Yayasan Bina Tani Sejahtra NTT- NTB Gelar Webinar Budidaya Sayuran di Lahan Berbatu

Maumere, Ekorantt.com – Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) NTT-NTB tanggal 7 April 2021 lalu menggelar Webinar bertajuk “Budidaya Sayuran di Lahan Berbatu”. Peserta yang tergabung dalam zoom meeting 89 participant.

Webinar ini menghadirkan Team Leader Knowledge Transfer YBTS wilayah NTT-NTB Febrian Mado membedah materi “Strategi Penerapan Budidaya Sayuran di Lahan Berbatu” dan Dr. Ir. Arief Hartonon dengan materi “Pengelolaan Tanah di Lahan Kering”.

Febrian pada kesempatan Webinar menggarisbawahi empat tahapan yakni persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan penyiraman.

Dikatakan, tahapan persiapan lahan jika di kemiringan menggunakan sistem bingkai A (Teras Bangku). Selain itu pembuatan rorak untuk mencegah laju air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

“Fungsi dari rorak adalah untuk menyimpan bahan organik yang kemudian bisa digunakan lagi untuk menambah unsur hara bagi tanaman,”ujar Febrian.

Berkaitan dengan penanaman, jelas alumni Fakultas Pertanian Undana Kupang ini, dilakukan pada sore hari ketika kondisi sedang teduh karena kondisi panas di daerah dampingan cukup panas terik.

“Jika penanaman dilakukan pada pagi hari atau siang hari akan berdampak terhadap bibit yang ditanam terutama layu atau mati. Juga jarak tanam lebih rapat karena tingkat penguapan cukup tinggi,”kata Febrian.

Ia memberi contoh untuk jarak tanam tomat atau cabe direkomendasikan 30-40 cm x 60-70 cm.

Untuk penyiraman, tambah dia, lagi hanya satu kali pada saat sore hari karena ketersediaan air yang terbatas. Sementara kedalaman tanaman 5-6 cm mengikuti tinggi kokeran polybag. Yang penting kokeran jangan sampai muncul diatas permukaan tanah.

“Salah satu faktor penting YBTS rekomendasikan untuk penanaman di lahan berbatu adalah penggunaan pupuk dasar. Diwajibkan pupuk dasar berupa kompos, bokasi, pupuk kandang yang sudah matang minimal per lubang tanaman 1 kg + pupuk organik,” demikian putra Tilang kecamatan Nita ini.

Juga hal penting lainnya adalah memberikan penjelasan kepada petani soal jenis serangan hama atau penyakit dan apa yang harus dilakukan.

“Ketika kami menerapkan pola atau praktek tersebut hasil panen tomat dan cabe waktu itu sangat memuaskan. Tomat per tanaman rata- rata 2,5 – 3 kg dan cabe rawit 0,75- 1 kg  per tanaman,”demikian Febri.

Sementara DR. Ir. Arif ketika membedah : Pengelolaan Tanah di Lahan Kering : Studi Kasus Desa Haumusu Sainiup Kecamatan Insana Utara kabupaten Timor Tengah Utara provinsi NTT mengungkapkan suhu di TTU mencapai 41 derajat Celsius.

Jika ingin budidaya sayuran bisa menggunakan budidaya lorong dengan tanaman Gamal dan Sayuran. Ditambahkan juga dengan pupuk mikro dengan cara disemprotkan ke daun tambahan unsur hara makro NPK.

“Untuk daerah panas perlu memperhatikan pemilihan benih yang tahan terhadap panas atau kering sehingga bisa berproduksi secara optimal,”tambah Arif lagi.

Arif juga menyimpulkan bulan basah di NTT 3- 4 bulan sehingga sarannya pula strategi membuat jebakan air dengan 3 M ( Menampung, Menyimpan dan Menggunakan kembali air). Juga membuat rorak untuk menyimpan bahan organic yang bisa digunakan lagi untuk menambah unsur hara tanaman.

Yuven Fernandez

spot_img
TERKINI
BACA JUGA