Breaking News: Esok, 1000 Mahasiswa di Maumere akan Lakukan Aksi Tolak UU KPK!

0

Maumere, Ekorantt.com – Mahasiswa-mahasiswa di kota Maumere yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Gerakan Kerakyatan (AMGK) berencana melakukan long march dan demonstrasi menolak UU KPK hasil revisi yang telah disahkan. Aksi mahasiswa tersebut akan dilaksanakan esok, Kamis (26/9/2019), pukul 09.00 WITA. 

Gerakan aksi mahasiswa ini diinisiasi oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Himpunan Mahasiswa Islam cabang Maumere. Diperkirakan, akan ada sedikitnya 1000 mahasiswa yang bakal turun ke jalan.

Aksi ini adalah bentuk keterlibatan mahasiswa Maumere dalam gerakan nasional menentang ketidakadilan yang secara terang-terangan terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan Republik Indonesia. 

Sejak Selasa (23/9/2019) malam, AMGK telah menyebarkan seruan aksi melalui selebaran-selebaran digital (flyer) di media sosial, via pesan WA, Facebook, dan Instagram. Selebaran-selebaran itu gencar dibagikan dengan tujuan menggalang dukungan dari berbagai elemen mahasiswa terhadap aksi demonstrasi tersebut.

Ketika dimintai keterangan oleh ekorantt.com melalui sambungan telepon, Ketua PMKRI Maumere, Mario Fernandez dan Sekretaris HMI Maumere, Isnain selaku inisiator sama-sama membenarkan adanya rencana aksi demonstrasi tersebut.

“Seruan aksi ini memang diinisiasi oleh PMKRI, HMI dan kemudian terus berkembang. Teman-teman beberapa organda turut bergabung. Teman-teman IMM dengan seruan dan tuntutan yang sama juga akan bergabung. Memang sampai hari ini, kita sudah punya aliansi yang besar untuk turun ke jalan esok”, terang Mario Fernandez.

Mario Fernandez mengkonfirmasi bahwa sedikitnya akan ada sepuluh organisasi mahasiswa yang ikut terlibat dalam aksi tersebut. Dari sepuluh organisasi mahasiswa, empat di antaranya merupakan cabang-cabang daerah (organda) dari organisasi mahasiswa nasional dan enam lainnya merupakan organisasi dan forum-forum mahasiswa di Kabupaten Sikka.

Isnain pun turut memberi keterangan terkait keterlibatan mahasiswa-mahasiswa di aksi tersebut. Menurutnya, pihak koordinator telah menerima konfirmasi dari mahasiswa-mahasiswa dari beberapa kampus di Maumere, seperti UNIPA, IKIP Muhammadiyah, STFK Ledalero, Permasi, hingga Universitas Terbuka (UT). Mahasiswa-mahasiswa dari kampus-kampus tersebut akan turut dalam aksi demonstrasi esok.

Informasi terakhir, sudah ada 600 mahasiswa yang dipastikan akan turun ke jalan dan diperkirakan jumlahnya akan terus berkembang mencapai 1000 orang.

Mario Fernandez menjelaskan, tuntutan utama dari aksi tersebut ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini DPR RI dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Aliansi menilai DPR RI dan Presiden mengambil kebijakan yang tidak pro rakyat. Kebijakan itu nyata dalam pengesahan revisi Undang-Undang KPK. 

“Tuntutan utama kita adalah mendesak Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk KPK. Kita menganggap pengesahan Undang-Undang KPK oleh DPR RI yang juga disetujui Presiden tidak hanya berpotensi tetapi telah melemahkan KPK sebagai lembaga independen anti rasuah.”

Mario Fernandez menjelaskan, aksi mahasiswa akan fokus membahas UU KPK dan menunda membahas lebih jauh hal-hal yang berkaitan dengan polemik RKUHP. Iya juga menegaskan bahwa tidak ada isu lokal yang bakal disoroti secara khusus.

“Fokus tuntutan aliansi pertama, aliansi menilai bahwa ada proses pelemahan yang terjadi di KPK. Presiden Jokowi menyetujui dan menyepakati lembaga KPK harus dilemahkan. Dengan demikian ada upaya pelemahan proses pemberantasan korupsi di Republik Indonesia. Dalam artian bahwa Jokowi pro-koruptor, tidak pro-rakyat lagi. Kedua, kami menuntut jika Presiden Jokowi tidak segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Presiden Jokowi wajib mundur dari jabatan kepresidenan” demikian ujar Mario Fernandez. 

Selaku koordinator, Mario dan Isnain memastikan bahwa aksi tersebut tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lain di luar tuntutan-tuntutan yang bersumber dari inisiatif mahasiswa. Entah itu agenda terselubung yang bertujuan menggagalkan pelantikan Presiden RI Joko Widodo, maupun agenda-agenda politik lokal di Sikka.

