Mbay, Ekorantt.com – Rumah Baca Mustika Ende dan Jaganata Community Bajawa menggelar bakti sosial lewat pemberian bantuan perlengkapan sekolah di Desa Keli, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, NTT pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Mereka menyumbangkan tas, pakaian seragam, dan sepatu kepada siswa SDN Keliwatuwea dan Kober Keli. Mereka juga menyalurkan telur dan susu kepada siswa serta sandal jepit kepada warga.
Dua komunitas ini juga melakukan aksi pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis kepada warga. Lalu memberikan vaksin rabies untuk anjing dan hewan lain serta mengeksplore budaya di Keli.
“Ada 19 orang yang datang, tiga di antaranya dokter umum, dokter gigi, dan dokter hewan,” ujar Khalistus De Carles Sina, seorang guru SDN Keliwatuwea.
Kehadiran tim Rumah Baca Mustika Ende dan Jaganata Community Bajawa di Keli merupakan respons atas postingan warga saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Nagekeo, Selasa, 5 Desember 2023 lalu.
Saat itu, mereka mengundang Jokowi melalui media sosial untuk datang ke Desa Keli, sebuah desa di pelosok selatan Nagekeo.
“Lalu dua komunitas ini merespons dan berjanji akan datang ke Desa Keli,” tutur Carles.
Mereka tiba di Keli pada Sabtu sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka berjalan kaki melalui jalur dengan topografi ekstrem yang memakan waktu sekitar dua jam.
Tiba di Keli, mereka disambut antusias warga dan para siswa serta perwakilan dari kecamatan dan desa setempat.
“Mereka bangun kemah di halaman sekolah dan menginap,” ujar Carles.
Kepala SDN Keliwatuwea, Sisilia Kasi, menyampaikan terima kasih kepada dua komunitas ini telah membantu siswa dan masyarakat.
“Merasa sedih dan terharu datang ke sini melihat topografi yang cukup ekstrem dan sulit dijangkau,” kata dia.
Hal serupa juga disampaikan perwakilan masyarakat, Longginus Jo, yang ikut senang dengan kehadiran tim dari Rumah Baca Mustika Ende dan Jaganata Community Bajawa di Keli.
Menurutnya, kegiatan bakti sosial sangat membantu warga yang hidup di daerah pedalaman dan terbelakang.
Ia menambahkan Desa Keli merupakan wilayah pedalaman yang jarang dikunjungi akibat topografi sulit. Keadaan ini berdampak pada tertinggalnya pembangunan pada bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Kunjungan dan bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban hidup masyarakat dan siswa di sini,” kata Longginus.
