Saat Warga Poco Leok Ngotot Tolak Perluasan Proyek Geotermal

Ruteng, Ekorantt.com – Ratusan warga Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT, berkumpul di lokasi Meter, salah satu titik menuju Lingko Tanggong, pada Rabu 21 Juni 2023.

Lingko Tanggong merupakan salah satu target pengeboran proyek perluasan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Ulumbu.

Ratusan warga ini berasal dari beberapa gendang (komunitas adat),  seperti Lungar, Tere, Rebak, Racang, Mucu, dan Cako.

Mereka menghadang sejumlah pegawai PT. PLN, Badan Pertahanan Negara, dan warga lain agar tidak melintasi tanah mereka menuju titik pengeboran.

Akan tetapi, sejumlah aparat berseragam lengkap dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) mendorong mereka agar tidak menghalangi pihak yang hendak mematok pilar.

Akibatnya, beberapa diantara mereka mengalami luka di bagian kaki.

“Polisi telah melakukan anarkis kepada masyarakat,” teriak salah satu warga di tengah kerumunan.

Di tengah situasi yang kian mencekam, salah satu hal yang menyita perhatian adalah aksi heroik seorang ibu berusia 56 tahun, dengan mengenakan topi dingin hitam.

Ibu itu rela menanggalkan bajunya, lalu menutupi bagian dadanya dengan menggunakan jaket berwarna hitam sembari berteriak ‘tolak geotermal dan hidup Poco Leok!’.

Warga setempat menyebut aksi yang dilakukan hampir setiap hari. Bahkan mereka rela tidak makan demi memperjuangkan tuntutan menolak perluasan PLTP Ulumbu.

Rela Lepas Pekerjaan

Mayoritas warga Poco Leok adalah petani. Namun selama lima bulan belakangan, kebun yang menjadi mata pencaharian mereka tidak terurus, karena harus ikut terlibat aksi penolakan geotermal.

Ngo one uma dami tong coo kudu harian, kudu nganceng weli dea (Kami pergi ke kebun supaya buru harian, supaya bisa beli beras),” kata salah satu perempuan.

Can kudu ngo duat, cai kole ise neho diang. Batal kole (Pas mau ke kebun, mereka datang lagi esok. Batal lagi ke kebun,” sambung warga lain.

Hal yang sama diungkapkan Joniardus Junar. Ia menuturkan, selama lima bulan terakhir ia tidak lagi ke kebun karena mengawal dan mengadang pihak perusahaan yang hendak lokasi.

Junar berpendapat, kebijakan pemerintah yang memaksa memperluas proyek geotermal PLTP Ulumbu sangat berpengaruh terhadap petani hingga berdampak pada pendapatan ekonomi warga.

Meskipun demikian, pihaknya tetap ngotot menolak kehadiran geotermal.

“Karena walaupun bukan lokasinya gendang Tere, tapi jaraknya sangat dekat. Tentu dampak pertamanya adalah Gendang Tere,” pungkasnya.

Poyek geotermal di Poco Leok merupakan proyek perluasan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang beroperasi sejak tahun 2012 lalu.

Perluasan proyek geotermal ke Poco Leok dalam upaya memenuhi target menaikkan kapasitas PLTP Ulumbu dari 7,5 MW menjadi 40 MW. Namun rencana ini mendapat penolakan dari warga.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA