Oleh Anand Krishna*
Berita bahwa Glenn Fredly sudah tidak bersama kita sungguh tidak masuk akal. Bagaimana bisa dia meninggalkan panggung ini? Bagaimana bisa dia pergi sementara peran menantinya? Glenn Fredly adalah sebuah gagasan, dan gagasan tidak mati. Gagasan tetap hidup. Gagasan tetap hidup untuk dipilih oleh Glenn Fredly-Glenn Fredly yang akan datang.
“Jadilah terang, jangan di tempat yang terang … Jadilah terang di tempat yang gelap”–demikian ia pernah bernyanyi. Maaf saya koreksi: demikian ia bernyanyi, karena ia masih bernyanyi, terus menyampaikan pesannya: Jadilah terang, jangan di tempat yang terang, tetapi di tempat yang gelap.
Mudah dan nyaman untuk bergabung dalam pesta orang kaya. Sangat mudah untuk bernyanyi dan menari bersama mereka, untuk mereka. Tapi, tidaklah mudah, tidaklah nyaman untuk bernyanyi, menari, dan berpesta bersama yang miskin.
Glenn tidak memilih yang mudah, tetapi memilih jalan yang jarang dilewati. Dia tidak mengurung dirinya di balik dinding-dinding para pseudo-selebriti, para selebriti semu. Dia merobohkan semua tembok yang membatasi jiwa manusia, dan dengan bebas bernyanyi: “Jadilah jawaban, jangan hanya kau diam… Jadilah jawaban di luar rumahmu…”
Dia meminta kita untuk berhenti mempertanyakan, berhenti mencari jawaban, tetapi menjadi jawabannya. Dia memohon kita untuk keluar dari zona nyaman kita, dan menghadapi kenyataan di luar.
Apa yang bisa kita lakukan untuk meringankan penderitaan sesama yang kurang beruntung? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengangkat semangat mereka? Apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan mereka dari kezaliman? Diamnya kita bukan emas. Diamnya kita menunjukkan ketidakpekaan kita terhadap mereka yang menderita. Diamnya kita menjadi saksi atas kepengecutan kami.
“Jadilah garam, jangan di tengah lautan… Jadilah harapan, jangan hanya berharap”. Dia menekankan maksudnya dalam lirik ini.
Lautan sudah asin. Tidak perlu menambahkan garam lagi. Saya ingat saat Glenn merayakan ulang tahunnya di antara sesama yang membutuhkan, para tunawisma, mereka yang tertindas. Saya ingat dia bernyanyi dan menari bersama mereka. Keceriaannya adalah keceriaan khas anak-anak yang tidak pernah bisa digambarkan. Huruf dan kata-kata tidak pernah bisa menggambarkan lagu-lagu jiwanya secara utuh.
Di tengah mereka yang menghabiskan uang milyaran untuk pesta dan memberi makan mereka yang sudah kelebihan makanan, Glenn berdiri sendiri. Tetapi, ingatlah, dia tidak kesepian. Dia bernyanyi untuk kemanusiaan. Dan, seluruh umat manusia bernyanyi bersamanya.
“Jadilah jawaban, jangan hanya ucapan… Jangan tambahkan beban, jadilah terang…”. Dia to the point, dia tidak bertele-tele: Hentikan semua retorika, cukup sudah pidato, ceramah, jadilah Jawaban… Jangan menambah beban (manusia yang menderita), jadilah terang (untuk meringankan beban mereka, untuk mencerahkan hidup mereka)…
Sang Penyair Spiritual dalam diri Glenn memungkinkannya untuk tidak menggunakan bahasa keren dan berbunga-bunga. Sang Aktivis dalam dirinya tidak mengizinkannya untuk membuang waktu. Dia sedang terburu-buru untuk menawarkan solusi bagi semua masalah yang kita hadapi, solusi yang ada di dalam diri kita.
Tidak ada filsafat, tidak ada kitab suci, tidak ada nasihat yang dapat mengenyangkan mereka yang kelaparan. Tidak ada kata-kata penghiburan yang dapat membantu mereka yang tertindas tirani dan kezaliman. Berdirilah! Berdirilah bersama mereka, layani mereka.
Dan, akhirnya: “Kedamaian yang kita inginkan hanya ada jika hati kita bersama”. Pesannya adalah pesan abadi dari para Master yang mengunjungi umat manusia: Pesan kebersamaan.
Bagaimana kita bisa tidur nyenyak sementara tetangga kita tidur dengan perut kosong? Bagaimana kita bisa tenang sementara begitu banyak orang di sekitar kita mengalami diskriminasi dan ketidakadilan yang tidak manusiawi?
Glenn, sahabatku terkasih, misimu belum tercapai, belum…. Engkau tidak akan pernah bisa meninggalkan kami. Engkau akan tetap bersama kami, selamanya, melalui lagu-lagumu yang abadi. Engkau hidup dalam ingatan kami, dan ketika kami sudah tidak ada, ingatan itu akan diwarisi oleh orang lain.
Glenn, kami tidak dapat melihatmu, tetapi kami dapat merasakanmu, dan perasaan ini, perasaan hati ini akan melahirkan ribuan Fredly-Fredly lain untuk terus mengerjakan misimu.
*Humanis Spiritual, Penulis 180+ buku, berdomisili di Ubud, Bali
Tulisan yang sangat indah dan menyentuh.
Inilah Rasa kemanusiaan seorang penyanyi yang terekam dan digambarkan seorang penulis lewat kemanusiaannya juga.
Jarang saya membaca obituari seindah ini. Terima kasih, Pak Anand! Ini membuat saya melihat dari sisi lain seorang Glenn Fredly
Wah artikel yang mencerahkan sekali Pak Anand, memang luar biasa seorang Glenn Fredly, kita bisa tau dari musik dan lirik lagunya. Pesan “Kedamaian yang kita inginkan hanya ada jika hati kita bersama” akan selalu kita kenang dan praktekkan dalam hidup sehari-hari.
Tulisan ini bisa membuat saya menyadari bahwa Glenn Fredly adalah seorang artis sekaligus spiritualis.
Syair-syair lagunya yang diulas di artikel ini sungguh luar biasa.
Terima kasih Bapak Anand Krishna atas tulisan ini.
Kedamain dan kebesaran hati akan dapat menyentuh jiwa di kedalaman lubuk hati dwngan tanpa basa basi.
Woow keren sekali perspektif berbeda dari bpk. Anand Krishna ttg seorang aktivis penyanyi Glenn Fredly…ditunggu tulisan2 berikutnya. Terima kasih.
Kita hanya melihat Glenn Fredly seorang penyanyi, namun sesungguhnya ia beda dengan penyanyi umumnya. Ia memiliki sisi Kemanusiaan. Ia manusia seutuhnya yang bisa merasakan derita orang lainnya.
Hanya seorang humanist seperti Bapak Anand Krishna bisa melihat sisi Glenn Fredly….
Sedih juga mengetahui berita tentang meninggalnya Glen
Tapi setuju dengan tulisan ini bahwa karya beliau akan slalu ada
Suka banget ama lagu-lagu Glen Fredly tapi baru menyadari lewat tulisan ini ternyata jiwa Glenn begitu spiritual..luar biasa..
Woow tulisan yang sangat bagus Pak Anand, terima kasih! Saya hanya mendengarkan lagu2nya Glenn tanpa melihat pesan2 yang disampaikannya, Pesan Kebersamaan dan Pesan Kehidupan.
Sungguh luar biasa