Steve Elu Solo Turing Jakarta-Sabang Demi Anak-anak Pejuang Kanker

Kupang, Ekorantt.com – Namanya Steve Elu. Pria asal Oepuli-Kupang, NTT ini adalah seorang petualang sejati. Karena kegemarannya itu, ia bersama beberapa kawan menginisiasi berdirinya Komunitas Satu Tenda pada Oktober 2017. Segala keseruan catatan perjalanan mereka dapat dibaca pada website satutenda.com atau ditonton pada kanal Youtube Satu Tenda.

Spirit dan konsep utama Satu Tenda diambil dari kebiasaan dalam dunia pendakian. Jadi melalui Satu Tenda, Steve mau berbagi dengan sebanyak mungkin orang, baik dari segi materi dalam bentuk donasi ataupun dalam bentuk semangat dan inspirasi hidup.

Sejak 27 Juli 2020 lalu, Steve Elu melakukan perjalanan dengan motor matic kesayangannya Mio Soul GT dari Bintaro-Jakarta menuju titik 0 Kilometer Sabang. Pada 1 Agustus 2020 Steve sudah tiba di kota Padang, Sumatera Barat. Jalur yang dipilih untuk berangkat adalah jalur pesisir barat Pulau Sumatera. Sementara jalur pulang Steve akan melewati jalur timur Pulau Sumatera.

Misi utama yang ingin diwujudkan adalah mengenal dari dekat keindahan alam, kearifan lokal, wisata budaya juga saudara-saudari dari latar belakang agama, suku, dan budaya yang tersebar di seluruh bentangan Pulau Sumatera.

Setiap melintasi sebuah kota, kabupaten, kecamatan, dan desa, Steve selalu menempatkan diri untuk menemui dan berinteraksi dengan penduduk lokal. Hal itu dilakukan  sebagai pintu masuk untuk mengenal dari dekat warisan budaya dan kekayaan alam yang ada di tempat-tempat yang dilalui.

iklan

Ada  juga misi sosial dalam solo turing Jakarta-Sabang yakni 30 persen dari total penghasilan video yang ia unggah pada kanal  YouTube Satu Tenda akan didonasikan kepada anak-anak pejuang kanker.

“Saya ingin berbagi dengan anak-anak pejuang kanker. Mungkin sumbangan atau apa yang saya beri tidak seberapa tetapi betapa saya sangat bersyukur bisa sedikit meringankan beban yang mereka tanggung,” ujar Steve.

Menurut Steve, seperti yang biasa dilakukan para pendaki gunung, di bawah sebuah tendalah aktivitas berbagi itu dilakukan mulai dari berbagi makanan, tempat tidur, dan suka duka.

“Dengan melaksanakan solo turing saya ingin berbagi hal yang sama ke semua orang yang saya jumpai dalam spirit Satu Tenda untuk Indonesia,” jelas pria lajang ini.

Solo turing Jakarta-Sabang adalah permulaan ziarah panjang Steve menjelajah semua pelosok nusantara. Rencananya, setelah pulau Sumatra, ia akan merambah ke Pulau Sulawesi dan sejumlah pulau lainnya.

Tanggal 11 Agustus 2020 lalu, Steve tiba di Banda Aceh dan selanjutnya menyeberang  ke pulau Weh tempat titik 0 Sabang berada. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk penyeberangan ke Sabang terkait pencegahan penularan Covid-19. Salah satunya adalah rapid test.

“Untuk rapid test sendiri saya sudah mengurusnya waktu di Medan Sumatera Utara, Senin 10 Agustus 2020. Hasilnya negatif sehingga saya bisa melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh. Untuk tes ini saya dibantu oleh teman-teman penyuka kuda besi dari Komunitas Musafir, ” jelas Steve.

Selama perjalanan, Steve mengaku berjumpa dengan orang-orang baik yang setiap saat mau membantu. Selalu ada orang-orang yang dengan senang hati mau membantu baik itu berupa berbagi cerita, berbagi makanan, berbagi rezeki hingga berbagi tempat untuk beristirahat.

“Saya tidak bisa menyebutkan nama mereka satu per satu karena sangat banyak teman yang saya jumpai di perjalanan dan membantu saya dengan caranya masing-masing dan itu membuat saya rasa nyaman dan senang,” ungkapnya.

Perjumpaan-perjumpaan seperti inilah, demikian Steve, yang bisa menjadi pintu masuk untuk menjalin relasi dan persaudaraan dengan semua orang.

“Untuk menghapus kejahatan, kita harus banyak membuat hal-hal baik. Dengan begitu kita belajar untuk memandang orang lain dari sisi yang baik,” tambahnya.

Serambi Mekah

Steve tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa suatu hari nanti dirinya bisa menginjakkan kaki di Aceh, sebuah wilayah yang dikenal sebagai “Serambi Mekah”.

“Saya juga tidak punya teman di Aceh. Selama di perjalanan barulah teman-teman di setiap kota mencoba memperkenalkan saya pada teman-teman lain,” ujarnya.

“Di daerah Perla, saya bertemu dengan seorang pemuda namanya Saputra. Ketika tahu saya sedang melakukan solo turing ke Sabang. Ia mengajak untuk ngopi. Kami banyak berceritra termasuk ia menjelaskan sedikit tentang kondisi sosial Aceh terutama tempat ia tinggal,” tambahnya.

Perjumpaan yang tidak diduga seperti ini sudah berulangkali ia alami. Tentu saja membuat dirinya terkesima. Ternyata masih banyak sekali orang baik dan mau bersahabat dengan siapapun.

“Saya berharap orang- orang muda mau melakukan kegiatan sosial dengan caranya masing-masing. Tidak perlu menunggu kaya untuk berbuat baik. Kita sudah menjadi orang kaya dengan talenta yang diberikan oleh Tuhan. Tugas kita adalah mengembangkan talenta yang Tuhan sudah berikan,” tutup Steve.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA