Maumere, Ekorantt.com – Tim SMAS Katolik John Paul II Maumere yang berpartisipasi dalam Program Siswa Inspiratif Anak Pembaharu Pancasila (SIAPP) tahun 2023, meraih juara 1 Kompetisi Program Pembaharu Sosial Berkelanjutan yang diselenggarakan Komisi Pendidikan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI).
“Ada 129 Sekolah Katolik berkualitas dan hebat seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi program SIAPP ini. Tim SMAS Katolik St. John Paul II Maumere bisa meraih juara 1. Ini yang sungguh membanggakan,” kata Kepsek RD Fidel Dua kepada Ekora NTT, Senin (21/8/2023).
Romo Fidel, lebih lanjut, menjelaskan perjuangan hingga meraih juara 1 melewati beberapa tahap. Pertama, masuk nominasi 30 besar, 12 besar, tiga besar dan akhirnya meraih juara 1.
“Tema yang diusung adalah peduli lingkungan. Tim membuat pembaharuan dengan mengolah sampah di lingkungan sekolah secara khusus sampah plastik menjadi eco brick,” ujar Imam Projo asal Nangapanda, Kabupaten Ende ini.
Dikatakan pula, tim juga mengampanyekan kepada semua warga sekolah untuk peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah di semua tempat.
“Tim melakukan pembibitan anak pohon pelindung Ketapang Kencana dan Tabebuya. Setiap warga sekolah yang berulang tahun hadiahnya anak pohon dan menanam. Pada saat saya ulang tahun, saya menanam anak pohon di lingkungan sekolah. Ide kreatif inilah yang mengantar tim menjadi sang juara,” kata Romo Fidel bersemangat.
Ia bilang peserta didiknya selalu diberi kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba tingkat nasional dan didukung guru-guru.
“Tim SIAPP dibimbing Dion Lamanepa guru yang hebat dan selalu punya nilai kreatif,” jelasnya.
Tim SIAPP dari SMAS John Paul II ini diketuai Maria Adelfin dengan empat anggotanya yakni Krisinthia Karlita Bete, Anastasia Miskina Mayatria, Anastasia C. Sandriana Jengo dan Scholastika Laura.
Menanggapi prestasi yang diraih Ketua Tim Maria Adelfin kepada Ekora NTT mengatakan, sejak pembentukan Komunitas John Paul Green sampai dengan memperoleh juara 1 sangat senang dan bangga.
“Perasaan seperti tidak percaya kalau kami bisa sampai pada titik ini memperoleh juara 1 mengalahkan 129 sekolah Katolik yang ada di Indonesia,” ungkap Adelfin.
Yang paling mengesankan, lanjut Adelfin, mereka belajar menjadi pemimpin di komunitas John Paul Green.
“Mudah-mudahan dengan prestasi yang kami raih semakin memantik kami untuk selalu berbagi kebaikan kepada sesama demi keutuhan lingkungan,” kata Adelfin.
Sementara Guru Pembina Komunitas John Paul Green Dion Lamanepa mengatakan, melalui Komunitas JPG Tim SIAPP menginisiasi tiga konsep yang mewujudkan solusi terhadap isu lingkungan dan pelestarian alam.
Tiga konsep, sebut Dion, pertama, menghimpun sampah plastik di kawasan sekolah dan mengolahnya menjadi bahan siap pakai (eco-brick).
Kedua, pembibitan berbagai tanaman pohon yang kemudian mereka tukarkan dengan botol bekas plastik. Botol bekas tersebut digunakan sebagai wadah sampah plastik olahan menjadi eco-brick.
Ketiga, tim mensosialisasikan untuk mengembalikan lingkungan dari kerusakan akibat sampah plastik bahkan mengajak masyarakat Kota Maumere untuk terlibat aktif.
Di samping itu juga, kata Dion, mereka menawarkan bibit pohon untuk ditukarkan dengan botol plastik. Mereka juga mengajak masyarakat untuk mengganti kado ulang tahun mainstream seperti bunga, cokelat, boneka dengan bibit tanaman yang mereka siapkan.
“Setiap orang boleh datang ke sekolah untuk mengambil bibit pohon tanaman untuk dijadikan kado ultah. Tim juga memanfaatkan kegiatan pembagian laporan hasil belajar akhir semester di sekolah dengan menjual bibit tanaman kepada orang tua,” pungkasnya.