Dikonfirmasi oleh Mario dan Isnain, rencananya aksi long march ini akan dimulai pukul 09.00 WITA dari pinggiran timur kota Maumere, tepatnya di sekitar kompleks IKIP Muhammadiyah. Aksi mahasiswa akan bergerak sepanjang jalan raya utama menuju kota Maumere. Selanjutnya aksi mahasiswa akan berkumpul dan melakukan orasi di dua tempat. Pertama, di depan kantor Kepolisian Resor Sikka dan kedua, di gedung Kulababong, DPRD Kabupaten Sikka. Di sana aksi mahasiswa akan menyampaikan tuntutan-tuntutannya. (eka)

Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, Siswa Zaman ‘Now’ lebih Individualis

0

Maumere, Ekorantt.com – Kwartir cabang gerakan pramuka Sikka menggelar Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD) di Hotel Nara, Desa Lepo Lima Kecamatan Alok Timur Kabupaten Sikka pada 21-23 September 2019 lalu.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis kepada pembina pramuka melalui kepramukaan dalam satuan pramuka yakni perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, dan racana pandega.

Menurut Ketua Kwartir Sikka, Vitalis P. Sukalumba, saat ini telah terjadi pergeseran karakter ke arah yang negatif pada siswa akibat perkembangan teknologi.

Generasi muda cendrung individualis. Susah bergaul. Kegiatan pramuka sangat urgen dilakukan agar siswa/i bisa belajar bersosialisasi diri dan meminimalisir dampak negatif teknologi.

“Siswa zaman now lebih individualis mereka lebih suka main gadget. Dengan pramuka mereka bisa berlatih untuk hidup bersosial dengan manusia dan alam,” ucap Sukalumba.

Kegiatan pramuka, kata Sukalumba, juga penting dilaksanakan di sekolah-sekolah karena pramuka adalah organisasi kepanduan yang mana berdasarkan sejarahnya para pahlawan menggunakan gerakan kepanduan untuk merebut kemerdekaan.

Hal tersebut juga dikuatkan dengan lahirnya undang-undang gerakan kepramukaan di tahun 2010. Gerakan pramuka menjadi sangat relevan dengan undang-undang pendidikan yang juga menekankan pendidikan karakter.

Oleh karena itu, dengan keluarnya Permendikbud No. 63 tahun 2016, pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib bagi setiap siswa di Indonesia. Semua sekolah wajib melaksanakan kegiatan pramuka demi pengembangan karakter.

PLT Dinas PKO Sikka, Yell Da Cunha saat membuka kegiatan ini berharap segala rangkaian kegiatan yang dipersiapkan panitia Kwartir Sikka dapat memberikan pemahaman dasar bagi calon pembina pramuka untuk diterapkan di masing-masing sekolah.

Kegiatan kursus pembina hingga pelatih dilakukan dengan empat tingkatan yakni Kursus Mahir Dasar (KMD), Kursus Mahir Lanjutan (KML), Kursus Pelatih Dasar (KPD), dan Kursus Pelatih Lanjutan (KPL).

Nantinya pembina yang telah mengikuti kursus mahir dasar akan mengikuti kursus mahir lanjutan tahun depan.

Kegiatan sejenis akan dilakukan secara rutin setiap tahun untuk menghasilkan pembina pramuka yang berkualitas di setiap sekolah.

Adapun peserta kegiatan ini berjumlah 64 orang pembina. Perinciannya; 39 orang dari Kabupaten Sikka, 11 orang dari Nagekeo, dan 14 orang dari Lembata.

Aty Kartikawati

Datanglah ke Raba Beach- Ende, Nikmati Suasana Pantai sambil Bersenda Gurau

0

Ende, Ekorantt.com – Jika ingin menyaksikan indahnya pesisir pantai Kota Ende dengan pandangan Pulau Ende di depan mata, datang saja ke Raba Beach.

Berjarak 10 kilometer ke arah barat Kota Ende tepatnya bersebelahan dengan Kampung Artis di Desa Wajakea Jaya Kecamatan Ende, Raba Beach menawarkan pesonanya tersendiri.

Beberapa waktu belakangan, Raba Beach jadi salah satu tempat rekreasi bagi yang mau melepas lelah atau sekadar menikmati suasana pantai. Tak heran, pesonanya mampu menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing untuk datang.

Pantai Raba atau yang dikenal dengan Raba Beach memiliki ciri khas pasir pantai berwarna hitam mengkilat yang nampak kontras dengan laut yang membiru jernih.

Pengunjung yang hobi berswafoto juga akan dimanjakan dengan sejumlah spot foto yang instagramable. Spot-spot foto ini sudah disiapkan pengelola agar pengunjung bisa mengabadikan momennya di sana.

Banyak altenatif latar yang bisa dipilih pengunjung. Ada spot foto pajangan jejak sejarah Bung Karno, Presiden RI pertama. Ada spot foto dengan latar kereta anak dan beberapa permainan anak.

Ada pula spot foto berupa sebuah bangku dengan aneka hiasan dan pajangan jam dinding.

Cuaca terik, Anda tak perlu khawatir kepanasan. Pengelola telah menyediakan aneka pondok payung yang berada persis di bibir pantai.

Anda bisa duduk beristirahat sambil menikmati makanan ringan dan deburan ombak yang bekejar-kejaran memecah di bibir pantai.

Jika sudah lelah menikmati keindahan pantai dan ingin beristirahat, tersedia pula sofa pantai yang khusus disediakan bagi pengunjung.

Jika tidak membawa bekal makanan, Anda tidak perlu khawatir karena tersedia resto tepi pantai yang menawarkan aneka hidangan laut dan aneka makanan lokal dengan harga yang terjangkau.

“Saya sangat senang pantainya bersih, lautnya biru serta jauh dari kebisingan. Kalau kita refrehsing sangat bagus di tempat ini apalagi ada tempat duduk dan tempat selfie yang disediakan oleh pengelola,” ungkap Ananda gadis milenial berkulit kuning langsat.

Dia ditemani kekasihnya yang malu-malu menyebutkan nama. Keduanya datang untuk melepas rindu sekaligus bersenda gurau dengan nuansa yang berbeda. 

Untuk diketahui, Pantai Raba dikelola oleh Pondok Pasantren Walisanga. Untuk menikmati keindahan pantai, pengelola hanya mematok tarif masuk sekaligus untuk membayar parkiran kendaraan sebesar Rp5000. Tak ada pungutan lainnya lagi bagi pengunjung.

Siti Halimah, pengelola pantai Raba Beach dari pondok Pesantren Walisongo Ende mengaku bangga menyaksikan animo pengunjung yang datang.

“Puji Tuhan pengunjungnya mengalami peningkatan jumlah dari waktu ke waktu,” tuturnya.

Menurutnya, selain karena alam dan kondisi pantainya sangat elok, pihaknya juga menyediakan berbagai sarana khas lokal.

Asah Bakat Seni Anak, SMAK Negeri Ende Perkuat Kegiatan Ekstrakulikuler

1

Ende, Ekorantt.com – Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Negeri Ende bertekad untuk mengasah bakat siswa-siswinya dalam bidang seni. Ini juga sekaligus komitmen sekolah negeri yang bernaung di bawah Kementerian Agama tersebut untuk menggejot kegiatan ekstrakulikuler sekolah tanpa menodai kiprahnya sebagai lembaga ilmu pengetahuan.

Kepala Sekolah SMAK Negeri Ende, Yohanes Devita Son Duri menjelaskan, kepekaan pihak sekolah terhadap minat dan bakat peserta didik sangat dibutuhkan. Disadari bahwa sekolah harus menyiapkan wadah bagi kreativitas anak-anak dalam mengembangkan potensi.

“Anak-anak kita punya potensi yang luar biasa. Mereka punya kreasi banyak sekali, sesuai dengan bakatnya masing-masing. Tinggal saja bagaiaman cara sekolah mengembangkannya. Kalau itu bisa dilakukan, pasti hasilnya akan luar biasa,” kata Kepsek Yohanes di ruang kerjanya, Selasa (24/9/2019).

Meskipun masih berada dalam masa transisi dari yang sebelumnya swasta dan kini sudah berstatus sekolah negeri, SMK Negeri Ende, beber Kepsek Yohanes, berusaha memberi ruang yang seluas-luasnya bagi siswa/i untuk berkembang menurut talentanya masing-masing.

“Bagaimanapun caranya kita harus dorong anak-anak ini. Jangan matikan kreativitas mereka, biarkanlah mereka berkembang,” tuturnya.  

“Di sini, ada anak-anak yang jago musik. Yang punya vokal yang bagus juga ada. Setiap hajatan juga anak-anak kita biasa diundang untuk menari. Anak-anak juga bakat dalam sastra misalnya menulis dan mendeklamasikan puisi,” tambahnya.

Sejauh ini, SMAK Negeri Ende telah melibatkan siswa-siswinya dalam perlombaan-perlombaan baik di tingkat lokal maupun di tingkat nasional. Langkah ini terbilang ampuh demi meningkatkan prestasi dan rasa percaya diri anak.

Belum lama ini, beberapa siswa SMAK Negeri Ende mengikuti perlombaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Pada tahun 2019, FLS2N melombakan dua bidang yakni, pertama; seni pertunjukan yang mencakup seni baca puisi, gitar solo, tari kreasi, teater monolog, dan vokal solo. Kedua, seni penciptaan meliputi seni cipta puisi, desain poster, film pendek, dan kriya.

Luar biasanya, siswa SMAK Negeri Ende, Sisilia Elisabeth Moi, 14 tahun, berhasil mengukir prestasi dalam ajang ini. Ia berhasil meraih juara dua dalam bidang cipta puisi di tingkat nasional.

“Saya berbagga karena anak kami Lilis meraih prestasi luar biasa di tingkat nasional. Terharu bisa bawa nama NTT di tingkat nasional. Ini pertama kalinya bawa nama sekokah di kancah nasional. Sungguh luar biasa,” kata Kepsek Yohanes.

Kepsek Yohanes menegaskan, pihaknya tidak segan-segan untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan ekstrakulikuler demi memacu semangat siswa/i.

Yuk, Mari Mengenal Tanda Bahaya Diare pada Anak

0

Oleh

dr Putri Arihtalia br Purba

Diare yang sering kita kenal sebagai “mencret” merupakan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya, yaitu lebih dari 3 kali per harinya disertai dengan berubahnya konsistensi tinja seperti menjadi lebih cair/encer dengan atau tanpa adanya darah/lendir (Ikatan Dokter Anak, 2014).

Saat ini diare masih merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak, dan juga penyebab kematian 42% pada bayi dan 25,2% pada balita (Rikesdas, 2007).

Sebagai orang tua, kita mesti mewaspadai bayi, balita ataupun anaknya yang sedang mengalami diare. Mengapa? Diare sangat dekat dengan yang namanya kekurangan cairan (dehidrasi) ataupun menjadi lebih berisiko.

Apalagi saat mengalami diare disertai dengan gejala lain contohnya muntah. Apabila anak sudah mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) dan tidak mendapatkan segera terapi cairan yang cukup, maka akan sangat mudah mengalami keadaan syok sehingga bisa menyebabkan kerusakan organ lain dan tidak menutup kemungkinan sampai pada kematian.

Oleh karena itu, yuk kita orang tua mari mengenali tanda bahaya diare pada anak kita, sebelum terlambat untuk diberikan penanganan.

Adapun tingkatan kekurangan cairan pada anak yang mengalami diare dapat dilihat dengan membandingan jumlah cairan yang keluar baik melalui keringat, buang air besar maupun muntah dengan jumlah cairan yang diminum oleh anak.

Tanda-tanda bahaya dehidrasi pada anak kita yaitu apabila anak tampak rewel, mudah marah ataupun tidak mau diam meskipun sudah ditenangkan oleh ibu ataupun pengasuhnya.

Matanya tampak cekung dibandingkan biasanya serta jika sang anak menangis tidak tampak keluar air mata. Apabila diberi minum akan lahap, terlihat kehausan, mulut kering (Pedoman Pelayanan Medis, 2009).

Jika kekurangan cairan tersebut tidak diberikan terapi cairan segera yang adekuat maka akan jatuh dalam keadaan dehidrasi berat.

Adapun tandanya yaitu anak mudah lemah, mudah mengantuk dan mudah tertidur bahkan bisa sampai tidak sadarkan diri, anak tidak bisa minum atau tidak merespon jika diberi minum, mata tampak cekung, dan ujung tangan dan kaki teraba dingin.

Diharapkan orang tua harus waspada akan tanda-tanda dehidrasi pada anak. Anak dengan diare harus segera mendapatkan cairan yang mencukupi untuk mencegak jatuh kedalam dehidrasi.

Jika ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada anak kita, segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

Populasi Lansia Tembus 400 Ribuan Jiwa, Usia Harapan Hidup Masyarakat NTT Capai 65-68 Tahun

0

Sumba Barat, Ekorantt.com – Wakil Gubernur NTT selaku Ketua Komisi Daerah (Komda) Lanjut Usia (Lansia) Provinsi NTT Drs. Josef A. Nae Soi, MM menegaskan bahwa pemerintah akan hadir untuk memperhatikan Lansia, baik yang produktif maupun yang tidak produktif melalui lembaga Komda Lansia.

Hal tersebut diungkapkan Wagub NTT dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Ny. Erni Usboko saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Kelembagaan Lansia sedaratan Sumba, Alor, dan Sabu Raijua di Waikabubak, Sumba Barat, Selasa (18/9/2019).

Menurut Wagub, populasi Lansia di Indonesia, termasuk di NTT, terus bertambah dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2000, tercatat 14,4 juta jiwa.

Pada tahun 2020, diperkirakan akan bertambah menjadi 28,8 juta jiwa.

“Suatu lonjakan yang sangat luar biasa,” ucap Wagub.

Lonjakan ini, lanjut Wagub, disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi di bidang kesehatan.

Menurut dia, hal ini tentu berdampak pada usia harapan hidup masyarakat Indonesia hingga 72 tahun.

Sementara itu, usia harapan hidup masyarakat NTT mencapai 65-68 tahun.

Menurut Wagub Josef, pada tahun 2015, populasi Lansia berjumlah sebanyak 385.224 jiwa.

Pada tahun 2017 lalu, populasi Lansia sebanyak 408.348 jiwa.

“Karena itu, Pemprov NTT sangat mendukung kegiatan Rakor ini sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan terhadap Lansia baik di provinsi maupun di kabupaten/kota. NTT termasuk salah satu provinsi yang rawan Lansia yang populasi Lansia di atas 7 %,” kata Wagub.

Wagub berharap, kegiatan Rakor ini dapat memberi manfaat, terutama kepada Komda Lansia, sehingga berdampak langsung pada penanganan Lansia di tingkat kabupaten.

“Memang tidak mudah, tetapi harus dimulai karena kita berjalan dan bergerak sesuai amanat UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia,” papar Wagub.

Di tempat yang sama, Sekretaris Komda Lansia Provinsi NTT Drs. Centis Medi, M.Si dalam laporannya mengatakan, kegiatan Rakor ini selain bertujuan edukasi dan sosialisasi juga bertujuan menyamakan persepsi di antara Komda Lansia di provinsi maupun Komda Lansia sedaratan Sumba, Alor, dan Sabu Raijua.

“Jumlah peserta Rakor sebanyak 50 orang termasuk narasumber yang berasal dari Direktur Rehabilitasi Lansia Kementerian Sosial RI, Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT, Kepala BKD Provinsi NTT, dan Kadis Sosial Provinsi NTT,” ucap Centis Medi melalui sambungan telepon usia acara seremoni pembukaan.

Mantan Kadis Sosial NTT ini menambahkan, pihaknya menargetkan, tahun ini, semua Komda Lansia di 22 kabupaten/kota se NTT terbentuk.

“Tahun depan, fokus Komda Lansià NTT adalah bagaimana membuka akses permodalan untuk mengembangkan usaha-usaha produktif. Dengan demikian, spirit NTT Bangkit NTT Sejahtera juga dapat diimplementasikan oleh para Lansia produktif yang ada di daerah ini,” ujar Centis.

Apakah Demonstrasi dan Aksi Massa Bisa Langsung Mengubah Keadaan?

0

Oleh

Arman Dhani*

Apakah demonstrasi dan aksi massa bisa langsung mengubah keadaan? Jawabannya barangkali tidak. Tapi sebagai sebuah aksi, ia menunjukkan di mana sikap kita. Maka, tulisan ini saya coba susun sebagai basis argumentasi dan landasan moral protes langsung oleh publik, terutama berkaitan dengan sejumlah peristiwa demonstrasi belakangan terkait kebijakan kekuasaan yang tidak pro rakyat.

Beberapa kalimat tanya yang diberi arsiran miring merupakan himpunan dari pertanyaan-pertanyaan terkait semangat aksi massa ini yang akan coba saya jawabi.

Memang demo dan aksi langsung punya dampak apa ? Apa urgensi atau kiblatnya? Tapi, kalau kalian menikmati THR, cuti hamil, 5 hari kerja, 8 jam kerja, perempuan boleh memilih asuransi kesehatan, penghapusan perbudakan, itu sebenarnya tanpa disadari merupakan hasil dari aksi langsung dan demonstrasi sipil itu sendiri. Lalu, apakah semua aksi masa dan demonstrasi punya hasil positif? Tentu saja tidak. Aksi Kamisan berlangsung lebih dari 602 kali, selama 12 tahun dan pemerintah tak peduli. Tapi bukan berarti tak berhasil. Anda tahu, ibu-ibu Plaza de Mayo berjuang 29 tahun untuk mendapatkan keadilan. Itu artinya semangat melawan ketidakadilan tak segampang dikebiri oleh retorika kacangan dari penguasa.

Kalau memang baik, mengapa aksi massa/demo mengganggu kepentingan publik? Ada banyak jenis demonstrasi, protes, pembangkangan sipil, mogok, hingga blokade. Masing-masing punya fungsi dan caranya sendiri. Tapi, tujuannya sama; mengganggu rasa nyaman. Mengapa demo/aksi massa harus mengganggu rasa nyaman? Karena jika keadaan baik-baik saja, aksi massa tak akan terjadi. Karena keadaan tidak nyaman, kondisi mengganggu, maka pemangku kebijakan atau pemerintah harus bertindak. Merespons aksi, ini tujuannya

Demonstrasi itu hak, tapi ‘kan keamanan dan kenyamanan publik juga hak, kenapa itu mengganggu? Betul. Pemogokan mengganggu kepentingan dan hak publik. Mereka berjuang untuk sesuatu yang lebih besar. Kenyamanan itu ukurannya lebih kecil daripada hak sipil, ketenangan juga levelnya lebih kecil ketimbang hak hidup. Di sebuah negara, kita bicara tentang kepentingan orang banyak. Jika banyak yang resah, kita sebagai civil society juga semestinya gelisah.

Pertanyaan lain yang mungkin diajukan ialah apa hak kalian berdemo? Greta Thunberg pernah bilang bahwa “We who live in places where you are allowed to strike and protest have a moral obligation to do it. If not for yourself, then for those who cannot.” Maknanya, kita punya tanggung jawab moral untuk itu sebagai sesama manusia.

Mengapa protes? Kenapa tidak melakukan gugatan? Sekali lagi, ada banyak bentuk protes dan gugatan hukum adalah salah satunya. Tapi, jika publik, masyarakat dan kita tidak bereaksi terhadap satu produk kebijakan, pemerintah akan bilang “Lha setuju”.

Lalu, kalian akan bertanya lagi; Kenapa tidak bekerja lebih baik, gabung ke pemerintah, lalu mengubah keadaan dari dalam? Sekali lagi, ada banyak bentuk protes, jika kalian ASN dan bisa membantu mengubah dari dalam, ayo lakukan, kami dukung, jika masih belum bisa, aksi langsung.

Kalian mungkin juga akan katakan, tugas mahasiswa itu kuliah, bukan demo. Namun ingat; tugas buruh juga bekerja, tapi saat protes, mereka bisa berikan kita hak untuk cuti, THR, asuransi kerja, upah layak, saat satu kebijakan dibuat, yang kena semua, bukan satu kelompok masyarakat.

Dan terkait soal RUU KUHP, Anda mungkin tak terlalu peduli dan bilang “Ah saya tidak akan kena KUHP atau apalah itu.” Sesungguhnya belum saatnnya saja. Setiap masyarakat akan terdampak kebijakan yang dibikin pemerintah. Sebelum terjadi pada Anda, sebelum terjadi pada orang yang Anda sayang, regulasi yang berpotensi korup mesti dilawan.

Kamu mungkin juga ingin bertanya; Kalau saya ingin bantu tapi tak ingin ikut aksi boleh? Tentu saja sangat boleh. Jika Anda pemilih, surati dan beri tahu wakil Anda di DPR. Jika Anda akademisi bantu riset kebijakan. Jika Anda ulama, bantu dengan doa. Jika Anda warga biasa, dukung mereka. Jika Anda jurnalis, tulislah kenyataan sosial yang ada.

Sekarang ramai, paling besok lupa. Buat apa? Benar, ingatan kita pendek, tapi bukan berarti semua tak peduli. Ada simpul gerakan yang mengawal isu sejak lama. Masuk dalam simpul itu, pelajari isunya, kawal bersama, rawat ingatan, dan sebarkan.

Kenapa harus paham isu? Memangnya protes mesti paham? Paham tentu saja lebih baik. Sebagai misal, kita menolak bahaya ancaman global krisis iklim meski tidak paham teknisnya secara saintifik, kita paham dampaknya pada manusia, kita melawan penyebab-penyebab ancaman global ini meski tidak paham teknisnya.

Mahasiswa yang protes itu memangnya sudah baca semua rancangan undang-undang yang diprotes? Palingan sekadar ikut-ikutan? Betul, Bung dan Nona. Mereka sama seperti sedang meneladani seorang presiden yang bisa tanda tangan kebijakan, tanpa membaca isinya. Poinnya adalah solidaritas sikap, ada lembaga yang sejak lama fokus dan mengawal isu, mereka memberi tahu ancaman dan dasarnya, solidaritas bisa dibangun dari jejaring simpul.

Saya bukan mahasiswa, apakah boleh ikut aksi? Sangat boleh. Anda tidak harus mendukung semua agenda aksi atau paham semua protes. Anda hanya harus cari tahu mana agenda yang penting bagi Anda, memahami alasan mengapa menolak, dan bersolidaritas bersama teman-teman yang lain.

Apakah saya harus mendukung semua aksi? Tidak harus. Ada beberapa tuntutan, Penolakan R-KUHP, UU Pertanahan, Kekerasan di Papua, Mendesak Pengesahan RUU PKS, dan lainnya. Pilih isu yang menurut Anda penting, yang Anda pahami, dan berjejaringlah untuk menguatkan simpul gerakan.

*Mantan Jurnalis Tirto.id

Ribuan Mahasiswa Turun ke Jalan: Mosi Tidak Percaya kepada DPR dan Elite Politik

0

Yogyakarta, Ekorantt.com – Tidak becusnya DPR dan Pemerintah Republik Indonesia saat ini dalam mencetuskan sejumlah kebijakan publik, terkini berkaitan dengan pembuatan produk hukum seperti revisi UU KPK dan RUU KUHP, memantik respons serius dari rakyat. Setelah mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya melakukan unjuk rasa di Gedung DPR dan MPR di Senayan, Kamis (19/9/2019) lalu, di Yogyakarta gerakan mahasiswa melawan kebijakan publik terkait pun berlangsung pada Senin (23/9/2019).

Aksi di Yogyakarta ini dinamakan dengan #GejayanMemanggil dalam wadah Aliansi Rakyat Bergerak. Kegiatan ini merupakan gerakan yang dinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta dan melibatkan berbagai elemen masyarakat secara kolektif atas dasar keresahan terhadap berbagai isu nasional saat ini, termaksud dua persoalan di atas.

Pantauan EKORA NTT, ribuan mahasiswa turun ke jalan dan melakukan long march dari beberapa titik kumpul, yakni di Bundaran Universitas Gadjah Mada, Gerbang Utama Universitas Sanata Dharma dan Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka menyanyikan lagu ataupun yel-yel menentang kebijakan, membawa spanduk dalam berbagai ukuran dan tulisan dan tak henti-hentinya berorasi sampaikan tuntutan. Titik kumpul terakhir mereka, yakni di Jalan Gejayan, sebuah tempat yang punya jejak historis ihwal perlawanan rakyat kepada negara.

