Kampanyekan Program “Bela Sikka – Beli Sikka”, Bupati Sikka Gandeng Koperasi Kembangkan Potensi Ekonomi Daerah

Maumere, Ekorantt.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sikka mencanangkan program “Bela Sikka-Beli Sikka” untuk mendorong masyarakat mencintai dan menggunakan produk lokal di Kabupaten Sikka.

Bupati Sikka menjelaskan program itu dengan kata-kata, “kita membeli lebih banyak dari pada kita menjual. Kalau kita berkomitmen menggunakan produk lokal, kita harus beli produk lokal.”

Hal ini disampaikan oleh orang nomor 1 di Sikka ini saat membuka acara workshop pengembangan ekonomi daerah Kabupaten Sikka di Aula Bapelitbang, Selasa (1/10).

Tema workshop yaitu “Pengembangan Potensi Unggulan yang Berdaya Saing.”

Kembangkan Potensi Unggulan

iklan

Menurut Bupati Robby, pemerintah sudah mempelopori program tersebut dengan cara menggunakan produk lokal dalam berbagai kegiatan pemerintah.

“Contohnya, kita menggunakan produk-produk Sikka baik untuk acara maupun penggunaan tenun ikat untuk ke kantor,” imbuhnya.

Bupati Robby menekankan agar semua pihak menghargai semua produk ekonomi lokal masyarakat.

Dia mengimbau masyarakat mengutamakan pembelian produk lokal.

Kecuali kalau tidak mampu, masyarakat baru membeli produk dari luar Kabupaten Sikka.

“Misalnya, minyak goreng, kita harus utamakan beli minyak-minyak produk lokal. Itu baru kita “Bela Sikka-Beli Sikka.” Nanti kita akan kontrol di setiap pasar,” tandas Bupati Robby.

Menurut Bupati Robby, ekonomi suatu daerah bisa maju apabila masyarakat sendiri membentuk pasar.

Dalam teori ekonomi kebudayaan, hal itu disebut kebijakan trade off atau proteksi perdagangan. 

Proteksi perdagangan dilakukan untuk mempermudah para investor lokal membentuk pasar sendiri

Dengan demikian, kemandirian ekonomi daerah Kabupaten Sikka dapat terbentuk.

Menurut Robby, semua komponen mesti memiliki fokus bersama mengurus semua potensi ekonomi di wilayah Kabupaten Sikka.

Misalnya, Koperasi Kredit Pintu Air mengurus hasil laut dan garam.

Kopdit Obor Mas mengurus kelapa.

Kopdit Sube Huter mengurus coklat.

Kopdit Tuke Jung mengurus moke. 

Bupati Robby mencontohkan PDAM Kulon Progo yang memproduksi air mineral sendiri dengan brand “Airku.”

“Bikin air sendiri. Jual sendiri dan hasil penjualannya untuk rakyat sendiri,” katanya.

Peran pemerintah, demikian Bupati Robby, adalah menjalankan dan memfasilitasi fungsi regulasi.

Misalnya, jika Koperasi Tuke Jung mau memproduksi moke dalam berbagai macam segmen, maka pemerintah akan memproteksi agar tidak boleh ada minuman luar yang masuk ke Maumere.

Selanjutnya, Bupati Robby menyebut, Coklat Sikka (Cosik) sejauh ini tidak inovatif.

Padahal, menurut dia, Cosik harus kreatif dan inovatif sesuai dengan permintaan pasar.

Menurut dia, jika pemerintah tidak bisa urus Cosik, maka lebih baik pemerintah membangun mitra dengan Kopdit Sube Huter yang mau mengurusnya.

Bebas dari Pemborosan

Wakil Bupati (Wabup) Sikka Romanus Woga menambahkan, daya dorong awal gerakan koperasi adalah agar masyarakat bebas dari pemborosan.

Sebab, menurut dia, terdapat tiga faktor yang sangat mempengaruhi sikap dan pola tingkah laku masyarakat yang sedang berkembang.

Pertama, sikap lebih baik salah dari pada malu.

Kedua, memberi supaya diberi.

Ketiga, lebih suka menghabiskan dari pada menabung.

Ia menyebut, aset Kopdit di seluruh NTT mencapai Rp5,3 Triliun dengan total jumlah anggota hampir satu juta orang.

Terkait moke, Romanus mengatakan, kalau program moke sudah berjalan, maka para petani moke akan memperoleh banyak kemudahan.

“Bapak mama petani moke tidak lagi cari kayu api untuk masak moke, tetapi cukup turunkan moke putih, kemudian kami jemput dengan mobil, lalu kami bawa ke Nara untuk diolah menjadi berbagai jenis minuman. Harganya pun pasti bagus karena investornya sudah ada,” jelas Wabup Romanus.

Hadir dalam kegiatan itu dinas dan instansi terkait, pelaku usaha koperasi dan UKM, lembaga perguruan tinggi, lembaga keuangan, dan tamu undangan lainnya.

Tampil sebagai narasumber Ketua Kopdit Pintu Air dengan materi pengolahan hasil laut dan garam, Ketua Kopdit Obor Mas dengan materi pengolahan kelapa, Ketua Kopdit Tuke Jung dengan materi pengolahan moke, dan Ketua Kopdit Sube Huter dengan materi pengolahan coklat.

TERKINI
BACA JUGA