), seorang traveller dan vlogger asal Lembata kala diminta pendapatnya mengatakan, banyak orang mencari spot terbaik seperti Hutan Mangrove dan juga pantainya.

“Saya senang sekali karena perjalanan saya ke Maumere membuahkan hasil karena beberapa jepretan foto dan video terbaik sudah saya abadikan,” jelas Marten.

Marten berharap, para wisatawan bisa membawa diri dengan baik saat berada dalam kawasan Hutan Mangrove dan harus tahu menjaga kebersihan.

“Kita sebagai wisatawan biasanya ada yang tertib dan tidak. Jadi, kita harus menjaga kebersihan, tidak boleh buang sampah plastik sembarangan, tapi dibuang pada tempat yang tepat,” tutupnya.

 

spot_img
TERKINI
BACA JUGA