Kisah Tadeus Tara, Penjual Kain Tenun di Pasar Alok Maumere

Maumere, Ekorantt.com – Sudah delapan tahun Tadeus Tara (69) menjemput rezeki dengan berdagang kain tenun ikat di Pasar Alok Maumere. Ia menjajakan berbagai macam motif kain tenun di salah satu los yang ia beri nama Ina Kotin Mapitara.

Ditemui Ekora NTT, Rabu (24/8/2022), Tadeus menuturkan bahwa ia menjual kain tenun bermodalkan niat dan tekad yang kuat. Itu prinsip yang ia pegang sejak awal.

“Kalau modal, itu urusan kedua. Saya awalnya tidak punya modal yang besar, tapi saya punya tekad yang kuat,” kata Tadeus.

Tadeus menjual kain tenun dengan berbagai variasi motif. Sebagai besar berasal dari Sikka. Tapi ada juga kain tenun dari beberapa wilayah di NTT.

“Tenun-tenun tersebut saya beli atau pesan dari penenun atau orang-orang yang mau menjual kepada saya kemudian saya menjualnya kembali dengan harga yang bisa dapat untung,” jelasnya.

iklan

Mengenai harga, kata Tadeus, berkisar Rp300-Rp1 juta per lembar. Bahkan ada yang dijual seharga Rp5 juta per lembar.

“Tergantung variasi motif tenunnya, dan pelanggannya biasa dari orang-orang Maumere, ada juga yang dari luar Maumere,” ujarnya.

Meskipun tidak menyebutkan nominal keuntungannya, Tadeus mengatakan keuntungan dari menjual kain tenun cukup untuk menafkahi keluarga dan menyekolahkan anaknya.

“Kami punya lima orang anak dan sudah jadi kewajiban kita orang tua untuk cari makan,” tuturnya.

Usaha menjual kain tenun tidak selalu berjalan mulus. Rintangan pasti ada dalam perjalanan usaha. Tapi karena tekadnya yang kuat, Tadeus dengan mudah menghadapinya.

Hal itu dirasakan saat pandemi mendera selama dua tahun belakangan. Pemasaran kain tenun sempat tersendat.

Tadeus kehilangan pembeli. Akibatnya, pendapatan merosot, bahkan tidak ada sama sekali selama beberapa bulan.

“Kita biasa ramai pembeli. Tapi saat pandemi, pembeli tidak ada. Mau bilang apa,” keluh Tadeus.

Untung saja Tadeus tidak putus asa. Dan ketika kasus Vovid-19 mulai melandai dan roda ekonomi perlahan-lahan pulih, usahanya kembali berjalan.

Tadeus berharap pemerintah bisa mendorong masyarakat untuk mencintai lain tenun produk lokal. Selain untuk mendongkrak pelaku ekonomi seperti dirinya, itu juga dilakukan agar warisan kain tenun tetap terjaga.

“Kami hidup dari sini. Mudah-mudahan pemerintah bantu sehingga kita punya tenun juga tetap ada,” harap Tadeus.

Nofia Rosmalinda Ona

TERKINI
BACA JUGA