Pada kesempatan itu, Aliansi Rakyat Bergerak pun mengajukan sejumlah pernyataan sikap. Bagi mereka, pengaruh besar elit politik dan jaringan oligarki terhadap arah kebijakan negara telah secara historis mempersempit ruang partisipasi masyarakat sipil. Rangkaian peristiwa politik dan lingkungan beberapa waktu terakhir merupakan ancaman serius bagi masa depan demokrasi di Indonesia.

Jangan Kembali ke Orba

Aliansi Rakyat Bergerak memberi peringatan keras bahwa situasi demokrasi belakangan ini jangan sampai membuat Indonesia kembali ke masa Orde Baru yang mana negara menjadi penguasa tunggal. 21 tahun lalu, kekuasaan rezim militer Soeharto telah runtuh setelah 32 tahun berkuasa. Peristiwa tersebut menandakan ada semangat memperjuangkan kembali demokrasi untuk rakyat.

Dalam gerakan tersebut, setidaknya terdapat beberapa poin penting yang menjadi landasan perjuangan reformasi. Pertama, narasi besar developmentalism rezim militer Soeharto yang telah berkontribusi terhadap tingginya angka kemiskinan dan ketimpangan. Selanjutnya, ada semangat membebaskan masyarakat dari cengkraman ketidakpastian hukum, menghapuskan korupsi, penyelewengan kekuasaan, kenaikan harga, dan pengangguran.

Melalui latar belakang tersebut, gerakan reformasi menuntut lembaga penyalur pendapat masyarakat harus berperan serta menampung aspirasi pendapat masyarakat luas yang lebih partisipatif. Satu hal yang perlu dipahami bahwa negara adalah sebuah arena yang harus direbut. Negara tak pernah utuh- terpadu dan state bukanlah entitas yang homogen. State adalah arena pertarungan kelas yang bisa tarik- menarik, dan juga dikuasai kelas tertentu. Di Indonesia, memperlihatkan bahwa peta politik-ekonomi tidak ada perubahan secara radikal pasca reformasi. Di Indonesia, pasca reformasi, peta politik-ekonomi negara justru didominasi oleh borjuasi lokal. Hari ini oligarki membajak demokrasi salah satunya melalui pengendalian proses pembuatan kebijakan publik. Bahkan mereka masuk dan mengendalikan institusi demokrasi seperti partai politik dan media.

Massa berkumpul dan melakukan orasi sampaikan tuntutan atas sejumlah kebijakan publik yang tidak pro rakyat di Jalan Gejayan, Yogyakarta, Senin (23/9/2019).

Melalui pemahaman ini, konsep oligarki pada akhirnya juga berperan dalam proses perusakan lingkungan yang pada konteks Indonesia beberapa waktu terakhir termanifestasikan dalam kerusakan lahan. Sebab, undang-undang yang akan menguntungkan oligark digunakan untuk melakukan pertahanan kekuasaan (baik pertahanan kekayaan maupun pendapatan).

Hal ini penting untuk disadari, bahwa kadang kepentingan para oligark tersembunyi dalam pasal-pasal yang ada. Pardoks yang terjadi justru demokrasi mati melalui saluran demokrasi itu sendiri. Contoh nyata dominasi oligarki saat ini bisa dilihat dari berbagai kejadian akhir-akhir ini. Disahkannya UU KPK pada 17 September 2019 menjadi paradoks besar atas salah satu agenda reformasi untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Selain itu, supremasi hukum “ #RakyatBergerak #GejayanMemanggil sebagai salah satu agenda reformasi juga menemui jalan buntu. Banyaknya pasal yang mendapat kritik dari berbagai lapisan masyarakat seolah tidak menjadi bahan pertimbangan bagi legislatif.

Pasal-pasal ini meliputi aturan mengenai Makar, Kehormatan Presiden, Tindah Pidana Korupsi (Tipikor), Hukum yang Hidup di Masyarakat, dan beberapa pasal yang mengatur ranah privat masyarakat. Tidak berhenti sampai sana, saat ini juga muncul beberapa rancangan peraturan perundang-undangan yang terkesan hadir sebagai formalitas penyelesaian tugas legislatif.

Hadirnya RUU Pertanahan dan RUU Ketenagakerjaan, misalnya, terkesan terlalu mendadak dan dipaksakan. Sedangkan di sisi lain, terdapat RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang sempat menjadi bola panas menjelang pemilu, hingga saat ini justru belum mendapat kepastian pembahasan lebih lanjut. Di lain sisi, kebebasan demokrasi juga semakin diberangus melalui RKUHP dan juga praktek-praktek kriminalisasi aktivis di berbagai sektor.

Maka dari itu, Aliansi Rakyat Bergerak, sebagai salah satu medium gerakan masyarakat sipil, mengajukan beberapa tuntutan yang meliputi: 1. Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP. 2. Mendesak Pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. 3. Menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia. 4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja. 5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk penghianatan terhadap semangat reforma agraria. 6.Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. 7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.

Pantauan EKORA NTT, aksi ini berjalan dengan aman dan lancar, meskipun beberapa ruas jalan harus dialihkan oleh aparat keamanan demi keberlangsungan kegiatan.

