Kisah Inspiratif Ibu Anselina, Mengais Rezeki dari ABK untuk Membiayai Tiga Calon Imam Katolik

Maumere, Ekorantt.com – Ibu adalah seorang wanita yang begitu perkasa, tegar, sekaligus mencintai semua anaknya. Karena ibulah kita hadir di dunia ini.

Tentu saja, hal ini membuat ibu menjadi pahlawan sejati dalam hidup kita. Tidak cukup sampai disitu saja, ibu juga bersedia mengorbankan segala sesuatunya hanya demi anaknya.

Seperti kisah insipratif dari ibu Anselina Yeti (52) warga RT 002, RW 009 Wairklau, Kelurahan Kota Uneng-Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Perempuan paruh bayah ini rela menjual nasi kuning dan gorengan demi membiayai pendidikan ketiga anaknya yang kini semuanya calon Imam Katolik.

Ketiga calon Imam itu diantaranya; Diakon Marselinus Yerisko, SX, yang sedang berada di Mexico dimana bulan Juli 2021 akan ditahbiskan menjadi Imam. Kemudian Paulus Rivaldus Terong, mahasiswa tingkat II Seminari Tinggi Ritapiret Nita Flores dan Arnoldus S.T. Liarian, yang kini sedang mengenyam pendidikan di Seminari San Dominggo Hokeng, Flores Timur.

iklan

Ibu Anselina memang memiliki niat dengan mempertaruhkan segala risiko agar ketiga anaknya lolos menjadi Imam. Bermodalkan lapak berukuran 2×5 di halaman Biara Alma, Jalan Wairklau Maumere, ia menjajakan jualan ke anak berkebutuhan khusus. Ia mengais rezeki disana demi ketiga anaknya.

Ditemui Ekora NTT awal Mei lalu, Anselina mengisahkan niat ia dan suaminya Hubertus Urbanus membiayai pendidikan tiga anaknya. Mereka menyisihkan biaya pendidikan dari hasil lapak nasi kuning, gorengan dan ikan.

Pasangan suami istri ini memang konsisten menabung sejak mereka di pelaminan. Rutinitas menabunglah dapat membantu meringankan beban biaya pendidikan untuk buah hati mereka.

“Seberapapun hasil yang kami peroleh baik dari jualan nasi kuning, gorengan dan ikan selalu kami sisihkan untuk ditabung di celengan. Kami biasa membayar uang sekolah per semester,”kata Anselina.

Selain berjualan nasi kuning dan gorengan, Anselina ternyata rajin menenun. Ia juga mendapatkan hasil dari tenunan meski tak seberapa.“Karena prosesnya agak lama bisa sampai dua bulan baru bisa hasilkan selembar sarung,” jelas Anselina.

Karena kondisi ekonomi pas-pasan, pasutri Hubertus-Anselina selalu berpesan kepada anak-anaknya agar selalu hidup hemat. Dari awal keduanya memang bercita-cita agar anak-anak mereka memiliki pengetahuan yang cukup, termasuk satu-satunya putri mereka Stefania Nona Erlin, Alumni D3 Manajemen Perkantoran jebolan AMA YPK Yogyakarta yang kini sedang bekerja di PT Jema Indo Mandiri Jakarta.

“Kami selalu menanamkan dalam diri keempat anak dengan ilmu bukan harta,”pintasnya.

Berkat Kasih

Anselina mengisahkan tahun 2017 ia menemui Suster Pemimpin Biara Alma Wairklau untuk menjajakan jualanya di kompleks panti itu. Awal jualan itu bermodal Rp 500 ribu dari hasil jualan sarung.

“Saya bertemu dengan pimpinan biara dan mengungkapkan keluh kesah saya sebagai penjual nasi dan gorengan. Berkat kasih dan kemurahan hati pimpinan biara akhirnya saya diizinkan untuk membangun lapak jualan di bagian luar tembok biara berhadapan dengan RSUD TC Hillers Maumere,” tutur Anselina dengan mata berkaca-kaca.

Anselina nampak tak kuasa menahan air mata. Selain merindukan ketiga anaknya agar menjadi imam, ia pun merasa terharu keterbukaan biara terhadapnya. Disisi lain pun ia merasa sedih melihat kondisi anak-anak berkebutuhan khusus dibawah asuhan para suster Alma tersebut.

Apalah daya, Anselina hanya menyisihkan sedekah kepada anak panti itu lalu mendoakan agar anak-anak berkebutuhan khusus itu selalu sehat dan mendapatkan perhatian yang cukup.

“Saya hanyalah ibu yang lemah dan selalu mengasihi anak-anak ini,”katanya.

Anseli menambahkan mencari uang dengan jualan nasi dan gorengan tidak selamanya memberi banyak pemasukan tergantung rezeki. Anggota Legio Maria Gunung Karmel Wairklau sejak tahun 2004 berujar dengan berdoa Rosario tiap hari Tuhan akan memberikan rezeki sedikit demi sedikit untuk keluarga.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA