Cerita Sekda Matim yang Baru Sembuh Covid-19: Taat Prokes hingga Tekun Berdoa

Borong, Ekorantt.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Timur (Matim), Boni Hasudungan Siregar, baru dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada Selasa (3/2/2021). Ia termasuk pasien Covid-19 yang sembuh dalam waktu yang singkat: delapan hari.

Boni membagikan pengalamannya selama 15 hari terakhir, terhitung sejak 19 Januari sampai 3 Februari 2021 – sejak sebelum terpapar Covid-19, selama terpapar, hingga pulih.

Ia mengisahkan, Selasa sore, 19 Januari 2021, sehari setelah mendapat kabar Bupati Matim Andreas Agas Positif Covid-19, dirinya mengikuti rapid test antigen dan hasilnya negatif. Ia mengikuti rapid test antigen karena pernah kontak fisik dengan Bupati Agas.

“Rabu paginya saya masuk kantor, ada rapat terbatas. Selesai rapat, karena merasa kurang sehat, saya  minta izin ke Bapak Wakil Bupati untuk pulang duluan. Saya istirahat total di rumah saja selama 5 hari. Tidak kemana-mana,” cerita Boni.

Ia kemudian kembali masuk kantor pada Senin 25 Januari 2021. Ada beberapa diskusi dan pertemuan yang ia laksanakan sepanjang hari itu.

iklan

“Sore harinya, sepulang dari kantor, karena flu saya memutuskan ke RSUD Borong  untuk rapid test antigen, hasilnya saya positif,” ujarnya.

“Saya lantas menghubungi isteri saya agar bersama anak-anak dan semua yang di rumah untuk rapid test antigen. Hasilnya, isteri saya saja yang positif,” tambahnya.

Ia mengatakan, “Sampai saat ini, saya tidak tahu, di saat kapan saya terjangkit Covid-19.”

Sejak hasil test antigen negatif sampai hasil test antigen positif, katanya, setiap bertemu orang, ia tidak bersentuhan, termasuk tidak bersalaman dengan tangan terkepal.

“Saya pakai masker, jarak saya dengan lawan bicara lebih dari 1 meter. Hanya kesalahan saya saat bicara sesekali menurunkan masker karena terasa sesak kalau sambil bicara,” tuturnya.

Setelah mendapatkan hasil rapid test antigen positif, Boni meminta untuk test swab PCR, dan hasilnya positif. Ia kemudian memutuskan untuk karantina mandiri di rumahnya di Ruteng, Kabupaten Manggarai.

“Selama menjalankan karantina, saya ikuti semua saran dari Dinas Kesehatan. Saya minum semua obat dan vitamin yang dianjurkan,” katanya.

Boni menceritakan bahwa setelah tahu dirinya positif Covid-19, ada sekitar 500 saudara, rekan kerja, dan sahabat yang menghubunginya via WhatsaApp dan Facebook, menyampaikan rasa empati dan prihatin kepadanya.

Mereka mendoakan agar ia cepat pulih, memberi semangat, menganjurkan berbagai hal, mulai dari makan buah, minum jus nenas, minum air kelapa, menghirup uap minyak kayu putih, senam pernafasan, bahkan ada yang mengantar daun daunan untuk terapi uap.

“Semuanya saya jalankan,” ujarnya.

Ia juga tetap menjalankan senam Ping Shuai Kung yang selama ini ia biasa lakukan setiap hari.

Lalu, selama karantina, lanjutnya, ia hanya tiga kali berjemur di sinar matahari karena di Ruteng terjadi dureng.

Boni mengungkapkan bahwa sepanjang hari selama karantina mandiri, ia dan istrinya selalu berada di dalam kamar dan hanya keluar untuk olahraga pagi, sekitar 45 menit. Mereka memilih berdiam di kamar supaya virus tidak menular kepada anak-anak dan semua orang yang tinggal di rumah mereka.

“Setelah menjalani karantina 3 hari flu saya sudah sembuh dan tidak ada gejala lain. Tensi normal, suhu tubuh normal, SPO2 (oksigen dalam darah) normal. Penciuman dan rasa sejak awal normal,” ceritanya.

“Lalu, hari ini setelah 8 hari menjalani karantina mandiri, saya dan istri rapid test antigen. Puji Tuhan hasilnya sudah negatif,” imbuhnya.

Ikut Prokes hingga Tekun Berdoa

Boni mengatakan, sesuai pengalamannya itu, kita diingatkan untuk taat pada protokol kesehatan, hindari pertemuan sebisa mungkin. Sebab, setiap orang berpotensi membawa virus walaupun kondisinya terlihat sehat.

“Dan jangan turunkan masker walau hanya sekejap,” sarannya.

“Test antigen negatif tidak menjamin kita negatif selamanya. Detik ini kita negatif, tapi kalau kita lalai, maka tidak menutup kemungkinan pada detik berikutnya kita positif,” tambahnya.

Ia menyarankan agar jangan cemas jika terpapar Covid-19. Jalankan karantina dengan disiplin yang ketat untuk melindungi orang-orang di sekitar kita yang kita cintai. Ikuti semua anjuran dokter. Baca atau nonton  testimoni dari orang lain yang telah sembuh terlebih dahulu dan sebisa mungkin ikuti pengalamannya.

“Dan bertekun dalam doa karena hanya atas perkenaan-Nya saja bisa dipulihkan,” katanya.

Ia menyampaikan terima kasih atas doa, dukungan serta saran dari semua saudara dan sahabatnya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat ia bisa bebas dari Covid-19.

“Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat. Salam sehat untuk kita semua.Tuhan memberkati,” pungkasnya.

 

TERKINI
BACA JUGA