Pencak Silat Meriahkan HUT ke-97 Kota Kefamenanu

0

Kefamenanu, Ekorantt.com – Pencak Silat di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ikut memeriahkan karnaval budaya memperingati hari ulang tahun ke-97, Kota Kefamenanu.

Karnaval tersebut dimulai dari rumah jabatan Bupati TTU hingga halaman kantor Bupati TTU, pada Minggu (22/09/2019).

Hadir pada pembukaan karnaval budaya Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Masyarakat TTU yang turut serta dalam prosesi karnaval budaya tersebut.

Kelompok pencak silat yang turut memeriahkan perayaan HUT Kota Kefamenanu  di antaranya, Pencak Silat Pendidikan Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS/THM), Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Pencak Silat Perisai Diri (PD), Pencak Silat Ikatan Kera Sakti Putera Indonesia (IKS-PI) dan Pencak Silat Satria Birawa Nusantara (Sabira).

Emanuel Tae salah seorang pesilat dari Pencak Silat Pendidikan Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) dalam wawancara dengan Ekorantt.com mengatakan, HUT kota Kefamenanu perlu dirayakan oleh segenap lapisan masyarakat karena kota Kefamenanu bukan milik golongan tertentu saja.

Sebagai bagian dari warga TTU, para pecinta seni pencak silat khususnya anak-anak muda, merayakan karnaval budaya perayaan ulang tahun TTU dengan menampilkan gerakan-gerakan silat yang bernuansa seni.

“Kita dari pencak silat  turut ambil bagian dalam memeriahkan HUT ke-97 Kota Kefamenanu ini dengan menampilkan gerakan seni bela diri dari masing-masing pencak silat,” ujarnya.

Selain itu, mahasiswa Semester VII, Program Studi Ekonomi Manajemen, Universitas Timor itu menjelaskan, kesempatan karnaval tersebut adalah kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain dan semakin mempererat tali persaudaraan di kalangan sesama pecinta seni bela diri serta untuk mengembangkan potensi masing-masing.

“Belajar seni bela diri bukan untuk berkelahi tetapi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita dan dari sini kita tahu seni itu mampu mempersatukan kita,” paparnya.

Santos

Satgas Pamtas Yonif 132/BS Sektor Barat, Gagalkan Penyelundupan BBM dan Sembako Ilegal

0

Kefamenanu, Ekorantt.com – Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif 132/BS Pos Napan Bawah, berhasil menggagalkan penyelundupan 125 liter bahan bakar minyak (BBM) dan Sembako, yang diduga akan diselundupkan ke Timor Leste.

Dansatgas Yonif 132/BS, Mayor Inf. Wisyudha Utama mengungkapkan, penggagalan penyelundupan ini berawal dari informasi masyarakat Desa Napan Bawah, bahwa di daerah tersebut terdapat jalan tikus yang sering digunakan sebagai jalur penyelundupan ke Timor Leste.

Jalur ini biasanya digunakan untuk menghindari jalur Perlintasan Resmi Pos Lintas Batas Negara (PLBN), khususnya di wilayah Desa Napan Bawah, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Sabtu (21/9/2019).

Setelah mendapat informasi tersebut, ungkap Dansatgas Wisyudha, Komandan Pos (Danpos) Letda Inf. Ranto Afrizal Saragih memerintahkan 5 anggotanya, dipimpin oleh Serda Rangga Jauheri, untuk mengecek lokasi jalan tikus tersebut, sesuai laporan dari masyarakat.

Wisyudha menerangkan, sesampainya di lokasi, tim langsung melaksanakan penyisiran di daerah yang dicurigai. Dari hasil penyisiran itu berhasil diamankan 125 liter BBM, yang terdiri dari 80 liter bensin, dan 45 liter minyak tanah serta sembako campuran, berupa 4 karung sayur-sayuran yang dibawa oleh 3 (tiga) orang WNI yang tidak dikenal. Diduga barang-barang tersebut akan diselundupkan ke Timor Leste.

Pemilik barang ilegal tersebut telah terlebih dahulu melarikan diri sejak mengetahui keberadaan Patroli Pos Napan Bawah. Ia melihat para petugas dari jarak sekitar 500 m dan memutuskan kabur meninggalkan bawaannya di TKP.

Wisyudha mengakui, keberhasilan penggagalan penyelundupan ini tidak lepas dari peran masyarakat yang ada di perbatasan. Relasi yang dekat antara masyarakat dan anggota TNI dari Satgas Pamtas Yonif 132/BS sangat membantu menciptakan kondisi perbatasan yang aman.

“Ini tentunya tidak lepas dari kepercayaan masyarakat perbatasan kepada Satgas Pamtas Yonif 132/BS,” imbuhnya.

Ia berharap agar Satgas Pamtas Yonif 132/BS Sektor Barat, dapat mengemban dan melaksanakan tugas dan menuai hasil yang baik selama melaksanakan tugas di perbatasan Indonesia dan Timor Leste ini.

“Harapan saya anggota dapat menjalankan tugas sebaik mungkin dalam menjaga perbatasan,” ujarnya.

Santos