Kala Pandemi, Sumbangan PAD Sektor Pariwisata Manggarai Menurun

Ruteng, Ekorantt.com – Selama pandemi Covid-19 melanda, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata Kabupaten Manggarai mengalami penurunan.

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai, Adrianus Husen menyampaikan hal ini kepada Ekora NTT, Jumat (17/9/2021).

“Ya, karena Covid-19. Misalkan tamu-tamu yang dari luar selama pandemi dibatasi untuk ke tempat pariwisata,” ungkapnya.

Merujuk pada data tahun 2019, target PAD dari sektor pariwisata Kabupaten Manggarai sebesar Rp150 juta. Namun yang terealisasi hanya Rp114.105.000 atau 76 %.

Kemudian tahun 2020, pihaknya menargetkan Rp150 juta, yang terealisasi hanya Rp 4.832.000 atau 3,2 %.

iklan

Sedangkan tahun 2021, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai menargetkan PAD sektor pariwisata sebasar Rp100 juta, dan yang terealisasi sementara Rp18.155.000, atau 18,1 %.

“Untuk tahun 2021 sumbang terbesar Kampung Todo, yakni Rp11.275.000, dan Wae Rebo sebesar Rp880.000,” urainya.

Lebih jauh Adrianus menyampaikan, tahun 2021 objek wisata yang sudah siap menerima tamu adalah Kampung Adat Todo dan Wae Rebo, sedangkan yang lain masih dibenahi.

“Untuk sekarang, siapa pun pengunjung yang datang tidak dibatasi, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan. Sehingga setiap objek wisata kita menyarankan untuk menyediakan air cuci tangan, kemudian tamu wajib bermasker,” tegasnya.

Ia berharap masyarakat sebagai motor penggerak objek wisata dapat menjaga destinasi wisata yang ada

“Karena pariwisata di Manggarai masyarakat sendiri yang jadi pengelola,” terangnya.

Program Prioritas

Pada tahun 2020, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai melaksanakan lima program prioritas.

Pertama, program pengembangan destinasi pariwisata. Indikator programnya yaitu meningkatnya pengembangan objek wisata.

Kedua, program pengembangan pemasaran pariwisata. Indikator programnya ialah meningkatnya arus kunjungan wisatawan di Kabupaten Manggarai. Target selama 1 tahun dengan realisasi 100%.

Ketiga, program pengembangan kemitraan. Indikator programnya yakni terwujudnya kerja sama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

Keempat, program pengelolaan kekayaan budaya. Indikator programnya yakni terwujudnya pengelolaan dan pelestarian kekayaan budaya yang optimal.

Kelima, program pengelolaan keragaman budaya. Indikator programnya yaitu, terwujudnya penyelenggaraan festival seni dan budaya daerah.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA