Maumere, Ekorantt.com – Dalam rangka peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menggelar kegiatan khitanan atau sunatan massal gratis bagi 53 anak di Puskesmas Wolomarang, Jumat (27/9).
53 anak yang disunat itu berasal dari Kecamatan Alok Barat, Kecamatan
Nangahale, Kecamatan Talibura, dan kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten
Sikka.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, BKKBN bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sikka, Puskesmas Wolomarang, para dokter yang bertugas di Kabupaten Sikka, Dokter
Spesialis Bedah dr. Lintang, Sp.B, dr. Angga Sp.B, dan petugas Pangkalan
Angkatan Laut (Lanal) Maumere.
Kepala Puskesmas Wolomarang Nur Kartika kepada EKORA NTT di sela-sela
kegiatan mengatakan, sunatan massal ini merupakan bagian dari upaya BKKBN melayani
masyarakat dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan reproduksi.
“Pada tahun 2019 ini, Hari Kontrasepsi Sedunia untuk skala nasional
berpusat di Kota Maumere. Salah satu rangkaian kegiatannya adalah sunatan massal
ini,” ungkap dokter gigi ini.
Ia menambahkan, hal menarik dari kegiatan ini adalah bahwa para peserta bukan
hanya dari muslim, tetapi juga dari non muslim.
Ketua Pelaksana Sunatan Massal Sri Wati mengatakan, sunatan tidak hanya
berkaitan dengan agama, melainkan juga bertujuan mewujudkan kesehatan
reproduksi laki-laki sejak dini.
Menurut dia, peserta sunatan massal berjumlah 53 orang, mulai anak usia 5
hingga 12 tahun.
“Tetapi, yang hadir hari ini ada usia 15 tahun. Juga seorang mualaf di atas
20 tahun,” terang Sri.
Dokter Spesialis Bedah dr. Komang menjelaskan, khitanan dapat mencegah laki-laki
dari berbagai penyakit reproduksi.
Menurut dia, penyakit menular seksual (PMS) berkaitan dengan pernah
tidaknya seseorang disunat.
“Bisa jadi, kalau belum disunat, ada bibit penyakit yang masih tertinggal,”
jelas dr. Komang.
Miswan, salah satu orangtua peserta khitanan dari Nangahale-Talibura, mengaku merasa terbantu dengan kegiatan khitanan yan dilakukan secara gratis ini.
Dia berharap, kegiatan sunatan massal ini dilakukan setiap tahun.
“Hari ini, saya mengantarkan anak saya, Rava Wicaksono yang mau
disunat. Kami dari Nangahale ada 20 orang. Terima kasih kepada pihak
BKKBN dan Pemerintah Kabupaten Sikka atas kepeduliannya bagi masyarakat Sikka,”
ungkapnya.
Pantauan EKORA NTT, usai sunatan, petugas BKKBN memberikan santunan berupa
sarung dan uang. (yop)
Maumere, Ekorantt.com – Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani, Kelompok Tani (Poktan) Wawua Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian (SLP), Sabtu, (21/9).
Hadir dalam acara itu Kepala Bidang (Kabid) Penyuluh Pertanian Kabupaten
Sikka, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan 50 orang petani.
Penyuluh Pertanian Lapangan Ignatius Iking kepada EKORA NTT menjelaskan,
kegiatan sekolah lapangan pertanian sudah diusulkan melalui program dana desa
sejak tahun lalu.
Pemerintah Desa Langir telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp45 Juta per/kegiatan.
Adapun item kegiatannya adalah penanaman rosela dan kacang hijau.
Rosela sudah mulai ditanam sejak seminggu yang lalu, sedangkan kacang hijau
mulai ditanam sejak 3 Agustus 2019 lalu.
Menurut Iking, sekolah lapangan pertanian ini merupakan wadah para petani belajar
antara lain tentang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan cara pencegahannya.
Dalam sekolah lapangan pertanian ini, pihaknya mengajarkan pembuatan pupuk
cair dari buah-buahan dan pembuatan pestisida nabati.
Diharapkan agar para petani bisa mengaplikasikannya ke tanaman.
Iking berharap, melalui kegiatan ini, petani bisa memahami empat prinsip dasar
pengendalian hama tanaman (PHT), yakni penggunaan benih unggul, pengamatan
mingguan, pelestarian musuh alami, dan perawatan oleh petani itu sendiri.
“Dengan demikian, petani bisa mengambil tindakan selanjutnya agar tanaman
padi bisa tumbuh maksimal dari OPT yang menyerang,” katanya.
Kepala Bidang Penyuluh Pertanian Ferdinandus Florianus berharap, para
petani mampu menerapkan materi pembelajaran ini yang diperolehnya.
Menurut dia, pertanian adalah salah satu fokus dari alokasi dana desa (ADD)
yang berkisar Rp1 Miliar lebih.
“Oleh karena itu, kita sangat mengharapkan semua stakeholder bergerak bersama mendukung pembangunan di sektor pertanian ini,” katanya.
Maumere, Ekorantt.com – Warga 10 desa di Kabupaten Sikka menerima 7.500 sertifikat tanah gratis dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Redistribusi Tahun Anggaran 2019.
Penyerahan sertifikat tanah gratis itu dilakukan bertepatan dengan peringatan
Hari Ulang Tahun (HUT) Agraria dan Tata Ruang (Hantura) Badan Pertanahan
Nasional (BPN) ke-59 di Kantor BPN Sikka, Selasa (24/9).
Penyerahan sertifikat tanah dilakukan secara simbolis oleh Kepala BPN Sikka
kepada enam desa lokasi PTLS dan empat desa lokasi redistribusi.
Acara penyerahan sertifikat tanah itu disaksikan petugas BPN Sikka, para kepala
desa, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Enam desa penerima sertifikat PTLS itu adalah Desa Munerana (582), Desa
Kajowair (486), Desa Baomekot (376), Desa Kokowahor (541), Desa Meken Detung (1.023),
Desa Blata Tatin (572), dan Desa Wolokoli (420).
Total 4.000 sertifikat tanah PTSL dibagikan kepada warga.
Sementara itu, sertifikat tanah redistribusi dibagikan kepada empat desa,
yaitu Desa Ipir (582), Desa Pruda (916), Desa Tanarawa (1.452), dan Desa
Natarmage (550).
Total 3.500 sertifikat tanah redistribusi dibagikan kepada warga.
Dengan demikian, pada tahun 2019, BPN Sikka membagikan 7.500 sertifikat tanah
PTSL dan redistribusi.
Pada tahun 2018, BPN Sikka sudah membagikan 8.500 sertifikat.
Pada tahun 2017, BPN Sikka membagikan 6.800 sertifikat tanah.
“Artinya bahwa setelah penyerahan simbolis ini, kita sudah bisa
serahkan. Rencananya, pada Minggu kedua bulan Oktober, kita akan bagikan semua,”
ungkap Kepala Kantor ATR/BPN Kabupaten Sikka Fransiska Vivi Ganggas, S.H.kepada
EKORA NTT di ruang kerjanya Rabu (25/9).
Fransiska mengatakan, penyerahan sertifikat tanah PTSL dan redistribusi bertujuan
untuk pertama, memberikan kepastian hukum dan kedua, meningkatkan
ekonomi keluarga.
“Sertifikat yang sudah diterima itu bisa diberdayakan untuk peningkatan
ekonomi keluarga. Jangan terima itu langsung bawa ke tetangga. Bawalah ke
koperasi yang jelas dan bank. Itu kita utamakan,” tandasnya.
Menurut Fransiska, pihaknya tidak berharap, usai menerima sertifikat, warga
langsung menggadaikannya ke bank hanya untuk membiayai pesta, misalnya.
Fransiska mengatakan, program sertifikasi redistribusi ditujukan khusus bagi
para petani.
Melalui program ini, para petani diharapkan bisa memberdayakan tanahnya
untuk bertani.
“Maka, ada catatan, tidak bisa dialihkan tanpa seizin dari kepala kantor
atau untuk kepentingan perbankan,” ungkapnya.
Fransiska Vivi Ganggas menyampaikan terima kasih kepada pemerintah
kecamatan dan pemerintah desa lokasi PTSL dan redistribusi yang telah membantu pihaknya
menyelenggarakan kegiatan PTSL dan redistribusi dengan baik.
Kepala Desa (Kades) Ipir Herkulanus Nikomendes juga menyampaikan terima kasih
kepada petugas BPN Sikka, panitia PTSL dan redistribusi, serta warga penerima
sertifikat yang telah menyukseskan kegiatan ini.
Selain penyerahan sertifikat tanah, juga dilakukan penyerahan penghargaan
Satyalancana Karya Satya 20 tahun bagi Yusak H.T. Benu, S. ST, Beci Salomi
Dopong, S.Si.T, dan Zadrak O. N. Maupada, S.H.
Sementara itu, penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 tahun diberikan kepada Jonverson Broito Tamba, S. ST.
Nangahure, Ekorantt.com – Rumah Aloysius Herman (33) dan Horizon Charles Siga (36), warga RT 034 dan RW 06, Nangahure Bukit, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat ludes dilahap si jago merah.
Kebakaran dua rumah warga itu diduga disebabkan oleh hubungan arus pendek
listrik.
Herman, seorang guru di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Bola, dan
Charles, seorang pegawai harian di salah satu koperasi kredit di Maumere,
menyewa rumah kontrakan itu masing-masing dari Lutfina dan Martinus.
Ivon, warga RT 09, Bukit Nangahure bersama beberapa warga lainnya mengisahkan,
saat kejadian, dua rumah tersebut dalam keadaan kosong.
Para penghuninya sedang mengikuti acara permandian di tempat lain.
“Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WITA. Waktu itu, Pak Herman masih di
sekolah. Ibu Anyela (istri Herman) di tempat acara permandian keponakan di
sebelah rumahnya. Pak Charles dan keluarganya juga ada di tempat acara
permandian keponakan mereka. Begitu dengar, mereka langsung pulang. Tetapi,
rumah sudah terbakar,” ungkapnya.
Menurut Ivon, paska menyaksikan rumahnya terbakar, Ibu Anyela sempat
pingsan.
Charles dan keluarganya juga hanya bisa tertunduk lesu melihat rumah mereka
sudah rata dengan tanah.
Menurut Ivon, Herman dan istrinya belum sampai setahun menempati rumah itu semenjak
pindah dari Bola.
Sementara itu, Charles dan keluarganya sudah beberapa tahun tinggal di
rumah itu.
“Kasihan, semua barang-barang di dalam kedua rumah ludes terbakar.
Padahal Pak Herman dan istrinya baru beli kursi sofa, kulkas, TV. Katanya,
mereka juga ada simpan uang puluhan juta di rumahnya. Pak Herman baru diangkat
Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru-baru ini,” ungkap Ivon.
Menurut Ivon, kebakaran terjadi sangat cepat.
Dalam waktu 15 menit, dua rumah dan segala isinya sudah ludes terbakar.
Warga sekitar berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Namun, api sangat cepat merambat.
“Ada satu unit mobil tangki air yang datang ke lokasi kebakaran berusaha
untuk membantu memadamkan api. Tetapi, api tidak bisa padam. Api terlalu cepat
merambat,” kata Nona Ivon, gadis keturunan Kloangpopot dan Solor, Flores
Timur ini.
Menurut Ivon, salah seorang warga yang berusaha membantu memadamkan api mengalami
luka bakar yang sangat parah di kakinya.
Daging kakinya mengelupas karena menginjak seng panas.
Ia langsung dilarikan ke Klinik Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Maumere
agar mendapatkan perawatan.
Setelah mendapat informasi dari warga, Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar)
Sat Pol PP Sikka langsung menuju lokasi kebakaran.
Mereka tiba di sana sekitar pukul 15.00 WITA.
Akan tetapi, saat tiba di lokasi kejadian, rumah sudah ludes dan rata
dengan tanah.
Kerugian akibat amukan si jago merah ini belum bisa diprediksi.
Saat ini, Herman dan istrinya mengungsi ke rumah orang tua sang istri yang
tidak jauh dari tempat kejadian.
Sementara itu, Charles dan keluarganya mengungsi ke rumah keluarga yang terdekat.
Bola,Ekorantt.com – Dua orang kakak beradik di Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka terlibat konflik berdarah akibat rebutan tanah.
Sang kakak membacok
tubuh adiknya dengan sebilah parang panjang.
Dalam rilis pers yang
diterima EKORA NTT, Kapolres Sikka AKBP Rickson Situmorang melalui Kapolsek
Bola Ipda Darius Dewa menjelaskan, peristiwa penganiayaan ini terjadi di
Wairbolat, tepatnya di pinggir kali Waigete, Dusun Ipir, Desa Ipir, Kecamatan
Bola, Kabupaten Sikka, Rabu, 25 September 2019 sekitar pukul 16.30 WITA.
“Anggota mendapat
laporan dari warga bahwa ada pembunuhan. Setelah mendapat laporan, anggota
langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengamankan pelaku dan
barang bukti berupa sebilah parang panjang yang berukuran kurang lebih 60 centimeter,”
ujarnya.
Dua orang kakak
beradik itu adalah Robertus Maros (55) dan Marius (64).
Keduanya berprofesi sebagai
petani.
Polisi telah mengamankan
keduanya di ruang tahanan Polres Sikka untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, korban bacokan
masih dirawat di Puskesmas Bola.
Pelaku dan korban
masih memiliki hubungan keluarga yang dekat.
Status keluarga keduanya
adalah sepupu kandung.
Jarak antara rumah
pelaku dan rumah korban sangat dekat.
Kapolsek Bola
memaparkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, diduga pemicu masalah
konflik keduanya adalah sengketa tanah.
“Sementara ini,
menurut keterangan saksi, diduga motif dari penganiayaan tersebut masalah
tanah. Barang bukti sudah kita amankan,” katanya.
Menurut sejumlah saksi
mata, sebelum kejadian, korban datang ke rumah pelaku sambil memaki-maki pelaku.
Pelaku merasa tidak
puas.
Pelaku mengambil
sebilah parang miliknya, mengayunkan parang tersebut, dan membacok tubuh korban
secara berulang kali.
Akibat kejadian
tersebut, korban mengalami luka robek pada bagian kepala, bahu, punggung belakang,
pinggang sebelah kanan, dan bagian tangan kanan.
Setelah kejadian,
polisi membawa korban ke Puskesmas Bola.
Menurut keterangan
pihak Puskesmas Bola, korban mengalami luka robek dan mendapatkan 205 jahitan.
(yop)
Bajawa, Ekorantt.com – SMA Katolik Regina Pacis Bajawa baru saja menggelar acara pelantikan Kepala Sekolah yang baru, yakni Bapak Hendrianto Emanuel Ndiwa, menggantikan Kepsek sebelumnya Bapak Rinu Romanus (alm.), pada hari Sabtu (28/9/2019) di lapangan basket SMAK Recis.
Pada masa pimpinan almarhum Bapak Rinu Romanus, Kepsek terpilih Bapak Hendrianto Emanuel Ndiwa menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan. Herdin juga adalah alumnus Recis yang pernah menjabat sebagai Ketua OSIS.
Acara pelantikan ini disatukan dalam perayaan ekaristi kudus, dengan mengusung tema “Melayani Penuh Sukacita”. Imam yang melantik dan mengambil sumpah adalah Ketua Yasukda RD. Silverius Betu, Pr.. Hadir pula pada saat itu yakni RD. Daniel Aka, Pr, P. Antonius Rani Radho, OCD dan RD Yohanes Don Bosco Jata, Pr. Sementara yang berperan sebagai saksi rohani adalah P. Antonius Rani Radho, dan sebagai saksi awam yakni Bapak Petrus E.Y Ngilo Rato dan Bapak Wim de Rosari.
RD. Silverius dalam khotbahnya menegaskan bahwa menjadi pemimpin harus berani menjadi orang terkecil, sederhana, rendah hati, merangkul, rela berkorban dan harus berani memikul salib. Selain itu, menurut RD Sil, menjadi pemimpin haruslah selalu mengandalkan tuntuntan roh kudus.
“Jadi pemimpin itu tidak muda. Untuk itu seorang pemimpin harus berani berkorban, tetap miliki daya juang dan selalu menyerahkan pikiran, harapan dan perjuangan kita pada kekuatan dan tuntunan roh kudus,” katanya.
Selanjutanya, Kepala Seksi Kesiswaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ibu Yustin Mai menegaskan 3 aspek penting yang harus diembankan oleh seorang Kepsek. Aspek-aspek itu adalah manajerial, kewirausahaan dan supervisi. Manajerial berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang mampu mengelolah sebuah lembaga pendidikan yang berkualitas. Supervisi berkaitan dengan pengarahan, pengendalian dan peningkatan mutu guru. Sedangkan kewirausahaan berkaitan dengan usaha-usaha sekolah untuk bisa mandiri. Selain itu kewirausahaan dapat melatih guru dan murid untuk memiliki semangat juang yang kokoh.
“Kalau Recis mau maju dan berkualitas dalam semua aspek, maka harus jalankan 3 aspek di atas dengan sungguh dan semangat totalitas,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Sekolah pascakepergian Bapak Romanus ke rumah Tuhan, Ibu Lusia Y. Meme dalam sambutanya mengharapkan agar Kepsek yang baru tetap melanjutkan serta merawat nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh Bapak Rinu Romanus. “Bapak Romanus adalah motivator sejati, pekerja keras, dan sungguh bijaksana. Untuk itu, nilai-nilai yang sudah ia tanamkan itu, tetaplah dirawat hingga keabadian,” tutur Lusia.
Selanjutnya, Kepsek baru SMAK Recis, Hendrianto dalam sambutan perdananya, mengatakan bahwa menjadi pemimpin untuk sekolah yang besar ini tidak gamoang. Untuk itu dibutuhkan kerja sama dan saling percaya. Juga haruslah selalu mengandalkan Tuhan. Pada kesempatan itu pula, Herdin berkomitmen untuk tetap melanjutkan semangat dan keteladanan almarhum Bapak Rinu Romanus dalam kebersamaan dengan para guru, murid, orangtua, komite, pemerintah, gereja dan masyarakat luas.
“Saya adalah manusia rapuh. Oleh karena itu kerja sama, daya juang dan saling percaya haruslah tetap mewarnai perjuangan kita untuk membangun Recis. Semua pihak masih terus dibutuhkan. Dan nilai-nilai yang telah diwariskan Bapak Romanus wajib dirawat dan dihidupi dalam rahim recis,” katanya.
Lalu, asisten I Setda Ngada, Bapak Emanuel Dopo, dalam pidatonya mewakili Bupati Ngada menegaskan beberapa hal penting perihal sebagai Kepsek. Pertama, Kepsek harus mampu menjadi administrator yang tangguh agar lembaga bisa bermutu baik akademik maupun nonakademik. Kedua, supervisi haruslah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan mutu para pendidik. Guru tak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi tetap selalu dibimbing dengan baik. Ketiga, kerja sama. Kepsek harus mampu menciptakan sistem kerja sama yang berkelanjutan, utuh dan humanis. Ini penting agar sekolah harus menjadi tempat yang selalu menjadi sumber-sumber nilai universal.
Di akhir sambutanya, Emanuel Dopo, mengakui bahwa Recis adalah sekolah terlibat. Sekolah terlibat selalu mengandaikan adanya kepekaan sosial. “Bahwa sekolah tidak bisa dipahami hanya sebatas kecerdasan otak. Tapi lebih daripada itu haruslah mampu mempersiapkan anak untuk hidup. Sehingga ketika hidup di masyarakat, para generasi akan menjadi generasi cepat pekah, ada rasa simpati, empati, berkarakter dan memiliki spritualitas yang andal,” katanya.
Pada Jumat, 20 September 2019, duet kepemimpinan
Bupati dan Wakil Bupati Sikka Robby Idong – Romanus Wogha memasuki usia ke – 1.
Duet ini adalah pasangan Bupati dan Wakil Bupati Sikka
Ke – 11 dalam sejarah Pemerintahan Kabupaten Sikka.
Di HUT Ke – 1, sebuah pertanyaan yang wajar diajukan
adalah Robby – Romanus sudah bikin apa di Kabupaten Sikka?
Untuk bisa jawab pertanyaan ini, publik butuh
perbandingan antara omongan janji-janji politik keduanya selama masa kampanye
dalam Pilkada Sikka 2018 lalu dan realisasinya dalam berbagai kebijakan publik
selama 1 tahun di Kabupaten Sikka.
Perbandingan di atas sesungguhnya adalah penilaian
etis dan karena itu hanya menuntut pertanggungjawaban etis dari keduanya.
Publik, misalnya, tak punya dasar yuridis apa pun
untuk menuntut keduanya memenuhi semua janji kampanye.
Sebab, di Indonesia, rakyat tak punya dasar hukum
untuk mempidana penyelenggara Negara yang ingkar janji.
Oleh karena itu, publik tak bisa bilang apa-apa lagi
saat Bupati Robby katakan bahwa hanya sekitar 25 – 30 persen janji-janji
kampanye direalisasikan dalam bentuk RPJMD Kabupaten Sikka 2018 – 2023.
Akan tetapi, publik berhak tahu, seberapa jomplang
janji kampanye keduanya dengan kerja-kerja ekonomi politik selama satu tahun
kepemimpinan keduanya?
Dalam masa kampanye kali lalu, mereka mengkampanyekan visi “Semakin Terpenuhinya Hak-Hak Dasar
Masyarakat Sikka secara Adil, Merata, dan Memadai” dengan misi (1) meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),
(2) memaksimalkan pembangunan infrastruktur dasar seperti air, jalan, dan
listrik, (3), mengembangkan dan menata kawasan baru pertumbuhan dan pelayanan,
(4) menjadikan Kabupaten Sikka sebagai pusat perdagangan, agro-industri,
pariwisata, dan jasa, (5) meningkatkan kesempatan kerja dan lapangan berusaha
berbasis ekonomi kerakyatan, dan (6) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
profesional dan akuntabel.
Prioritas mereka adalah (1) menurunkan
angka kemiskinan dari 14,2% ke 7%, (2) menurunkan angka pengangguran dari 8,9%
ke 6%, (3) menargetkan air bersih 40.000 sambungan rumah (SR) dan 2.000 kran,
(4) membangun jalan beraspal dan kawasan baru sepanjang 500 Km, (5) meteran
listrik bersubsidi sebanyak 29.000 SR, (6) perlindungan kesehatan terhadap 64
ribuan jiwa, (7) meningkatkan mutu pelayanan Posyandu sebagai POS PAUD HI, (8)
subsidi biaya produksi tanaman pangan dalam bentuk mekanisasi dan pupuk, (9)
menciptakan iklim investasi yang kondusif serta desa yang inovatif dan produktif,
(10) terwujudnya birokrasi pemerintahan yang bersih, dan (11) terlindungi dan
terpenuhinya kurang lebih 6.000 jiwa penyandang difabel dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Program-program unggulan mereka adalah
pinjaman tanpa bunga untuk beasiswa alias dana adat pendidikan, Kartu Sikka
Sehat (KSS), rumah sakit tanpa kelas, subsidi pemasangan meteran listrik,
pemasangan 40 ribuan sambungan rumah untuk air, dan pembangunan dan perbaikan
jalan ratusan Km.
Sementara itu, dalam RPJMD 2018 – 2023, adapun Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2018-2023
adalah (1) peningkatan kualitas pendidikan, (2) peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat, (3) peningkatan daya saing produk unggulan daerah, (4) penurunan
angka kemiskinan dan pengangguran dan pemberdayaan masyarakat, (5) peningkatan
keamanan dan kenyamanan lingkungan, dan (6) peningkatan kapasitas kelembagaan
pemerintah.
Keduanya membingkai seluruh program
pembangunan selama 4 tahun tersisa dalam tema pembangunan SDM yang unggul,
penurunan kemiskinan dan pengangguran, peningkatan taraf kesehatan masyarakat,
serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan infrastruktur yang memadai.
Berdasarkan hal-hal di atas, pertanyaan berikutnya
yang wajib dijawab Robby – Romanus adalah ke mana Kabupaten Sikka mau dibawa?
Tentu saja jawaban atas pertanyaan itu sudah
dirumuskan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Sikka Tahun 2005 – 2025.
Di sana dijelaskan bahwa visi RPJPD Kabupaten Sikka
Tahun 2005 – 2025 adalah “Kabupaten Sikka sebagai Pusat Perdagangan dan
Pengembangan Industri Pengolahan yang Berwawasan Lingkungan, Pusat Pengembangan
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Berkualitas, serta Pariwisata di Kawasan
Flores pada Tahun 2025.”
Pertanyaan kita adalah apakah semua kebijakan
strategis Bupati Robby didesain ke arah sana?
Dalam program unggulan beasiswa pendidikan bagi
mahasiswa miskin, mahasiswa berprestasi, dan mahasiswa kedokteran, misalnya,
apakah sistem kebijakannya sudah didesain berdasarkan visi panjang membangun
Sikka 20 tahun ke depan itu?
Maumere, Ekorantt.com – Pada Jumat, 20 September 2019, duet kepemimpinan Bupati Robby Idong dan Wakil Bupati Romanus Wogha memasuki usia ke – 1.
Dalam acara temu media di Aula Kantor Bupati Sikka, Jumat
(20/9/2019), Bupati Robby Idong antara lain menegaskan bahwa dirinya akan
membangun Sikka berdasarkan ingatan akan sejarah Kabupaten Sikka.
Berikut
adalah penangkapan EKORA NTT terkait sejarah pemerintahan Kabupaten Sikka versi Bupati Robby Idong.
Kabupaten
Sikka sejatinya berdiri sejak tahun 900-an oleh para Ama Gete, sebutan untuk
pemimpin masyarakat saat itu.
Ama
gete yang pertama adalah Rae Raja yang beristri Rubang Sina, sedangkan Ama Gete yang terakhir
adalah Baga Ngang.
Rae
Raja adalah adik dari Kapa Raja.
Mereka
berasal dari Bangladesh.
Saat
itu, dalam perjalanan dua kapal melintasi laut Flores keduanya berpisah arah
dari Labuan Bajo, satu kapal ke kiri dan satu kapal ke kanan.
Alhasil, kapal Rae Raja terdampar
di kampung Sikka.
Sementara
itu, Kapa Raja dan kapalnya
terdampar di Palue.
Setelah
beberapa waktu,
kedua kakak beradik kandung ini barulah dipertemukan.
Sejak
saat itu, terbentuklah kampung-kampung di wilayah
Kabupaten Sikka sampai sekarang.
Mereka
membentuk Kabupaten Sikka ini dengan 30 kepala kampung. Mo’ang Baga Ngang menguasai seluruh wilayah Kabupaten
Sikka bahkan sampai ke Ndori dan Wolowaru.
Ini
adalah alasan hingga saat ini sebagian wilayah Lio masuk ke dalam pemerintahan Kabupaten
Sikka, termasuk wilayah Pulau
Palue yang seharusnya secara tata letak masuk ke wilayah Kabupaten Ende.
Mo’ang
Baga Ngang melahirkan banyak putra
yang kemudian menjadi Raja Sikka.
Raja
Sikka pertama saat pemerintahan Portugis adalah Raja Don Alesu Ximenes da Silva.
Alesu
menjadi raja dengan cara yang sangat unik.
Di
kampung itu,
pada tahun 1600,
semua orang meninggal terserang wabah penyakit kolera.
Namun, Alesu sendiri selamat.
Ia
lari ke Teluk Maumere,
tepatnya di Waidoko dan bertemu kapal Agustino Rosario Da Gama.
Kepada
Agustino, ia meminta untuk pergi
ke tempat yang aman.
Sebab, di Sikka, semua orang meninggal.
Dia
ingin pergi ke tempat
di mana orang tidak akan mati. Agustino Rosario Da Gama mengiyakannya.
Alesu
akan ikut dengan kapal itu untuk sampai ke tanah kehidupan yang ia janjikan.
Tibalah
Alesu di tanah Malaka.
Di
sana, ia dipertemukan dengan
Jogo Worilla,
ayah dari Agustino Rosario Da Gama,
yang juga Kepala Perwakilan Portugis di Malaka.
“Engkau
akan menemukan tanah di mana orang tidak bisa mati. Asalkan kau harus belajar
selama tiga tahun di sini,” tawar Jogo Worilla.
Alesu
kemudian mempelajari Agama Katolik hingga menemukan dan percaya bahwa tanah di
mana orang tidak akan mati adalah surga.
Berkat
jiwa kepemimpinan dan ilmu Agama Katolik yang dia punya, ia dia dikembalikan ke
Sikka dan diangkat menjadi raja Sikka yang pertama, lengkap dengan atribut yang
ia kenakan seperti topi kerajaan, rantai, tongkat dari emas, beserta patung
Bunda Maria dan salib yang hingga saat ini masih ada.
Untuk
menjalankan misi penyebaran Agama Katolik di tanah Flores, Agustino Rosario Da
Gama yang berkebangsaan Portugis itu lalu diangkat menjadi Wakil Raja Sikka
yang pertama.
Pada
masa pemerintahan Don Kosmo, Raja Sikka yang kedua, hubungan antara raja dan wakil raja mulai tak
akur.
Sebab, raja beristri banyak
waktu itu.
Thomas
Da Gama, putra Agustino Rosario
Da Gama, tidak setuju dengan itu.
Ia
lalu hijrah dari Kampung Sikka menuju Teluk Maumere.
Tempat
tinggalnya persis di Monumen Tsunami saat ini.
Kerajaan
Sikka terus mahsyur
hingga kepemimpinan raja ke-16 dan beberapa perubahan
pada tahun 1875 karena peralihan kekuasaan dari Portugis ke Belanda.
Belanda
menjalankan politik devideetimpera sehingga memecahkan Kerajaan
Sikka menjadi tiga,
yakni Kerajaan Sikka (Kerajaan Sikka Mayor) dan Kerajaan Nita dan
Kangae (Kerajaan Sikka Minor).
Pemecahan
ini tidak berjalan lama karena terjadi pemberontakan Teka pada tahun 1908 yang mengembalikan Kerajaan
Sikka menjadi tunggal.
Para raja Sikka menjadi raja-raja tersohor di daratan
Flores. Pada tahun 1950, Raja Thomas ditunjuk
menjadi kepala daerah Flores yang pertama.
Sebab, ia dianggap paling cakap di antara semua raja.
Pada
tahun 1958, barulah
Kabupaten Sikka melaksanakan penyelenggaraan pemerintah daerah dengan pejabat
bupati adalah Raja Centis.
Tahun
1960, dengan menjalankan
prinsip demokrasi,
dipilihlah Bupati Sikka yang pertama. Berdasarkan perolehan suara, Paulus
Samador da Cunha memperoleh hanya 5 suara, lebih kecil dari lawannya V.B. Da Costa yang memperoleh
9 suara.
DPRD saat itu melaksanakan
sidang untuk membahas hal ini. Mereka bertanya,
bagaimana mungkin Pemerintahan Daerah Sikka dipimpin oleh V.B. Da Costa yang adalah orang Lio?
Akhirnya, disepakati untuk
melantik Paulus Samador da Cunha sebagai Bupati dan V.B. Da Costa dikirim menjadi
wakil di DPR pusat.
Di tangan Samador, dibukalah
wilayah-wilayah pertanian baru di Waigete, Talibura, Magepanda, dan Nebe. Sebab, saat itu, terjadi kekurangan
pangan di Kabupaten Sikka.
Hal
serupa juga terjadi pada pemilihan bupati selanjutnya. Dalam kontestasi politik
yang mengikutsertakan tiga calon, Laurensius
Say, yang menempati posisi suara
terbanyak kedua,
akhirnya ditetapkan menjadi Bupati Sikka.
Sebab, menurut mereka, sudah menjadi tradisi di Kabupaten Sikka bahwa yang dilantik
adalah calon yang memperoleh suara
terbanyak kedua.
Namun, di masa kepemimpinannya, banyak keberhasilan yang
ia torehkan,
termasuk mengembangkan tanaman perdagangan bersama Pater Bolen, SVD.
Bupati
kedua ini menjalankan politik balas jasa. Karena
Orang Lio sudah mengangkat orang Bola menjadi bupati, maka Beliau mengkaderkan
Daniel Woda Pale. Dalam usia
30 tahun, Woda Pale menjadi Sekda Sikka, yang kemudian menjadi
Bupati Sikka selama dua periode.
Sudah selama setahun, Robby Idong dan Romanus Woga telah ikut mengariskan sejarah
panjang pemerintahan di Kabupaten Sikka.
Sebagai
penerus estafet
kepemimpinan yang ke-10, Robby – Romanus
adalah yang pertama lolos terpilih dari jalur independen dengan mengumpulkan dukungan 38.000 KTP masyarakat Kabupaten Sikka.
Sejarah
apalagi yang akan mereka catat untuk anak cucu Nian Sikka?
Maumere, Ekorantt.com – Pada Sabtu (21/9/2019) Bupati Robertus Diogo dan Wakil Bupati Romanus Woga menggelar jumpa pers di Aula kantor Bupati Sikka.
Dengan raut wajah tersenyum, Bupati Roby
menyampaikan bahwa jumpa pers ini tidak dimaksudkan untuk membangkitkan
pencitraan bagi pemerintah tetapi sebagai usaha membangun spirit bersama demi
kemajuan pembangunan nian tana Sikka tercinta.
Dalam jumpa pers tersebut, Bupati Roby
menyampaikan pertanggungjawaban dan refleksi mengenai kinerja kepemimpinan
keduanya dalam kurun waktu satu tahun.
Efisiensi Anggaran Belanja OPD
Mencapai Rp5,7 M
Bupati Robby menjelaskan, pemerintah telah menerbitkan Perda Nomor 3 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam Perda RPJMD tersebut dijabarkan secara lebih teknis dan konkret visi misi pasangan ROMA selama masa kampanye
Bupati Roby mengaku, baru 25% visi dan misi
pasangan ROMA yang berhasil diimplementasikan dalam RAPBD 2019. Menurut Bupati Roby, hal itu disebabkan
Musrenbang sebagai dasar penetapan APBD 2019 sudah dibahas sejak bulan Maret
2018 pada masa kepemimpinan Bupati Ansar. Berdasarkan hasil Musrenbang itu,
ditetapkan RKPD dan APBD 2019.
Selain itu, menurut Robby penetapan RPJMD juga
dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan top down, pendekatan partisipatif,
pendekatan politik, dan pendekatan bottom
up. Dengan demikian penjabaran visi dan misinya selama kampanye perlu
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak yang relevan, sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang berlangsung di daerah.
Meskipun baru 25% visi dan misi ROMA yang
berhasil dijabarkan dalam RPJMD Kabupaten Sikka 2019, Roby meyakinka bahwa
keseluruhan proses pembangunan tetap berpegang pada visi pemenuhan hak-hak
dasar masyarakat demi terciptanya masyarakat Sikka bahagia 2023.
Menurutnya, pemerintah akan menerapkan
pendekatan kultural-historis dalam penataan pembangunan di seluruh wilayah
Kabupaten Sikka.
Pada kesempatan jumpa pers tersebut, Bupati
Roby juga mengkonfirmasi bahwa selama satu tahun ini, fokus pembangunan di
Sikka ditujukan pada pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, terutama melalui intervensi beasiswa di bidang pendidikan dan
perhatian pada sektor kesehatan.
Pemerintah berusaha menerapkan pembangunan
berbasis data keluarga di Sikka. Seturut Badan Pusat Statistik, total penduduk
Sikka berjumlah 317 ribu jiwa. Dari 317 ribu jiwa tersebut terdapat 107 ribu
kepala keluarga dan 80 ribu rumah tangga.
Dari penjabaran itu, ada 14, 2% penduduk
miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan di Kabupaten Sikka sebesar 245.000 per kapita. Sementara itu,
58% penduduk terkategorikan hampir miskin. Hanya 28% penduduk Sikka yang masuk
kategori sejahtera. Menurut Bupati Roby, penduduk sejahtera ini antara lain
berasal dari kalangan PNS, TNI, Polri dan Pedagang.
Pemerintah juga menerapkan konsep pembangunan
berbasis rumah tangga, yang dioptimalkan bagi 14,2% penduduk miskin di Sikka.
Sumber dana pembangunan ini diambil dari dana alokasi umum, dana alokasi khusus
penugasan dan dana alokasi khusus afirmasi. Secara khusus untuk dana alokasi
khusus afirmasi, pemerintah memfokuskan penggunaannya untuk 29 desa sangat
tertinggal.
Menurut Bupati Roby, penduduk miskin kesulitan
menikmati hak-hak dasar mereka. Mereka sangat membutuhkan bantuan, terutama di
bidang pendidikan dan kesehatan. Ia berasumsi, orang boleh jadi mampu membeli
makanan dan minuman sehari-hari. Namun, orang bisa bangkrut karena
menyekolahkan anaknya dan belum tentu mampu membiayai pengobatan ketika sakit.
Karena itu, Bupati Roby merasa perlu mengintervensi pemenuhan hak pendidikan
dan kesehatan masyarakat, terutama bagi 14,2% rakyat miskin ini.
Bupati Roby mengkonfirmasi, Perda RPJMD yang
diterbitkan adalah hasil konsultasi dengan publik. Misalnya soal dana
pendidikan, nomenklatur yang tertera di RPJMD tidak menggunakan istilah dana
adat pendidikan sebagaimana yang digaungkan selama masa kampanye, tetapi
menggunakan nama beasiswa pendidikan.
Beasiswa pendidikan ini dialokasikan untuk
tiga kategori penerima yaitu kepada 14.2% atau 15.000 mahasiswa dari keluarga
miskin, untuk mahasiswa prestasi dengan IPK di atas 3.00 serta mahasiswa
kedokteran dan tenaga ahli.
Bupati Roby juga menerangkan, pada tahun
pertama kepemimpinannya, pemerintah berhasil melakukan penghematan anggaran
belanja sebesar Rp5.7 miliar di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Anggaran tersebut dialokasikan bagi program beasiswa pendidikan untuk keluarga
miskin dalam APBD Perubahan Tahun 2019 yang diparipurnakan pada Rabu,
(23/9/2019). Untuk diketahui, total APBD Perubahan Sikka Tahun 2019 mencapai
Rp1,2 triliun rupiah.
Dalam bidang kesehatan, pemerintah tetap
berkomitmen menerbitkan kartu Sikka sehat, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
warga miskin.
Ia juga meyakinkan bahwa Pemda Sikka bersama Pemprov NTT dan
pemerintah pusat akan mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah. Salah
satunya adalah infrastruktur air minum.
Seturut Perpres No. 46 tentang Jaminan dan
Subsidi Bunga untuk Pinjaman Infrastruktur maka Pemda akan membangun 40.000
meteran air, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sikka. Pembangunan
infrastruktur air minum ini akan mendapatkan hibah berbasis kinerja dari
pemerintah pusat. Pemda akan menerbitkan Perda penyertaan modal untuk
pemasangan 3000 meteran air. Selain meteran air, pemerintah akan membangun
waduk di Kaliwajo, untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat di wilayah
selatan kabupaten Sikka.
Tidak Ada Kemajuan yang Signifikan di
Bidang Pendidikan
Mengenai setahun kepemimpinan ROMA, rakyat tentu punya pandangannya sendiri.
EKORA NTT berkesempatan mewawancarai beberapa warga untuk meminta pendapat mereka mengenai kinerja setahun pemerintahan Bupati Roby Idong dan Wakil Bupati Romanus Woga.
RD. Fidelis Dua, Pr memberikan pendapat
mengenai kinerja ROMA di bidang pendidikan. Menurut kepala sekolah SMAS John
Paul II ini, pemenuhan hak dasar masyarakat di bidang pendidikan.
Menurut Romo Fidel, pemenuhan hak dasar di
bidang pendidikan tidak akan efektif hanya dengan program beasiswa pendidikan
tinggi bagi masyarakat miskin, mahasiswa berprestasi, dan mahasiswa calon
tenaga ahli.
Menurutnya, dari pada memberikan beasiswa
untuk pendidikan tinggi, yang seharusnya lebih diperhatikan dan dikembangkan
adalah kualitas pendidikan dasar, mulai dari SD hingga SMA. Beasiswa pendidikan
tinggi bagi masyarakat miskin sebaiknya digunakan untuk perbaikan mutu
pendidikan dasar.
Ia juga menganjurkan ROMA untuk lebih
memperhatikan peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah di tingkat
pendidikan dasar. Menurutnya, hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Uji
Kompetensi Kepala Sekolah (UKK) untuk Kabupaten Sikka sangat memprihatinkan.
Selain beasiswa, ia berharap ROMA memperhatikan tuntutan perbaikan mutu guru
dan kepala sekolah di tingkat pendidikan dasar.
Dengan demikian secara umum, RD. Fidel menilai
pemenuhan hak dasar di bidang pendidikan tidak memiliki progres yang
signifikan.
“Pemenuhan hak dasar di bidang pendidikan
bukan hanya soal beri beasiswa tetapi bagaimana meningkatkan layanan pendidikan
khususnya pendidikan dasar di desa-desa yang tampaknya sangat memprihatinkan
dalam pemenuhan 8 SNP. Hak dasar dalam bidang pendidikan juga menyangkut
peningkatan mutu pendidikan dengan program dan kegiatan peningkatan mutu guru
PAUD, SD dan SMP. Coba lihat hasil UKG dan UKK. Sangat-sangat memprihatinkan!
Karena itu, harus dibuat Centra Belajar Guru dengan kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan kompetensi guru.”
Rizal Huku Lejap, mengomentari kinerja ROMA
dari segi peningkatan ekonomi dan usaha kecil menengah. Menurutnya, keputusan
pemerintah daerah membuka kerjasama dengan PT. Windu Karsa memberikan manfaat
dan pengaruh yang signifikan bagi
“Kalau dari segi UKM, saya salut atas
kebijakan pemerintah membuka kerjasama dengan PT Windu Karsa yang memperlancar
jalur transportasi barang dari Surabaya-Maumere dan Maumere-Surabaya. Meski
dalam perjalanan ada kendala semisal kapal dan harus dok, atau seputar masalah
pasokan BBM untuk kapal, saya pikir kebijakan ini adalah langkah berani
pemerintah, terutama untuk kembali meramaikan transportasi barang yang kian
melambat pasca karamnya kapal Roro Dharma Kencana”, demikian Rizal.
Penggiat Komunitas Diver Maumere, Bram
Conterius menilai ROMA tidak maksimal memenuhi janjinya mengoptimalkan peran
kaum muda dalam pembangunan sumber daya potensial di Maumere. Bram mengaku,
Bupati Roby sudah berkali-kali berusaha mengumpulkan kaum muda dan berjanji
mendukung kegiatan-kegiatan kreatif mereka, tetapi janji itu hanya berujung
janji tanpa tindakan nyata.
Ia juga merasa belum ada pergerakan yang
menonjol yang dirasakan di beberapa bidang penting seperti pariwisata, ekonomi
kerakyatan, dan lingkungan hidup.
“Selama satu tahun ini sepertinya belum
ada pergerakan yang bisa dirasakan khususnya di beberapa bidang yang sempat
dikatakan akan ditingkatkan, misalnya pariwisata, ekonomi kerakyatan dan
kelautan atau lingkungan hidup, khususnya pemanfaatan potensi bahari di
berbagai sektor dan kelestariannya. Bupati juga janji akan perhatikan anak
muda, tetapi kayaknya dia belum respek dengan kontribusi-kontribusi anak muda nian Sikka hampir di segala bidang.
Banyak komunitas kreatif yang tumbuh di Maumere. Kami sudah sering bertemu
Bupati, tetapi tidak pernah ada tindak lanjut yang nyata yang bisa dilihat
setelah omong-omong itu.”
Herman Yoseph Ferdy, warga RT 020/RW 006 Jl.
Adisucipto Kelurahan Waioti menilai banyak program dan ide brilian yang coba
dicetuskan oleh ROMA sejak masa kampanye hingga saat ini. Meskipun demikian,
Ferdy menilai ide-ide brilian itu tidak progresif lantaran sulit dipahami dan
diterapkan secara teknis dalam kerja-kerja di sektor OPD. Satu yang disoroti
Ferdy adalah masalah manajemen sampah yang dijanjikan akan diperbaiki tetapi
hingga sekarang belum menuai hasil yang maksimal.
“Kalau menurut saya Bupati Roby tidak
punya kemampuan untuk membuat turunan atas ide. Jadi selama masa kampanye dan
sampai hari ini kita selalu menemukan hal-hal baru. Memang kita akui itu
gagasan-gagasan brilian tetapi tidak progresif karena tampaknya tidak mampu
dipahami dan diturunkan secara teknis oleh OPD-OPD. Misalnya masalah sampah.
Dinas-dinas tidak bikin satu cara baru untuk menyelesaikan masalah sampai.
Setelah setahun ini kita harusnya sudah punya grand design menyangkut permasalahan sampah, masalah sampah mau
dibawa kemana.”
Hal lain yang disoroti Ferdy adalah program
beasiswa yang menurutnya tidak dirancang tidak melalui tahapan manajerial yang
baik. Menurut Ferdy, program beasiswa perlu dirancang dalam sistem yang
profesional dan transparan, serta sejak awal bisa diakses oleh seluruh
masyarakat. Menurutnya Bupati Roma perlu menggunakan media-media penyiaran
publik entah milik pemerintah dan swasta, untuk mensosialisasikan program
beasiswa tersebut.
“Beasiswa dana adat ini kan hampir tidak
beda dengan LPDP atau beasiswa-beasiswa lainnya. Di tahap awal kita harus
memastikan rumusannya harus bagaimana. Yang Pa Bupati rencanakan umumnya masih
dalam tataran gagasan. Saya rasa di awal
Pa Roby perlu mengundang orang-orang profesional untuk memberikan gambaran dan
pelatihan mengenai cara mengelola beasiswa tersebut. Harus jelas, siapa yang
akan kelola, mekanisme pendaftaran bagaimana, jurusan-jurusan prioritasnya apa
saja. Itu harusnya disiarkan dan diketahui publik.”
Selain itu, Ferdy juga menyoroti visi program
beasiswa yang menurutnya tidak dipadukan secara komprehensif dengan arah
pembangunan Kabupaten Sikka. Menurut Ferdy, beasiswa pendidikan seharusnya
diproyeksikan seturut gagasan pembangunan Kabupaten. Misalnya, jika gagasan
pembangunan mencita-citakan transformasi di bidang ekonomi makro, maka profesi
dan tenaga ahli yang diprioritaskan harus berkaitan dengan bidang tersebut.
“Harus jelas kita mau bertransformasi ke
arah mana. Misalkan kalau mau menjadi pusat perdagangan Flores, jurusan-jurusan
yang diprioritaskan adalah orang-orang yang memahami perdagangan, banyak orang
yang memahami ekonomi makro. Kalau mau diprioritaskan untuk pertanian fase
lanjutan, dua kali panen setahun, pasti yang kita butuh adalah orang-orang yang
ahli di bidang pertanian. Di Maumere siapa yang memahami manajemen pertanian?
Belum banyak. Kita butuh orang yang mampu buat analisis, tahu teknis. Kita
butuh media promosi, mendesain produk-produk dan buat branding untuk
produk-produk itu”, ujar sarjana Ilmu Komunikasi itu. (eka/sil)
Maumere, Ekorantt.com – Pada tanggal 20 September 2018, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.53-6099 Tahun 2018 tentang Pengangkatan Bupati Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.53-6099 Tahun 2018 tentang Pengangkatan Wakil Bupati Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur, Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si dan Romanus Woga resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sikka Periode 2018 – 2023.
Pada Jumat, 20
September 2019, duet kepemimpinan birokrat dan tokoh koperasi ini berulang tahun
ke – 1.
Apa saja hal-hal yang
telah dilakukan oleh dua pemimpin ini bagi warga Kabupaten Sikka?
Janji
Kampanye
Dalam masa kampanye,
ROMA, demikian keduanya memperkenalkan sandi politik, mengkampanyekan visi
“Semakin Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat Sikka secara Adil, Merata, dan
Memadai.”
Misi mereka adalah (1)
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), (2) memaksimalkan pembangunan
infrastruktur dasar seperti air, jalan, dan listrik, (3), mengembangkan dan
menata kawasan baru pertumbuhan dan pelayanan, (4) menjadikan Kabupaten Sikka
sebagai pusat perdagangan, agro-industri, pariwisata, dan jasa, (5) meningkatkan
kesempatan kerja dan lapangan berusaha berbasis ekonomi kerakyatan, dan (6)
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional dan akuntabel.
Prioritas mereka adalah
(1) menurunkan angka kemiskinan dari 14,3% ke 7%, (2) menurunkan angka pengangguran
dari 8,9% ke 6%, (3) menargetkan air bersih 40.000 sambungan rumah (SR) dan
2.000 kran, (4) membangun jalan beraspal dan kawasan baru sepanjang 500 Km, (5)
meteran listrik bersubsidi sebanyak 29.000 SR, (6) perlindungan kesehatan
terhadap 64 ribuan jiwa, (7) meningkatkan mutu pelayanan Posyandu sebagai POS
PAUD HI, (8) subsidi biaya produksi tanaman pangan dalam bentuk mekanisasi dan
pupuk, (9) menciptakan iklim investasi yang kondusif serta desa yang inovatif
dan produktif, (10) terwujudnya birokrasi pemerintahan yang bersih, dan (11)
terlindungi dan terpenuhinya kurang lebih 6.000 jiwa penyandang difabel dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Dalam kampanye, Robby –
Romanus telah menebar banyak janji program-program unggulan seperti dana adat
pendidikan, Kartu Sikka Sehat (KSS), rumah sakit tanpa kelas, subsidi
pemasangan meteran listrik, pemasangan 40 ribu SR untuk air, dan pembangunan
dan perbaikan jalan 500 Km.
Bagaimana janji-janji
kampanye Robby – Romanus di atas diterjemahkan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sikka Tahun 2018 – 2023? Apakah semua
janji kampanye masuk ke dalam RPJMD?
RPJMD
2018 – 2023
Bupati Sikka Robby
Idong dalam acara temu media di Aula Kantor Bupati Sikka, Jumat (20/9/2019)
mengatakan, tidak semua visi, misi, program kerja, dan janji-janji kampanye
dimasukkan ke dalam RPJMD.
Hanya sekitar 25% – 30%
dari janji kampanye dia saja yang masuk ke dalam RPJMD.
Pemenuhan hak dasar
adalah upaya untuk memenuhi hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang
secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat yang
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi hak atas pendidikan, hak
atas kesehatan, hak perempuan dan anak, hak atas kependudukan, hak atas
pekerjaan, hak atas perumahan, dan hak atas lingkungan yang berkelanjutan.
Bahagia adalah keadaan
atau perasaan senang dan tentram dari masyarakat Sikka karena terpenuhinya
aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga,
ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah dan aset, keadaan
lingkungan dan kondisi keamanan.
Untuk mengegol visi,
ada 2 (dua) misi utama, yaitu (1) mewujudkan kehidupan masyarakat yang
berkualitas dan (2) mewujudkan reformasi birokrasi.
Tujuan yang mau dicapai
adalah (1) terwujudnya kehidupan masyarakat yang berkualitas dan (2)
terwujudnya reformasi birokrasi.
Sementara itu, ada pun
sasaran pembangunan daerah, yaitu (1) meningkatnya pendidikan masyarakat, (2)
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, (3) terbangunnya perekonomian yang
kokoh, maju, dan adil, dan (4) meningkatnya kinerja aparatur dalam pelayanan
publik.
Sasaran pembangunan
dicapai dengan menerapkan strategi pembangunan sebagai berikut (1) peningkatan
akses dan kualitas layanan pendidikan, (2) penurunan angka kematian ibu, angka
kematian bayi dan angka kesakitan, (3) peningkatan nilai investasi, jumlah usaha
mikro, kecil dan menengah, kontribusi dan pertumbuhan sektor-sektor potensial
dan kualitas layanan infrastruktur, (4) penurunan kriminalitas dan Indeks
Resiko Bencana, (5) peningkatan keamanan dan kenyamanan serta harmoni sosial, (6)
peningkatan sistem pengendalian internal pemerintah, (7) peningkatan
profesionalitas ASN, (8) peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana publik
yang memadai, (9) peningkatan ketersediaan sistem informasi pelayanan publik
yang memadai, dan (10) peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Menurut RPJMD ini,
masalah pokok pembangunan di Kabupaten Sikka adalah (1) masih rendahnya
kualitas hidup masyarakat dan (2) belum optimalnya pelaksanaan reformasi
birokrasi.
Indikator masalah pokok
masih rendahnya kualitas hidup masyarakat adalah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Indeks Kebahagiaan (IK).
Pada tahun 2013, IPM
Kabupaten Sikka sebesar 60,84, meningkat menjadi 61,36 pada tahun 2014.
Pada tahun 2015
meningkat menjadi 61,81, tahun 2016 meningkat menjadi 62,42 dan pada tahun 2017
meningkat menjadi 63,80.
Jika dibandingkan
dengan IPM tahun 2017 Kabupaten Ende sebesar 66,11, Kabupaten Nagekeo sebesar
64,74, Kabupaten Ngada 66,47 dan Kota Kupang sebesar 78,25, maka IPM di
Kabupaten Sikka masih tergolong rendah, namun lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi
NTT sebesar 63,73.
Indeks Kebahagiaan
Masyarakat Kabupaten Sikka tidak jauh berbeda dengan kondisi Indeks Kebahagiaan
Masyarakat NTT pada umumnya yang dipublikasikan BPS.
Indeks kebahagiaan
Masyarakat NTT tahun 2014-2017 cenderung meningkat.
Pada tahun 2014, Indeks
Kebahagiaan Masyarakat NTT sebesar 66,2 dan tahun 2017 naik menjadi 68,98.
Jika dibandingkan
dengan Indeks Kebahagiaan Tahun 2017 Provinsi Papua Barat sebesar 71,73,
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 70,70 dan juga rata-rata Nasional sebesar 70,69,
maka Indeks Kebahagiaan Masyarakat NTT masih tergolong rendah.
Indeks Kebahagiaan di
NTT merupakan salah satu dari 5 (lima) provinsi di Indonesia dengan Indeks
Kebahagiaan terendah.
Masalah pokok masih
rendahnya kualitas hidup masyarakat disebabkan oleh (1) masih rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, (2) masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat, dan
(3) belum kokoh, belum maju, dan belum adilnya perekonomian.
Sementara itu,
indikator masalah pokok masih belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi
adalah Indeks Reformasi Birokrasi.
Indeks Reformasi
Birokrasi Kabupaten Sikka tidak jauh berbeda dengan kondisi Indeks Reformasi
Birokrasi Provinsi NTT pada umumnya yang dipublikasikan Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pada tahun 2016, Indeks
Reformasi Birokrasi Provinsi NTT mencapai nilai B.
Jika dibandingkan
dengan Provinsi Bali dan Sulawesi Tengah yang mencapai nilai BB, maka Indeks
Reformasi Birokrasi Provinsi NTT masih tergolong rendah.
Masalah pokok belum
optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi disebabkan oleh (1) pemerintah yang
belum bersih dan bebas dari KKN, (2) masih rendahnya kinerja aparatur dalam
pelayanan publik, dan (3) kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang
masih rendah.
Dengan demikian, isu strategis dalam RPJMD Kabupaten Sikka Tahun 2018 – 2023 adalah masih rendahnya kualitas hidup masyarakat dan belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi.
Masalah pokok dan isu strategis di atas coba diselesaikan dengan strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan daerah Kabupaten Sikka sebagai berikut.
Strategi pembangunan
daerah Kabupaten Sikka Tahun 2018 – 2023 adalah (1) peningkatan akses dan
kualitas layanan pendidikan, (2) penurunan angka kematian ibu, angka kematian
bayi dan angka kesakitan, (3) pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan,
(4) peningkatan rasa aman dan nyaman, (5) peningkatan kinerja sistem
pengendalian internal pemerintah, (6) peningkatan profesionalitas ASN, (7),
peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pelayanan publik, (8)
peningkatan sistem informasi pelayanan publik, dan (9) peningkatan kualitas
perencanaan, pengukuran, pelaksanaan dan evaluasi serta pelaporan kinerja
instansi pemerintah.
Arah Kebijakan
Pembangunan Kabupaten Sikka Tahun 2018-2023 adalah (1) pemantapan penerapan SPM
pendidikan melalui
(a) peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan, (b) peningkatan minat baca
masyarakat (c), peningkatan kualitas sarana
dan prasarana pendidikan, kepemudaan dan olahraga, (2) peningkatan pelayanan
pendidikan bagi seluruh anak Sikka melalui (a) pemberian beasiswa prestasi bagi siswa dan mahasiswa,
(b) pemberian beasiswa miskin bagi mahasiswa,
(c), dan pemberian beasiswa bagi mahasiswa kedokteran
dan calon dokter ahli, (3) akselerasi pemenuhan layanan kesehatan ibu
Antenatal, Natal dan Postnatal melalui (a)
peningkatan pelayanan kesehatan ibu, (b)
Keluarga Berencana, (c) peningkatan peran serta masyarakat, (d) penguatan Puskesmas
dan jaringannya, dan (e) pembentukan brigade
sehat reaksi cepat, (4) akselerasi pemenuhan layanan kesehatan bayi dan balita
melalui (a) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
(b) dtimulasi dan deteksi intervensi dini tumbuh
kembang anak, dan (c) imunisasi dan ASI
eksklusif, (5) peningkatan pengendalian penyakit dan penanganan kesehatan
lingkungan melalui (a) peningkatan layanan kesehatan guna pengurangan angka
kesakitan, (b) pengendalian pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan, dan (c) penanganan
kawasan kumuh, (6) percepatan pemberian jaminan kesehatan bagi keluarga tidak
mampu melalui Pemberian KIS atau Kartu Sikka Sehat (KSS) dengan jangka waktu
terbatas bagi yang belum memperolehnya, (7) pemenuhan
kebutuhan dasar bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui (a) pelayanan dan rehabilitasi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, (b) pembinaan para penyandang cacat
dan trauma, dan (c) pembinaan panti
asuhan/panti jompo, (8) pengembangan investasi swasta melalui peningkatan kualitas layanan perijinan dan fasilitasi percepatan investasi swasta dalam pengembangan
sektor potensial seperti pertanian, perikanan, industri, perdagangan dan
pariwisata, (9) peningkatan kesempatan kerja dan lapangan usaha berbasis
ekonomi rakyat melalui (a) pembangunan Balai Latihan Kerja, dan (b) pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi, (10) pengembangan
dan penataan kawasan pertumbuhan baru dan percepatan pembangunan infrastruktur
dasar melalui (a)
penataan ruang wilayah Kabupaten Sikka, (b) penataan
pusat pertumbuhan baru di wilayah selatan dan perbatasan, (c) pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, (d) pembangunan
prasarana dan jaringan air bersih, (e) perluasan jaringan listrik dan sambungan
rumah, (f) pembangunan rumah layak huni, (g), pembangunan prasarana dan
penataan transportasi, dan (h) pengembangan transmigrasi lokal, (11) pengembangan
UMKM dan ekonomi kreatif melalui (a) pengembangan kerajinan tangan, kuliner dan fashion
dan (b) pembinaan dan pengembangan koperasi
dan UMKM, (12) pengembangan sektor unggulan
daerah yaitu pertanian, perikanan, industri, perdagangan dan pariwisata melalui
(a) pengembangan agro industri berbasis kakao,
(b) Pengembangan agro industri berbasis kelapa, (c) pengembangan
industri pengolahan ikan, pengalengan ikan dan rumput laut, (d) pengembangan
pemasaran, destinasi, investasi pariwisata alam, religi, dan budaya, (13) pengendalian
laju inflasi melalui peningkatan produksi dan
distribusi barang dan jasa, (14) penegakan ketertiban umum melalui (a) peningkatan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, (b) peningkatan keamanan
dan kenyamanan lingkungan, (c) pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal, (d)
pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan, (e) peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat),
(f) peningkatan kesadaran politik masyarakat, (15) pengurangan
resiko bencana melalui Pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana alam, (16) peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur melalui (a) pendidikan dan pelatihan struktural dan formal
dan (b) penataan pemangku jabatan fungsional tertentu,
(17) peningkatan kualitas perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan
kinerja melalui pengembangan sistem informasi pemerintah
daerah, (18) peningkatan maturitas sistem pengendalian internal pemerintah
melalui (a) peningkatan kualitas perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, (b) penetapan kebijakan
dan prosedur tertulis, (c) pengkomunikasian
kebijakan dan prosedur, (d) implementasi kebijakan dan prosedur, (e) evaluasi
formal, berkala, dan pemantauan/pengembangan berkelanjutan, dan (19) peningkatan
kapasitas pendanaan melalui pinjaman daerah.
Untuk melaksanakan program dan kegiatan secara strategis, maka Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2018-2023 adalah (1) peningkatan kualitas pendidikan, (2) peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, (3) peningkatan daya saing produk unggulan daerah, (4) penurunan angka kemiskinan dan pengangguran dan pemberdayaan masyarakat, (5) peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dan (6) peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah.
Menurut Bupati Robby, RPJMD adalah kontrak kerja 5 tahun dirinya bersama dengan Wabup Romanus Wogha.
Kinerja dirinya dan
Wabup Romanus dinilai berdasarkan RPJMD itu.
Indikator keberhasilan
dia sebagai kepala daerah juga dinilai berdasarkan RPJMD.
Selama satu tahun
kepemimpinan, dia sudah menerbitkan enam buah peraturan daerah (Perda), yakni
Perda Nomor 1 tentang APBD Kabupaten Sikka 2019, Perda Nomor 2 tentang
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, Perda Nomor 3 tentang RPJMD Kabupaten
Sikka Tahun 2019-2023, Perda Nomor 4 tentang Pertanggungjwaban Pelaksanaan APBD
Kabupaten Sikka Tahun 2018, Perda Nomor 5 tentang Penyertaan Modal Daerah pada
PT Bank Pembangunan Daerah NTT, dan Perda tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Sikka Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa.
Kabupaten
Mau Dibawa Ke Mana?
Warga Kelurahan Waioti Ferdy
Herman Yoseph mengatakan, Bupati Robby tidak menunjukkan kemampuan membuat
turunan atas ide.
Menurut Ferdy, selama
masa kampanye hingga saat ini, masyarakat memang menemukan banyak gagasan baru
dan brilian dari Bupati Robby.
Akan tetapi, gagasan
dia tidak progresif.
Sebab, tampaknya,
gagasan tersebut tidak mampu diterjemahkan secara teknis di OPD-OPD.
Misalnya, masalah
sampah.
Dalam satu tahun ini,
pemerintah mestinya sudah punya grand design menyelesaikan masalah
sampah di Maumere.
Akan tetapi sampai
sekarang, dinas tidak punya cara baru untuk selesaikan masalah sampah.
Selain itu, masalah
lain yang hingga kini belum jelas adalah perihal beasiswa pendidikan.
Menurut Ferdy,
pemerintah tampaknya belum memiliki sistem penganggaran dan penerapan beasiswa
pendidikan yang memadai.
Pemerintah juga belum
punya proyeksi ke masa depan tentang out put dari mahasiswa
bersangkutan.
“Kabupaten ini mau
dibawa ke mana? Kalau mau jadi pusat perdagangan Flores, maka kita butuh
orang-orang yang ahli dalam bidang makro ekonomi atau perdagangan. Dengan
demikian, beasiswa-beasiswa diprioritaskan pada bidang-bidang yang relevan,”
katanya.